Rusa di New York Tertular Omicron, Picu Kekhawatiran Muncul Varian Baru Virus Corona
Meskipun tidak ada bukti bahwa hewan menularkan virus itu ke manusia, sebagian besar infeksi virus corona dilaporkan pada spesies yang memiliki kontak dekat dengan seseorang yang terinfeksi COVID-19, menurut Departemen Pertanian AS (USDA).
Penemuan varian Omicron pada rusa ekor putih di New York menimbulkan kekhawatiran spesies yang berjumlah 30 juta di Amerika Serikat itu dapat menjadi inang dari varian baru virus corona, kata seorang peneliti di Amerika Serikat kemarin.
Darah dan beberapa sampel usap hidung dari 131 rusa yang ditangkap di Staten Island, New York mengungkapkan bahwa hampir 15 persen memiliki antibodi virus.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Apa itu virus? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
-
Kenapa cromboloni viral di media sosial? Tips Membuat Cromboloni saat ini tengah ramai menjadi perbincangan di media sosial khususnya Tiktok.
-
Bagaimana mutasi virus Corona pada pria tersebut terjadi? Selama masa infeksi, dokter berulang kali mengambil sampel dari pria tersebut untuk menganalisis materi genetik virus corona. Mereka menemukan bahwa varian asli Omicron BA1 telah mengalami lebih dari 50 kali mutasi, termasuk beberapa yang memungkinkannya untuk menghindari sistem kekebalan tubuh manusia.
-
Di mana virus-virus kuno itu ditemukan? Ilmuwan berhasil menghidupkan kembali virus prasejarah berusia 48.500 tahun yang terperangkap dalam permafrost (lapisan tanah beku) di Siberia.
Temuan itu menunjukkan bahwa hewan tersebut memiliki infeksi virus corona sebelumnya dan rentan terhadap reinfeksi berulang dengan varian baru, kata para peneliti yang dipimpin oleh para ilmuwan Universitas Negeri Pennsylvania.
“Sirkulasi virus dalam populasi hewan selalu meningkatkan kemungkinan menginfeksi kembali ke manusia, tapi yang lebih penting sirkulasi itu memberikan lebih banyak peluang bagi virus untuk berevolusi menjadi varian-varian baru,” kata Suresh Kuchipudi, ahli mikrobiologi veteriner di universitas tersebut.
“Ketika virus benar-benar bermutasi, maka virus itu dapat lolos dari perlindungan vaksin saat ini. Jadi kami harus mengubah vaksin lagi,” kata Kuchipudi, seperti dilansir Antara mengutip Reuters, Rabu (9/2).
Penemuan itu --pertama kali Omicron terdeteksi pada hewan liar-- muncul saat lonjakan infeksi COVID-19 yang dipicu oleh varian tersebut mereda di antara populasi manusia AS.
Meskipun tidak ada bukti bahwa hewan menularkan virus itu ke manusia, sebagian besar infeksi virus corona dilaporkan pada spesies yang memiliki kontak dekat dengan seseorang yang terinfeksi COVID-19, menurut Departemen Pertanian AS (USDA).
Pada Agustus, pemerintah AS mengatakan pihaknya menemukan kasus pertama rusa liar yang terinfeksi COVID-19 di dunia di Ohio, memperpanjang daftar hewan yang diketahui telah dites positif mengidap penyakit tersebut.
Temuan itu didasarkan pada sampel yang dikumpulkan dari rusa beberapa bulan sebelum varian Omicron yang sangat bermutasi muncul untuk menggantikan varian Delta yang sebelumnya dominan pada manusia di seluruh dunia.
USDA sebelumnya telah melaporkan COVID-19 pada hewan, termasuk anjing, kucing, harimau, singa, macan tutul salju, berang-berang, gorila, dan cerpelai.
(mdk/pan)