Sabra, Superhero Israel Agen Mossad yang Tuai Kecaman
Bagi jutaan orang Palestina, Sabra bukanlah superhero karena melambangkan ketakutan, penindasan, dan kekerasan. Sama seperti yang dilakukan oleh badan keamanan dan intelijen Israel.
Disney, perusahaan hiburan dan media terbesar di dunia kembali membuat kehebohan karena memasukkan tokoh pahlawan superhero asal Israel bernama "Sabra" ke dalam franchise film Marvel.
Keputusan yang diumumkan pada D23 Expo akhir pekan lalu itu dikritik luas karena menyinggung orang-orang Palestina dan Arab di seluruh dunia.
-
Apa yang dilakukan komika Inggris tersebut kepada seorang investigator asal Israel? Seorang komika asal Inggris meroasting secara langsung seorang investigator asal Israel yang sedang bekerja melakukan penyelidikan kejahatan perang yang ada di Ukraina.
-
Apa yang dilakukan oleh tentara Israel di foto viral tersebut? Foto-foto tersebut menunjukkan penghinaan terang-terangan terhadap Islam dan warganet meminta pihak berwenang Arab Saudi untuk mengambil sikap yang lebih tegas terhadap Israel.
-
Siapa yang mengutuk kebrutalan Israel dalam video tersebut? Sejumlah pihak mengecam kebrutalan Israel dalam video tersebut. Salah satunya berasal dari mantan agen CIA, Edward Snowden.
-
Siapa yang mengunggah foto viral tentara Israel? Foto-foto tersebut tersebar di platform media sosial X pada awal pekan ini yang diunggah pengguna bernama Tamer.
-
Apa yang terjadi dalam video kebrutalan Israel yang viral? Dalam video tersebut, pasukan Israel menembak mati empat warga sipil Palestina menggunakan drone.Empat warga sipil dipastikan tidak bersenjata dan ditembak saat sedang berjalan di sebuah tempat. Dalam video tersebut tampak empat pemuda berjalan di antara reruntuhan di daerah Al-Sika di Khan Younis, Jalur Gaza selatan pada awal Februari lalu.
-
Apa yang membuat Israel dikenal sebagai 'Startup Nation'? Israel sering dijuluki sebagai "Startup Nation" karena tingginya jumlah perusahaan teknologi yang lahir di negara ini. Meskipun populasinya hanya sekitar 9 juta jiwa, Israel memiliki lebih banyak perusahaan yang terdaftar di bursa NASDAQ daripada negara-negara Eropa gabungan.
Dikutip dari The Independent, Selasa (13/9), tokoh "Sabra" adalah agen Mossad dan polisi Israel di siang hari dan “pahlawan superhero” Israel di malam hari.
Bagi jutaan orang Palestina, Sabra bukanlah superhero karena melambangkan ketakutan, penindasan, dan kekerasan. Sama seperti yang dilakukan oleh badan keamanan dan intelijen Israel.
Hingga kini, warga Palestina hidup di tengah medan pertempuran. Bahkan bulan lalu, Israel melancarkan serangan ke Jalur Gaza yang setidaknya membunuh 10 penduduk Palestina, termasuk anak-anak.
Bukan hanya itu, pemerintah Israel mengusir penduduk Palestina, menerapkan sistem apartheid, dan perlakukan lain-lain sehingga perdamaian sulit hadir di wilayah itu. Sebab itu Sabra sulit untuk digambarkan sebagai pahlawan mengingat perlakuan pemerintah Israel kepada penduduk Palestina.
Sebelumnya, Sabra pertama kali muncul di komik Hulk pada 1980. Sabra digambarkan sebagai pahlawan superhero yang memerangi musuh-musuh Israel yang bukan lain adalah teroris-teroris Arab.
Dalam komik itu, Sabra memiliki pandangan bahwa penduduk Arab Palestina itu bukan manusia. Bahkan tertulis “The Hulk harus membuatnya (Sabra) melihat bocah Arab yang mati ini sebagai manusia”.
Kata ‘Sabra’ sendiri memiliki arti yang kontroversial sebab nama itu mengingatkan kembali penduduk Palestina akan pembunuhan massal Sabra dan Shatila yang terjadi pada 1982. Kala itu, pasukan Israel yang menduduki wilayah selatan Lebanon mengepung kemah pengungsi Palestina bernama Sabra dan Shatila.
Dalam pembunuhan massal itu, setidaknya 3.500 pengungsi Palestina dibunuh oleh pasukan Israel. Bahkan selama dua hari, pasukan Israel menembakkan suar untuk menerangi kamp itu dan melanjutkan pembantaian.
Keputusan Disney untuk memasukkan Sabra ke dalam film “pahlawan superheronya” dapat dilihat sebagai upaya untuk menggambarkan badan intelijen dan pasukan Israel sebagai pahlawan di tengah perilaku kontroversinya.
Disney pun dapat dianggap tidak imbang secara politik sebab Sabra hanya akan menceritakan dari satu sudut saja, yaitu sudut Israel dan bukan Palestina.
Reporter Magang: Theofilus Jose Setiawan
(mdk/pan)