Salah Urus, Para Presiden ini Bikin Negara Bangkrut
Para presiden negara-negara ini bukannya membuat negara makin maju, malah membuat negara makin mundur dan bangkrut:
Sejarah mencatat, ada banyak pemimpin gagal dalam mengelola negara. Gagal membawa negaranya makmur. Yang ada negaranya menjadi miskin dan bangkrut karena banyak utang.
Kegagalan terjadi kerena pemimpin dalam sebuah negara itu salah mengurus negara. Karena salah urus, kondisi negara dampaknya.
-
Kapan Hari Bela Negara diperingati? Setiap 19 Desember, bangsa Indonesia memperingati Hari Bela Negara.
-
Siapa Nabila? Lebih jauh mengenal sosok Nabila, Merdeka telah merangkum deretan fakta sosoknya berikut ini. Simak selengkapnya. Nabila diketahui merupakan gadis yang berasal dari Surabaya. Ia kini baru menginjak usia 23 tahun. Publik mengenal Nabila sebagai perempuan bersuara unik. Ia terkenal setelah video covernya tersebar luas di Tik Tok maupun Instagram.
-
Kapan Hari Afro Sedunia diperingati? Tepat pada hari ini, menarik untuk dibahas lebih jauh sejarah Hari Afro Sedunia dan berbagai fakta menarik dari rambut afro.
-
Dimana tempat wisata yang menyajikan pemandangan seperti di Afrika? Savana Tianyar menawarkan kepada para pengunjung suasana savana seperti di Afrika. Di sini, Anda pun juga dapat menikmati keindahan pemandangan dengan latar belakang Gunung Agung.
-
Kapan leluhur Warga Negara Suriname itu pergi ke Suriname? Berdasarkan penuturan Mbak Saskia, Mbah Wiryodilopo ditinggal orang tuanya ke Suriname pada tahun 1920-an.
-
Mengapa banyak negara di dunia bernama Guinea? Dari Papua Hingga Afrika, Mengapa Banyak Negara di Dunia Bernama Guinea? Ketika kita mencari nama Guinea di internet, bisa jadi kita akan menemukan bahwa ternyata terdapat empat negara dengan nama tersebut. Bahkan negara tetangga kita yaitu Papua Nugini juga menyandang nama Guinea.
Berikut catatan tentang beberapa pemimpin yang gagal mengurus negara:
Mantan Presiden Zimbabwe Robert Mugabe
Zimbabwe mengalami krisis ekonomi parah setelah Presiden Robert Mugabe mengeluarkan kebijakan radikal soal distribusi lahan pada akhir 1990-an dan awal 2000an. Negara ini akhirnya mengalami kekurangan bahan pokok kronis. Sementara itu, bank sentral Zimbabwe terus mencetak uang untuk membiayai defisit anggaran. Akhirnya terjadi kenaikan harga yang menggila di Zimbabwe. Puncaknya, harga bisa naik dua kali lipat setiap 24 jam.
Pada 2015, Zimbabwe mengalami krisis yang sangat parah. Nilai mata uang dolar Zimbabwe hancur berantakan setelah negara tersebut dilanda krisis ekonomi dan hiperinflasi pada 2008 dan 2009 silam. Mata uang Zimbabwe menjadi tidak bernilai karena bank sentral Zimbabwe terus mencetak uang untuk menutupi defisit anggaran yang mendalam. Akibatnya, USD 1 setara dengan 35.000 triliun dolar Zimbabwe.
Bahkan 100 miliar Zimbabwe hanya cukup untuk membeli 3 butir telur. Untuk mengatasi ini, Zimbabwe akhirnya menghapus peredaran mata uang dolar Zimbabwe, dan menggantinya dengan dolar Amerika.
Presiden Venezuela Nicolas Maduro
Ada kesalahan Maduro saat memimpin Venezuela, sampai membuat negara itu mengalami inflasi yang parah. Seperti diketahui, kas Venezuela bersumber dari ekspor minyak. Jika harga minyak sedang naik, maka pemasukan negara banyak. Dahulu saat Hugo Chavez menjadi presiden Venezuela, kas negara itu diberikan pada rakyat miskin berupa rumah.
Namun pada 2013, Chavez meninggal dunia, dan digantikan oleh Maduro. Ia melanjutkan tradisi Chavez. Pada 2016, harga minyak anjlok. Kas Venezuela bahkan habis. Rakyat miskin tak bisa melakukan apapun.
Maduro salah ambil keputusan untuk selesaikan masalah ini. Bukannya menambah lini produk ekspor minyak, melainkan mencetak uang sebanyak mungkin. Nilai tukar bolivar melorot tajam. Inflasi tak terkendali dan tingkat harga barang naik hingga 1000 persen.
Mantan Presiden Gambia Yahya Jammeh
Kondisi Gambia sempat memanas pasca pemilu 1 Desember 2016. Saat itu, Jammeh bersaing dengan Adama Barrow memperebutkan kursi nomor satu di Gambia. Jammeh ternyata kalah. Ia sempat menerima hasil pemilu. Namun beberapa hari kemudian, ia menolak hasil pemilu dan meminta pemilu ulang.
Belum ada pemilu ulang, Jammeh malah kabur ke luar negeri dengan membawa kabur seluruh harta kekayaannya beserta seluruh harta negara senilai USD 11 juta atau Rp 147,1 miliar waktu itu. Alhasil kas negara kosong dan tak ada cadangan.
Menurut Fatty, otoritas bandara utama Gambia sebenarnya telah diberi tahu untuk tidak membiarkan barang-barang mewah Jammeh keluar dari Gambia. Jammeh kabur pada 21 Januari 2017 dan tak diketahui ke mana tujuannya.