Sejoli baru Timur Tengah
Diam-diam Saudi dan Israel makin lengket.
Setelah hubungannya dengan Amerika Serikat tidak lagi hangat, Israel memang tengah mencari negara sekutu kuat lain. Ternyata tidak perlu jauh-jauh. Mereka menemukan rekan sejati sesama wilayah Timur Tengah, Arab Saudi.
Ibarat jodoh tidak kemana, persekutuan Saudi dan Israel terjadi begitu saja. Kesamaan visi dan misi dalam membenci Republik Islam Iran menjadi dasar utama. Saudi memang punya dendam pribadi dengan Negeri Mullah itu. Jangan tanyakan Israel. Nampaknya mereka lah musuh abadi Iran.
-
Kapan Timnas Indonesia bertanding melawan Arab Saudi? Maarten Paes akhirnya melakukan debutnya bersama Timnas Indonesia dan hasilnya cukup mengejutkan. Sebelumnya, Paes diperkirakan tidak akan tampil saat Timnas Indonesia bertandang ke markas Timnas Arab Saudi pada matchday 1 Grup C ronde 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, yang berlangsung pada Jumat (06/09/2024).
-
Mengapa Arab Saudi dianggap lebih diunggulkan saat melawan Indonesia? Selain sebagai tuan rumah, tim yang dilatih oleh Roberto Mancini juga memiliki kualitas pemain dan pengalaman yang lebih baik dibandingkan Indonesia.
-
Kenapa Timnas Indonesia ke Arab Saudi? Sebagian anggota Timnas Indonesia telah tiba di Arab Saudi menjelang Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia pada Senin pagi, 2 September 2024, waktu setempat.
-
Kapan Timnas Indonesia main lawan Arab Saudi? Timnas Indonesia akan menghadapi Arab Saudi dalam laga pertama putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 di Stadion King Abdullah Sports City, Jeddah, pada Jumat (6/9/2024) dini hari WIB.
-
Kapan patung unta di Arab Saudi ditemukan? Sederet patung unta berukuran sesuai aslinya ditemukan pada 2018 lalu di Arab Saudi utara.
Kerjasama Israel dan Saudi ternyata sudah terjalin sejak lama. Fakta membuktikan Saudi sudah tiga tahun belakangan menyewa anak perusahaan keamanan asal Negeri Bintang Daud itu, G4S al-Majal, demi mengamankan haji.
Saban tahun ibadah itu memerlukan 700 ribu personil keamanan agar haji berjalan lancar. Fakta ini jelas mengejutkan seperti dilansir abna.ir (14/10). Meski demikian belum diketahui bagaimana jenis kerja sama sesungguhnya dengan perusahaan Induk G4S bermarkas di Israel.
Saudi mengabaikan kecaman pelbagai pihak sebab kerjasama keamanan ini. Bahkan imam besar Masjid Al-Aqsa Syekh Ekrima Sabri sudah memfatwakannya menjadi kejahatan. "Mereka membantu penjajah tanah Palestina. Siapa membantu penjajah adalah penjajah juga," ujar Sabri.
Laporan mengejutkan juga dilansir harian the Sunday Time dan dipaparkan surat kabar Haaretz (17/11). Mereka memberikan bukti adanya kerjasama Saudi dan Israel menyerang Iran. Bahkan Ibu Kota Riyadh mempersilakan Negeri Zionis itu melintasi wilayah udaranya demi menyerang Iran.
Selain itu Saudi pun berjanji menyediakan pesawat tanpa awak, helikopter penyelamat, serta pesawat tanker demi serangan ini. Langkah itu diambil lantaran gagal kesepakatan antara negara barat dengan Iran soal penghentian program nuklir berlangsung di Kota Jenewa, Swiss.
"Ketika perjanjian Jenewa ditandatangani maka pilihan untuk melancarkan serangan militer akan kembali dipertimbangkan. Pihak Saudi sangat marah dan bersedia mendukung penuh Israel," ujar Times mengutip sejumlah sumber.
Namun setelah pemberitaan itu turun, Saudi ternyata membantahnya. "Sebuah sumber resmi di Kementerian Luar Negeri Saudi telah menyangkal keakuratan artikel (the Sunday Times), juga keberadaan jenis hubungan dengan Israel pada setiap tingkat," kata kantor berita Saudi, seperti dilansir stasiun televisi Al Arabiya (19/11).
Mereka mengaku hanya mengecam enam negara kekuatan dunia yakni Amerika, Inggris, Prancis, Jerman, Rusia, dan China yang lambat menangani persoalan pengembangan uranium di Ibu Kota Teheran.
Saudi boleh jadi membantah terang-terangan dukungannya bagi Israel. Bukti tercium justru bilang sebaliknya. Diam-diam intelijen negara itu mengunjungi Israel. Entah untuk apa.
Baca juga:
Diam-diam 'pacaran'
Delegasi Saudi temui pejabat militer Israel
Bos intelijen Saudi bertemu direktur Mossad
Kepala intelijen Saudi bertemu bos Mossad
Mufti Agung Saudi kecam percampuran laki-laki dan perempuan