Selain manusia, lima hewan ini dipakai jadi pengebom bunuh diri
Hewan-hewan tak berdosa itu terpaksa jadi tumbal perang.
Teror perang kini tidak lagi menggunakan manusia sebagai tumbal. Seperti pasukan militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan Boko Haram yang menggunakan ayam dan kambing sebagai pengebom bunuh diri.
Ternyata apa yang dilakukan kelompok militan tersebut sudah lama dilakukan oleh pasukan perang Irak ketika menginvasi Romawi menggunakan serbuan kalajengking.
-
Apa arti dari Istiqomah? Arti istiqomah adalah selalu berada di jalan yang lurus. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), istiqomah adalah sikap teguh pendirian dan selalu konsisten.
-
Apa yang dimaksud dengan sholat isyroq? Salat sunah isyroq adalah salat sunah yang dilaksanakan ketika matahari terbit setinggi tombak (10-15 menit setelah matahari terbit), yaitu pada awal waktu dhuha.
-
Kapan darah istihadhah keluar? Istihadhah adalah darah yang keluar dari kemaluan wanita di luar kebiasaan bulannya (haid) atau di luar waktu haid, serta bukan disebabkan karena melahirkan.
-
Bagaimana AL membunuh IR? IR sempat menusuk pelaku namun berhasil ia tangkis. Pelaku membalas dengan membacok korban dengan parang hingga tewas di tempat.
-
Kapan Masjid Istiqlal diresmikan? Pembangunan Masjid Istiqlal berlangsung selama 17 tahun sebelum akhirnya diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 22 Februari 1978, dengan pemasangan prasasti di area tangga pintu As-Salam.
-
Kapan sindikat ini terungkap? Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Samian dalam keterangannya, Rabu (20/12).
Binatang sebagai tumbal operasi perang tidak hanya dilakukan oleh kelompok militan, pasukan elit militer Rusia dan Amerika Serikat ternyata juga mengembangkan hal serupa.
Berikut lima binatang yang dijadikan tumbal operasi militer yang dirangkum merdeka.com dari berbagai sumber.
Taliban latih keledai jadi pengebom bunuh diri
Sebuah bom yang diikatkan di bagian belakang seekor keledai hari ini meledak dan menewaskan satu orang polisi serta melukai tiga warga sipil di Distrik Alingar, Provinsi Laghman, bagian timur Afghanistan.
Situs asiaone.com melaporkan, Jumat (5/4), Juru bicara Pemerintah Provinsi Laghman, Sarhadi Zwak, mengatakan bom itu sebelumnya sudah diatur dan diledakkan ketika keledai itu berjalan mendekati sebuah pos polisi.
"Bom itu diletakkan di belakang dan diledakkan dari jauh. Satu polisi mati syahid dan tiga warga sipil terluka," kata dia. Gubernur Laghman, Fazlullah Mojadidi, membenarkan insiden itu serta jumlah korban yang jatuh.
Para pejabat Provinsi Laghman menuding penyerangan itu dilakukan oleh kelompok milisi Taliban yang saat ini tengah melancarkan pemberontakan terhadap pemerintah Afghanistan, yang dipercaya didukung oleh Barat, sejak mereka digulingkan ketika Amerika Serikat melancarkan operasi di Afghanistan pada akhir 2001 lalu.
Meski cara bom bunuh diri dengan menggunakan keledai termasuk jarang terjadi di Afghanistan, namun terkadang hewan ini digunakan milisi Taliban untuk mendekati para targetnya.
Pada Agustus tahun lalu, sebuah bom yang diikatkan ke sebuah keledai meledak di jantung Provinsi Ghor dan menewaskan seorang kepala polisi setempat serta melukai tiga polisi lainnya.
ISIS gunakan ayam sebagai pengantin bom
Kelompok radikal Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), kini tak lagi gunakan manusia dan mobil sebagai media melakukan pemboman, melainkan ayam. Hewan berkaki dua itu diikat dengan bom yang akan meledak nantinya.
Penggunaan ayam dinilai berhasil mengelabui pengintaian. Ayam tersebut juga dapat dikendalikan dari jarak jauh.
Sebuah foto diunggah di portal resmi ISIS memberi nama ayam itu 'ayam bunuh diri', namun keaslian foto itu masih belum bisa diverifikasi, seperti dilansir laman the Daily Mail, Senin, (20/7).
Pasukan ISIS diketahui telah kehabisan amunisi perang, sehingga menggunakan mediator yang bernilai kerugian yang kecil. Minimnya persenjataan dan sumber daya manusia menjadikan kelompok radikal tersebut mencari dampak besar yang bermodal sederhana.
Boko Haram kerahkan unta, kambing, sapi jadi pengebom bunuh diri
Intelijen Nigeria mengungkapkan kelompok militan Boko Haram bisa menggunakan jasa unta, kambing, sapi, dan keledai untuk menjadi pengebom bunuh diri.
Surat kabar the Daily Mail melaporkan, Sabtu (31/1), Boko Haram kemungkinan akan menyerang tempat-tempat publik dengan hewan-hewan yang membawa bahan peledak itu.
"Ada indikasi yang menyebutkan rencana Boko Haram memakai hewan ternak seperti kambing, sapi, keledai, dan unta yang dilengkapi bahan peledak buat menyerang target yang sudah ditentukan," kata Mike Omeri, koordinator Pusat Informasi Nasional.
Selain memakai hewan sebagai martir, Boko Haram juga diduga bakal mengerahkan bocah-bocah yang menyamar jadi tukang sepatu sambil membawa bom di dalam kotak peralatan mereka.
"Laporan intelijen menyebutkan ada dugaan Boko Haram berencana memakai jasa bocah untuk menjadi pengebom bunuh diri. Mereka akan menyamar sebagai tukang sepatu buat menyembunyikan bom di dalam kotak peralatan dan menyalakan bom itu di pasar-pasar, restoran, ATM, demo politik, rumah ibadah, dan ruang publik lainnya.
Tahun lalu sebanyak lebih dari 10.000 orang tewas akibat konflik antara Boko Haram dan pemerintah Nigeria.
Teror warga, ISIS gunakan bom kalajengking
Bom Kalajengking menjadi sebuah teror baru yang diluncurkan kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) tahun lalu.
Dikutip dari koran the Daily Mail, Desember 2014, kalajengking tersebut dimasukkan ke dalam sebuah kaleng dan disebar bagaikan bom ke kota yang menjadi target serangan.
Serbuan kalajengking digambarkan bak film horor, terlebih kalajengking tersebut adalah kalajengking beracun mematikan.
Invasi kalajengking diketahui sudah pernah digunakan Persia (Irak) dalam menjajah kekaisaran Romawi pada zamannya.
Â
Negara maju kembangkan mamalia laut buat operasi perang
Penggunaan hewan mamalia laut sudah lama dikembangkan oleh negara adidaya seperti Amerika Serikat dan Rusia. Negara tersebut sepakat mengembangkan lumba-lumba sebagai objek militer mereka.
Lumba-lumba yang dikenal dengan daya intelegensi yang tinggi digunakan untuk memberi sinyal akan adanya ranjau musuh. Lumba-lumba yang dilengkapi sensor dapat diperbantukan untuk mendeteksi pasukan bawah laut yang memerlukan bantuan.
Program mamalia militer ini diklaim Rusia telah dimulai sejak tahun 1990-an, dan senjata perang menggunakan hewan ini sudah diperjualbelikan, seperti ke Iran.Â
(mdk/pan)