Selundupkan narkoba dan granat, tiga biksu Myanmar dibekuk
Selundupkan narkoba dan granat, tiga biksu Myanmar dibekuk. Satuan petugas anti-narkoba menemukan 4,2 juta pil sabu beserta granat dan amunisi dalam sebuah mobil milik biksu tersebut. Salah satu biksu hendak menyelundupkan obat terlarang tersebut lewat Negara Bagian Rakhine yang berbatasan dengan Bangladesh
Tiga orang biksu Buddha Myanmar ditangkap oleh pihak berwenang lantaran kedapatan memiliki pil sabu atau metamfetamina. Kepemilikan obat terlarang tersebut terungkap saat salah satu biksu tertangkap hendak menyelundupkannya lewat Negara Bagian Rakhine yang berbatasan dengan Bangladesh.
"Satuan petugas anti-narkoba menemukan 400.000 pil sabu dalam Toyota Kluger milik biksu tersebut yang akan diselundupkan secara ilegal," kata salah satu petugas kepolisian, Maung Maung Yin, seperti dilansir dari laman Daily Mail, Kamis (9/2).
-
Siapa saja yang diarak di Jakarta? Pawai Emas Timnas Indonesia Diarak Keliling Jakarta Lautan suporter mulai dari Kemenpora hingga Bundaran Hotel Indonesia. Mereka antusias mengikuti arak-arakan pemain Timnas
-
Bagaimana prajurit Mataram akhirnya berjualan di Jakarta? Meskipun kalah perang, para prajurit yang kalah justru mulai berjualan di Jakarta dengan dua menu yaitu telur asin dan orek tempe.
-
Di mana kemacetan parah di Jakarta sering terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Kapan kemacetan di Jakarta terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Kenapa Jakarta semakin macet? Kemacetan di Jakarta dari waktu ke waktu semakin parah. Hingga kini, macet menjadi salah satu pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh pemerintah provinsi DKI.
-
Apa julukan internasional Jakarta? Istilah ini agaknya masih asing di telinga masyarakat Indonesia, terlebih bagi warga Jakarta itu sendiri. Padahal, kepopulerannya sudah lama melekat di kalangan internasional. Menariknya, sematan kata “The Big Durian” membuatnya sering disamakan dengan Kota New York di Amerika.
Setelah mendapatkan penemuan itu, polisi langsung melakukan pencarian di vihara biksu tersebut dan menemukan 4,2 juta pil sabu beserta granat dan amunisi dalam sebuah mobil.
Dalam sebuah pernyataan resmi, Penasihat Pemimpin Negara Aung San Suu Kyi juga mengungkapkan ada uang tunai sebesar USD 769 (setara Rp 10,2 juta) dalam kendaraan tersebut.
Tiga biksu yang ditangkap antara lain Arsara (Min Naing), Pyin Nyar Nanda (Aye Lwin) dan Khone Na La (Thein Shwe). Ketiganya saat ini telah ditahan untuk proses investigasi.
"Ini bukan kasus normal. Ketika kami diberitahu ada biksu yang ditangkap karena kepemilikan narkoba, kami semua terkejut," kata seorang perwira polisi kota, Kyaw Mya Win.
Hal serupa juga turut diungkapkan oleh Direktur Jenderal Kementerian Agama, Soe Min Tun.
"Ini bukan kasus yang umum, tetapi tidak mustahil terjadi. Apa yang akan terjadi pada biksu itu nanti adalah dia harus melepaskan kebiksuannya segera dan menghadapi pengadilan sebagai orang biasa," ujar Soe.
Myanmar diketahui merupakan produsen utama metamfetamina. Bandar narkoba biasanya menyelundupkan barang haram tersebut dari bagian timur laut ke beberapa negara tetangga. Tak hanya itu, Myanmar juga dikenal sebagai produsen terbesar kedua di dunia dari opium yang menghasilkan heroin.
Tahun lalu, otoritas Myanmar menyita 21 juta pil metamfetamina dengan nilai sekitar USD 35,5 juta (setara Rp 472,2 miliar) di dekat perbatasan China.
(mdk/pan)