Sempat Dianggap Punah Lebih dari 100 Tahun, Hewan Unik Ini Muncul Kembali di Alam Liar, Suaranya Mirip Telepon
Peneliti dan petugas jagawana menemukan hewan ini di alam liar Australia.
Burung beo malam merupakan burung nokturnal endemik asal Australia yang sempat menghilang dari peredaran manusia sejak akhir abad ke-19. Burung yang hampir punah ini kembali ditemukan pada 2013 di Queensland oleh ilmuwan.
Dilansir laman Smithsonianmag, selain di Queensland, ilmuwan dan tim jagawana menemukan sedikitnya 50 ekor di lahan adat yang dikelola oleh masyarakat Ngururrpa di Gurun Great Sandy, Australia Barat.
-
Kenapa burung dianggap sebagai hewan yang unik? Padahal, burung merupakan satu-satunya golongan hewan yang memiliki bulu.
-
Ular seperti apa yang memiliki sisik unik? Ular “berambut” ini hidup di Tanzania, Uganda, Kenya, dan Kongo. Panjangnya sekitar 2 kaki atau kurang dari 1 meter dengan beberapa variasi. Ia juga dikenal sebagai viper semak berduri dan viper semak bersisik. Ular semak berbulu terlihat seperti memiliki rambut berduri karena sisiknya tidak bertumpuk dengan mulus seperti pada spesies ular lainnya.
-
Apa yang menarik dari hewan ular? Ular merupakan salah satu karakter mitologi tertua dan telah dipuja oleh berbagai peradaban di seluruh dunia. Ada sekitar 3.458 spesies ular yang diketahui sejauh ini, mulai dari tundra semi-beku di Kanada utara hingga hutan lembab di khatulistiwa dan sebagian besar lautan di dunia.
-
Hewan apa yang meniru ular berbisa? Gurita peniru mampu menyerupai ular laut berbisa atau ikan singa berbisa, memberikan perlindungan lebih lanjut dari ancaman predator.
-
Siapa saja hewan unik yang mendiami hutan awan? Burung Payung Berleher Telanjang juga menjadi bagian tak terpisahkan dari hutan awan, terutama ditemukan di hutan pegunungan Talamancan di Kosta Rika dan Panama. Katak Pohon Aliran Mata Merah yang menjadi spesies terancam di Kosta Rika dan Panama.
-
Kapan hewan purba seperti Semut Martialis Heureka berevolusi? Semut Martialis heureka ditemukan di Amazon Brasil dan diyakini telah berevolusi sekitar 120 juta tahun lalu.
“Kami, tim jagawana Ngururrpa, telah mencari burung beo malam sejak 2019. Awalnya, kami pikir mereka hanya tinggal di satu daerah, di negara tetangga kami (Queensland) tetapi kemudian kami mulai memeriksa daerah kami dan akhirnya menemukan bukti mereka ada di sini,” kata Clifford Sunfly.
Selama bekerja, tim jagawana telah menemukan bukti fisik burung ini berupa bulu dan sarang telur. Beberapa waktu lalu mereka bahkan berkesempatan untuk mengambil foto langka burung beo malam yang sedang terbang.
Burung beo malam ini umumnya sulit dideteksi dan ditangkap. Mereka membuat sarang di semak spinifex yang lebat dan keluar pada malam hari untuk mencari biji-bijian.
Suara mirip telepon
Sebuah terobosan baru telah ditemukan untuk mendeteksi habitat burung ini. Para peneliti menggunakan data suara untuk mendengar panggilan khasnya yang meliputi “siulan, suara parau dan suara seperti lonceng”.
Mereka menggunakan data suara itu untuk menyeleksi 31 lokasi yang diperkirakan sebagai habitat dari burung ini dan menemukan sebanyak 17 dari 31 lokasi yang ditetapkan sebagai lokasi bertengger.
Nick Leseberg, salah satu peneliti dan rekannya Petra Stock menyebutkan, panggilan burung beo malam ini beragam, ada yang terdengar seperti "didly dip, didly dip," mirip telepon, sementara yang lain mendengar seperti “dink dink” menyerupai lonceng.
Kebakaran hutan dan hewan liar
Setelah menemukan habitat burung ini, para peneliti selanjutnya memetakan potensi penyebab dari burung ini.
Tim peneliti menggunakan kamera perangkap untuk memantau burung beo malam dan menemukan Dingo (anjing liar) sebagai predator yang paling sering dijumpai di wilayah burung ini.
Namun, para peneliti berspekulasi Dingo lebih sering memangsa kucing liar yang sebenarnya adalah predator utama burung ini.
Para peneliti juga menggunakan citra satelit untuk menentukan area kebakaran hutan yang mengancam habitat bertengger burung beo malam. Berdasarkan jenis vegetasi dan tingkat kebakaran lanskap di sekitarnya, peneliti menemukan kebakaran hutan dipicu oleh petir.
Para ilmuwan merasa perlu melakukan tindakan mendesak untuk melindungi populasi burung beo malam yang baru ditemukan ini agar tidak hilang untuk kedua kalinya atau bahkan selamanya.
Studi ini diterbitkan dalam jurnal Wildfire Research.
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti