Serangan Terbaru Israel di Gaza, 26 Warga Palestina Termasuk 8 Anak-Anak Terbunuh
Israel kembali melancarkan serangan udara di Gaza pada Minggu (16/5), menewaskan 26 warga Palestina termasuk delapan anak-anak. Serangan ini dilakukan jelang fajar atau sebelum Subuh.
Israel kembali melancarkan serangan udara di Gaza pada Minggu (16/5), menewaskan 26 warga Palestina termasuk delapan anak-anak. Serangan ini dilakukan jelang fajar atau sebelum Subuh. Demikian disampaikan otoritas kesehatan Gaza.
Sementara itu, roket terus ditembakkan ke arah Israel dari Gaza. Dilansir Reuters, Minggu (16/5), serangan terbaru ini menambah jumlah korban jiwa di pihak Palestina menjadi 174 orang termasuk 47 anak-anak. Pihak Israel melaporkan 10 kematian, termasuk dua anak-anak.
-
Apa yang ditemukan oleh para tentara Israel di perbatasan Gaza? Dua tentara cadangan Israel baru-baru ini menemukan sebuah lampu minyak kuno dari zaman Bizantium yang berumur 1.500 tahun di perbatasan Gaza.
-
Kapan agresi Israel di Jalur Gaza dimulai? Sejak agresinya dimulai pada 7 Oktober 2023, Israel telah membunuh 37.626 orang, sekitar 75 persen di antaranya adalah anak-anak, wanita dan orang tua.
-
Apa yang terjadi di kota Gaza saat ini? Potret terkini kota Gaza setelah dihancurkan Israel, kini terlihat seperti kota mati.
-
Apa isi selebaran yang dijatuhkan Israel di Gaza? Selebaran Ramadan yang ditulis dalam bahasa Arab itu berisi seruan agar "memberi makan mereka yang membutuhkan dan berbicaralah yang baik". Di saat yang sama ratusan ribuan penduduk Gaza saat ini sedang kelaparan karena blokade Israel terhadap makanan dan air bersih.
-
Apa yang terjadi pada anak-anak Palestina di Jalur Gaza? Menurut laporan Save The Children, diperkirakan 21.000 anak Palestina hilang dalam agresi brutal Israel di Jalur Gaza. Banyak yang terperangkap di bawah reruntuhan, ditahan, dikubur di kuburan tanpa tanda, atau hilang dari keluarga mereka.
-
Di mana warga Palestina di Gaza mengungsi ketika Israel mengancam menyerang Rafah? Sekitar 1,5 juta warga Palestina, sebagian besar pengungsi, terjebak di kota kecil Rafah di Gaza selatan. Mereka kehilangan rumah mereka di daerah lain di Gaza karena gempuran brutal Israel sejak 7 Oktober, yang telah menewaskan lebih dari 28.000 orang.
Dewan Keamanan PBB akan menggelar pertemuan hari ini membahas kekerasan terbaru Israel di wilayah Palestina, yang disebut merupakan kekerasan terburuk dalam beberapa tahun terakhir.
Sekjen PBB Antonio Guterres mengingatkan semua pihak bahwa menargetkan warga sipil dan gedung media melanggar hukum internasional dan harus dicegah. Hal ini disampaikan juru bicara Guterres, Stephane Dujarric dalam sebuah pernyataan pada Sabtu. Sebelumnya pada Sabtu, Israel memborbardir gedung 12 lantai yang menjadi kantor sejumlah media asing seperti The Associated Press dan Al Jazeera.
Israel berdalih gedung Al-Jalaa itu merupakan tempat di mana militer Hamas berkantor sehingga sah untuk dijadikan target serangan. Sebelumnya Israel memberikan peringatan kepada warga sipil agar meninggalkan gedung tersebut sebelum dibombardir.
AP mengecam serangan tersebut dan membantah klaim Israel dan meminta Israel menyertakan bukti.
“Kami tidak punya indikasi Hamas ada di gedung itu atau aktif di gedung tersebut,” jelasnya dalam sebuah pernyataan.
Sebagai balasan pengeboman gedung Al-Jalaa, Hamas menembakkan 120 roket ke Israel semalam. Menurut militer Israel, banyak roket yang dicegat dan belasan roket jatuh di sekitar Gaza.
Warga Israel bergegas menuju shelter anti bom saat sirene berbunyi menandakan tembakan roket menuju Tel Aviv dan kota Beersheba di selatan. Sekitar 10 orang terluka saat berlari menuju shelter, demikian disampaikan paramedis.
Dalam serangan udara Minggu pagi, militer Israel mengatakan serangan menghantam rumah Yehya Al-Sinwar di Khan Younis. Sinwar, Gaza selatan, yang dibebaskan dari penjara Israel pada 2011. Sinwar adalah kepala sayap politik dan militer Hamas di Gaza.
Kabinet keamanan Israel akan menggelar rapat hari ini membahas pertempuran tersebut.
Warga Palestina bekerja membersihkan puing-puing gedung yang hancur dalam serangan Minggu pagi tersebut, dan menemukan jasad seorang perempuan dan seorang laki-laki.
“Ini adalah saat-saat mengerikan yang tidak bisa dijelaskan oleh siapa pun. Seperti gempa bumi yang menghantam wilayah tersebut,” kata Mahmoud Hmaid, yang membantu upaya penyelamatan.
Baca juga:
Ribuan Orang di Berbagai Kota di AS Gelar Unjuk Rasa Dukung Palestina
Pemakaman Pria Lebanon yang Ditembak Israel Saat Dukung Palestina
Nasib Malang Bayi Korban Serangan Rudal Israel di Gaza
Buruh Bakal Gelar Aksi Solidaritas Untuk Palestina
Indonesia Sebut Israel sebagai Kekuatan Penjajah Sumber Penderitaan Palestina