Sindikat Penjual Organ Tubuh Asal Israel Ditangkap di Turki, Begini Cara Kerja Mereka
Sindikat Penjual Organ Tubuh Asal Israel Ditangkap di Turki, Begini Cara Kerja Mereka
Polisi Turki menahan 11 orang yang diduga anggota sindikat penjual organ tubuh di Israel.
- Cerita Jujur Soal Kebaikan Hamas, Remaja Israel yang Sudah Bebas dari Tawanan Malah Dihujat Publik
- Tentara Israel Tembak Mati Pegawai PBB di Gaza, Konvoi Kendarannya Diberondong Peluru
- Israel Tutup Kantor Berita Aljazeera, Peralatan Siaran Disita dan Situs Diblokir
- Pejabat dan Tentara Israel Akui Sebagian Besar Korban Tewas yang Dianggap “Teroris” adalah Warga Sipil
Sindikat Penjual Organ Tubuh Asal Israel Ditangkap di Turki, Begini Cara Kerja Mereka
Polisi di Kota Adana, Turki, menahan 11 tersangka, lima orang Israel dan dua orang Suriah, atas dugaan perdagangan organ tubuh. Demikian menurut laporan koran Daily Sabah kemarin.
Setelah memeriksa paspor tujuh individu yang tiba di Adana dari Israel sekitar sebulan lalu dengan tujuan wisata kesehatan, Direktorat Keamanan Provinsi Cabang Anti-Penyelundupan dan Perbatasan mulai melakukan investigasi.
Dua orang berusia 20 dan 21 tahun yang berasal dari Suriah ditemukan memiliki paspor palsu.
Investigasi lebih lanjut mengungkapkan penduduk Suriah setuju untuk menjual salah satu ginjal mereka kepada dua warga Israel, berusia 68 dan 28 tahun, untuk ditransplantasikan di Adana.
Selama penggeledahan di kediaman para tersangka, uang sebesar Rp. 1 miliar dan sejumlah paspor palsu disita.
Israel telah lama menjadi pusat dari apa yang digambarkan Bloomberg pada 2011 sebagai “pasar gelap global yang luas untuk organ tubuh di mana para pialang menggunakan penipuan, kekerasan, dan paksaan untuk membeli ginjal dari orang-orang miskin, terutama di negara-negara yang belum berkembang, dan kemudian menjualnya kepada pasien yang sakit kritis di negara-negara yang lebih kaya.”
Surat kabar keuangan tersebut menambahkan, “Banyak dari ginjal pasar gelap yang diambil oleh geng-geng ini diperuntukkan bagi orang-orang yang tinggal di Israel.”
Penyelidikan lebih lanjut oleh surat kabar tersebut mengungkapkan jaringan perdagangan organ tubuh ini tersebar dari negara-negara bekas Uni Soviet seperti Azerbaijan, Belarusia, Ukraina, dan Moldova hingga Brasil, Filipina, dan Afrika Selatan.
Dugaan keterlibatan Israel dalam perdagangan organ tubuh juga berlaku di wilayah Palestina yang sedang dijajah saat ini.
Pada 2009, surat kabar harian terbesar di Swedia, Aftonbladet, melaporkan kesaksian tentara Israel menculik dan membunuh warga Palestina untuk diambil organ tubuhnya.
Laporan tersebut mengutip para pemuda dari Tepi Barat dan Jalur Gaza yang diculik oleh tentara Israel, dan mayat mereka dikembalikan kepada keluarga dengan organ tubuh yang hilang.
“'Putra-putra kami digunakan sebagai donor organ tubuh secara paksa,' kata kerabat Khaled dari Nablus kepada saya, begitu pula ibu dari Raed dari Jenin serta paman-paman Machmod dan Nafes dari Gaza, yang semuanya menghilang selama beberapa hari dan kembali pada malam hari, dalam keadaan meninggal dan telah diautopsi,” tulis Donald Bostrom, penulis laporan tersebut.
Bostrom juga menyebutkan kasus pencurian organ tubuh yang terjadi selama intifada Palestina pertama pada 1992.
Dia menyatakan seorang pemuda yang terkenal suka melempar batu ke tentara Israel di daerah Nablus diculik oleh tentara Israel. Setelah ditembak di dada, kedua kaki, dan perutnya, pemuda itu diangkut oleh helikopter militer ke lokasi yang tidak diketahui.
Lima malam kemudian, kata Bostrom, tubuh pemuda itu dikembalikan, dibungkus dengan seprai rumah sakit berwarna hijau.
Channel 2 Israel juga melaporkan, pada 1990-an, para spesialis di Institut Kedokteran Forensik Abu Kabir tanpa izin keluarga mengambil kulit, kornea mata, katup jantung, dan tulang dari tentara Israel, warga negara Israel, warga negara Palestina, dan orang asing.
Militer Israel membenarkan praktik tersebut terjadi, namun menyatakan, “Kegiatan ini telah berakhir satu dasawarsa lalu dan tidak terjadi lagi.”
Serangan Israel ke Gaza sejak 7 Oktober lalu telah membuka peluang lebih lanjut bagi pencurian dan pengambilan organ tubuh warga Palestina.
Pada 30 Januari, kantor berita WAFA melaporkan tentara Israel mengembalikan 100 mayat warga sipil Palestina yang telah mereka curi dari rumah sakit dan pemakaman di berbagai daerah di Gaza.
Menurut sumber medis, pemeriksaan terhadap beberapa jenazah menunjukkan ada beberapa organ tubuh yang hilang.
Pada Januari, Times of Israel melaporkan tentara Israel mengkonfirmasi laporan tentaranya menggali kuburan di pemakaman Gaza, dan mengklaim tentaranya mencoba untuk “memastikan mayat-mayat sandera tidak dikuburkan di sana.”