Saudi Tangkapi Warga yang Kritik Israel Soal Gaza di Dunia Maya, Ternyata Ini Alasannya
Saudi Tangkapi Warga yang Kritik Israel Soal Gaza di Dunia Maya
Laporan Bloomberg mengungkap ketakutan Arab Saudi adalah meningkatnya sentimen terhadap Israel yang dapat berdampak pada upaya normalisasi.
Saudi Tangkapi Warga yang Kritik Israel Soal Gaza di Dunia Maya, Ternyata Ini Alasannya
Arab Saudi menangkap orang-orang yang mengkritik Israel atas tindakan perang genosida di Gaza di media sosial ketika pembicaraan normalisasi memasuki perkembangan baru. Demikian dilaporkan Bloomberg kemarin.
Tindakan penangkapan baru-baru ini dilaporkan terkait masalah keamanan, menurut pejabat dan aktivis hak asasi manusia.
Tindakan keras ini terjadi setelah agresi Israel di Jalur Gaza memicu kemarahan negara-negara Arab terhadap Negeri Bintang Daud, yang telah memecah belah selama bertahun-tahun. Sentimen serupa juga terjadi di negara-negara Barat, di mana protes semakin meningkat.
Arab Saudi dan sekutu regionalnya, termasuk Mesir dan Yordania, menyatakan keprihatinannya terhadap tren ini.
Menurut laporan tersebut, negara-negara itu khawatir beberapa pihak dapat “mengeksploitasi” situasi yang dapat memicu protes terhadap pemerintah.Pemerintah Saudi baru-baru ini menangkap seorang eksekutif senior yang terkait dengan rencana ekonomi Visi 2030 negara tersebut, kata Bloomberg, mengutip sumber-sumber, baik di dalam maupun di luar kerajaan.
Orang tersebut ditahan karena mengutarakan pendapatnya mengenai perang di Gaza yang dianggap pihak berwenang sebagai "penghasut".
Seorang tokoh media yang mengatakan Israel “tidak boleh dimaafkan” ditahan oleh pihak berwenang, kata sumber tersebut, seperti dilansir laman Almayadeen, Kamis (2/5).
Orang lain yang menyerukan boikot terhadap restoran cepat saji Amerika di Arab Saudi—karena keterlibatan langsung Washington dalam genosida—juga ditangkap.
Menurut pemerintah Saudi, siapa pun yang membuat pernyataan di dunia maya mengenai perang Israel di Gaza dapat membahayakan "keamanan nasional".
Tokoh oposisi dan aktivis Saudi di AS menggelar konferensi terbesar mereka sejak pembunuhan jurnalis AS-Saudi Jamal Khashoggi pada 2018. Mereka berencana menyampaikan sebuah visi yang “menekankan kebebasan berpendapat dan pembebasan tahanan politik.”