Siswa Ini Pecahkan Rekor Dunia Jatuhkan Telur dari Gedung Setinggi 25 Meter tanpa Pecah
Para siswa dari Sekolah Tredyffrin-Easttown memecahkan rekor tersebut.
Sekelompok pelajar di Pennsylvania berhasil memecahkan Rekor Dunia Guinness dengan menjatuhkan telur dari ketinggian 83 kaki, atau setara dengan 25 meter, tanpa merusak telur itu.
Para siswa dari Sekolah Tredyffrin-Easttown menciptakan pelindung yang memungkinkan telur mereka jatuh dari ketinggian tersebut tanpa mengalami kerusakan pada cangkangnya, seperti yang dilaporkan oleh Upi.com pada Rabu (9/10/2024).
-
Apa yang dibuat oleh mahasiswa Teknik Mesin Untirta untuk diikutsertakan dalam ajang internasional? Mahasiswa Teknik Mesin Universitas Negeri Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), Serang, Banten mengenalkan mobil hemat energi karya mereka.
-
Bagaimana siswa membacok guru? Peristiwa itu terjadi pada Senin (25/9) pukul 09.30 WIB. Saat itu sang guru sedang mengawasi PTS (Penilaian tengah semester). Akibat insiden itu, guru mengalami luka serius dan mendapat perawatan di RS Wongsonegoro, Semarang.
-
Di mana Universitas Terbuka menjangkau calon mahasiswa? Salah satunya kami mengikuti acara KLBB yang digelar selama dua hari ini.
-
Bagaimana cara pantun ini menghibur mahasiswa? Pantun mahasiswa lucu ini bisa jadi pelepas stres di tengah sibuknya kuliah.
-
Apa yang dilakukan dosen muda ini di kelas? Sebelum masuk ke kelas, dosen muda bernama Akbar ini memang sudah berkenalan dengan mahasiswanya yang masih baru. Saat masuk ke kelas, mahasiswanya pun bertanya apakah ia kakak tingkat.
-
Apa yang dilakukan mahasiswa UGM dalam KKN mereka di Sulawesi Barat? Mahasiswa adalah agen perubahan. Tak sedikit mahasiswa yang melakukan inovasi untuk memberikan perubahan di tengah masyarakat. Bentuk inovasi itu bisa dilakukan melalui berbagai cara, salah satunya saat program Kuliah Kerja Nyata atau KKN. Melalui program KKN, Mahasiswa Universitas Gadjah Mada bakal memasang teknologi pemanen air hujan, tepatnya di Pulau Karampuang, Mamuju, Sulawesi Barat.
Tim dari Sekolah Menengah Atas Conestoga, yang terdiri dari Matthew, Charlie Gawthrop, dan Jeffrey Wang, bersama Breckin Shefflerwood dari Sekolah Menengah Valley Forge dan guru mereka, Derrick Wood, berhasil memecahkan rekor ini.
"Selama beberapa minggu terakhir, kami harus mengumpulkan banyak bukti video dan dokumen untuk mencapai rekor ini," ujar Derrick Wood kepada Patch.
"Kami berharap rekor ini akan tetap utuh seperti telur kami -- tidak pecah -- untuk waktu yang lama," tambahnya.
Peneliti Mengembangkan Telur Putih Buatan dari Jamur yang Ramah Lingkungan
Ketika membahas tentang telur, ada aspek lain yang juga menarik perhatian. Yaitu, ilmuwan yang telah berhasil mengembangkan putih telur buatan dari jamur.
Pada tahun 2022, sekelompok peneliti dari Universitas Helsinki di Finlandia, bekerja sama dengan tim dari Pusat Penelitian Teknis VTT Finlandia, menciptakan apa yang mereka anggap sebagai alternatif yang nyata untuk ovalbumin, yaitu protein utama yang terdapat dalam putih telur.
- 2 Siswa SD Kesetrum Listrik saat Main di Tiang Bendera, 1 Tewas
- Rem Blong, Mobil Tabrak Siswa Peserta Gerak Jalan dan Satu Orang Meninggal Dunia
- KemenPPPA Minta Penyelidikan Siswa Tewas Kesetrum saat Merayakan Ultah Bisa Dilanjutkan
- Kisah Pilu Siswa SD di Serang, Demi Sekolah Bertaruh Nyawa Sebrangi Sungai Besar dengan Rakit hingga Harus Berenang
Produk ini dihasilkan dari spesies jamur filamen yang dikenal sebagai Trichoderma reesei. Dalam sebuah studi yang dipublikasikan di jurnal ilmiah Nature Food, para peneliti membahas potensi produk putih telur alternatif ini untuk mengurangi emisi gas rumah kaca antara 31 hingga 55 persen, seperti yang dilaporkan oleh Mashable.
Setelah berhasil membudidayakan protein ovalbumin dari jamur, para ilmuwan kemudian memusatkan perhatian pada proses pengeringan hingga menjadi bentuk bubuk.
Pilihan Pengganti Bubuk Putih Telur
Berdasarkan penelitian, alternatif bubuk putih telur yang baru ini menunjukkan kemampuan berbusa yang sangat baik, sehingga dapat digunakan dengan cara yang sama seperti putih telur ayam konvensional untuk mencapai hasil yang setara.
"Melalui teknologi bioteknologi modern, gen yang mengkode ovalbumin telah dimasukkan ke dalam jamur, yang kemudian memproduksi dan melepaskan protein serupa dengan yang dihasilkan oleh ayam," jelas Emilia Nordlund dari VTT Technical Research Center of Finland.
"Setelah itu, protein ovalbumin dipisahkan dari sel, dikonsentrasikan, dan dikeringkan untuk menghasilkan produk fungsional akhir."