Skandal Tas Branded Istri Presiden Guncang Panggung Politik Korea Selatan
Pengamat menilai skandal ini mengancam prospek kemenangan partai Presiden Yoon Suk Yeol.
Pengamat menilai skandal ini mengancam prospek kemenangan partai Presiden Yoon Suk Yeol.
- Presiden Korea Selatan Sebut Rezim Kim Jong Un Bisa Tumbang Kalau Gunakan Senjata Nuklir
- Skandal Tas Mewah Ibu Negara Guncang Korea Selatan, Perbuatannya Sempat Terekam Kamera
- Politisi Demokrat dan PKS Kompak Dorong Pembentukan Pansus Impor Beras
- Angka Kelahiran di Korsel Rendah hingga Jadi Krisis Nasional, Begini Langkah Cepat Presiden Yoon
Skandal Tas Branded Istri Presiden Guncang Panggung Politik Korea Selatan
Ibu negara Korea Selatan, Kim Keon Hee diduga menerima hadiah tas mewah dari seorang pastor, yang memicu keguncangan politik di negara tersebut.
Rekaman video yang dirilis akhir tahun lalu menunjukkan Kim Keon Hee menerima tas merek Christian Dior dari seorang pastor.
Sumber: BBC
Pengamat mengatakan, skandal ini mengancam prospek kemenangan Partai Kekuasaan Rakyat dalam pemilu April mendatang. Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol berasal dari partai tersebut.
Dikutip dari BBC, rakyat menuntut penjelasan dari Presiden Yoon, sedangkan oposisi memanfaatkan isu ini untuk menyerangnya.
Video itu diunggah saluran sayap kiri, Voice of Soul di YouTube. Video diduga direkam secara diam-diam oleh pastor Choi Jae-young menggunakan kamera yang tertanam di jam tangannya.
Dalam video itu terlihat Choi berjalan ke sebuah toko untuk membeli tas branded tersebut, dengan harga 3 juta won atau sekitar Rp34,8 juta. Lalu Choi mengunjungi Covana Contents, perusahaan milik ibu negara di Seoul. Dalam pertemuan itu, ibu negara bertanya ke pastor, "Kenapa kamu tetap membawakan saya barang-barang ini?"
Menurut media lokal, tas itu diberikan pada September 2022.
Walaupun video tersebut tidak secara jelas menunjukkan apakah ibu negara menerima hadiah tersebut, Korea Herald melaporkan kantor kepresidenan mengonfirmasi kwitansi tas tersebut dan mengatakan 'dikelola dan disimpan sebagai properti pemerintah."
Survei terbaru menunjukkan, 69 persen pemilih yang memenuhi syarat ingin penjelasan dari presiden terkait tindakan istrinya.
Skandal ini muncul hanya tiga bulan sebelum pemilihan legislatif di Korea Selatan.
Partai oposisi, Partai Demokrat, juga memanfaatkan isu ini untuk menyerang Yoon dan partainya.
“Tidak masuk akal bagi kantor kepresidenan dan partai berkuasa untuk terus mengabaikan hal ini dan berbicara seolah-olah permintaan maaf akan mengakhiri masalah ini,” kata pemimpin Partai Demokrat, Hong Ik-pyo.
Undang-undang Korea Selatan melarang pejabat publik dan pasangannya menerima hadiah senilai lebih dari 1 juta won sekaligus, atau total 3 juta won dalam satu tahun fiskal.
Skandal ini juga menyebabkan perpecahan di dalam partai Yoon.
Presiden dikatakan telah mendorong pemimpin partainya Han Dong-hoon untuk mengundurkan diri setelah Han berkomentar bahwa kontroversi tersebut "dapat menjadi perhatian publik".
Pihak oposisi sejak lama menuduh Kim terlibat dalam manipulasi harga saham. Awal bulan ini, Yoon memveto rancangan undang-undang yang meminta istrinya diselidiki atas tuduhan tersebut.
Tahun lalu, pemerintah Seoul membatalkan proyek jalan tol di tengah tuduhan bahwa pembangunannya akan menguntungkan keluarga Kim secara finansial dengan menaikkan harga tanah yang mereka miliki.