Surat Kabar Israel ini Lebih Berani Kecam Netanyahu Daripada Seluruh Media Besar Amerika
Penerbit koran ternama Israel ini juga menyebut orang Palestina sebagai "pejuang kemerdekaan".
Penerbit surat kabar ternama Israel Haaretz, Amos Schocken membuat pernyataan menghebohkan, mengatakan “orang Palestina adalah pejuang kemerdekaan". Hal tersebut disampaikan pada Minggu (27/10) dalam Konferensi Haaretz yang berlangsung di London.
Schocken juga menyerukan sanksi kepada pemimpin Israel karena menyebabkan terjadinya peristiwa Nakba kedua di Jalur Gaza. Nakba terjadi pada 1948 ketika negara Israel baru terbentuk, di mana hampir 1 juta warga Palestina terusir dari tanah air mereka.
- Menteri Israel Tegaskan Masa Depan Israel Mencakup Wilayah 7 Negara Arab Ini
- Bukan Amerika, Media-Media dari Dua Negara Ini Sebarkan Berita Bohong soal Hamas Agar Publik Israel Dukung Netanyahu
- Koran Israel Ungkap Tentara Penjajah Sering Lecehkan Perempuan Palestina di Pos Pemeriksaan Tepi Barat
- Demi PM Israel Netanyahu, Amerika Serikat Mati-matian Sampai Ancam Mahkamah Internasional
“Sanksi harus dijatuhkan pada (Bezalel) Smotrich (Menteri Keuangan Israel), (Itamar) Ben Gvir (Menteri Keamanan Nasional Israel) dan IDF (Pasukan Penjajah Israel) karena melakukan Nakba kedua di Gaza,” ujar Schocken, dikutip dari The Jerusalem Post, Jumat (1/11).
Schocken mengawali pidatonya dengan mendukung solusi perdamaian Israel dan Palestina, tetapi menambahkan hal itu tidak akan terjadi karena “Israel memiliki pemerintahan yang menentang pembentukan negara Palestina.”
Schocken mengatakan, Israel mengabaikan resolusi PBB yang menyatakan pemukiman yang dibagun Israel adalah tindakan ilegal dan menutup pidatonya dengan menegaskan bahwa negara Palestina harus didirikan.
“Satu-satunya cara untuk mencapainya adalah dengan menerapkan sanksi terhadap pemimpin Israel, terhadap para pemimpin yang menentangnya, dan terhadap para pemukim yang berada di wilayah pendudukan yang melanggar hukum internasional,” pungkas Schocken.
Narasi Netral
Menyusul pernyataan Schocken tersebut, Kementerian Dalam Negeri Israel memutuskan hubungan kerja sama dengan Haaretz. Langkah yang sama dilakukan Kementerian Urusan Diaspora, Kementerian Ekonomi dan Industri, dan Kementerian Pendidikan.
Keempat kementerian tersebut menuduh Schocken melakukan tindakan apartheid kepada negaranya sendiri.
Haaretz adalah satu-satunya media Israel yang berani mengecam Netanyahu dan pemerintah Israel atas semua tindakan penghancuran dan genosida di Gaza serta perang di Lebanon.
Tak hanya itu, Haaretz selalu menyajikan informasi-informasi secara netral dan tidak memihak Israel seperti media-media Israel lainnya. Bahkan juga berbeda dengan narasi media Barat yang cenderung pro Israel terutama media Amerika Serikat.
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti