Tenggelam Ratusan Tahun Lalu, Peneliti Kaget Bangkai Kapal Ditemukan Masih Utuh
Kapal ini diperkirakan berasal dari tahun 1300-an dan 1800-an.
Sebuah bangkai kapal yang karam di bawah danau Mjosa, Norwegia, ratusan tahun lalu, ditemukan dalam kondisi hampir sempurna.
Kapal ini diperkirakan berasal dari tahun 1300-an dan 1800-an.
-
Apa yang ditemukan di Norwegia akibat mencairnya es di pegunungan? Cairnya es di Norwegia mengungkap lebih dari 2000 artefak manusia, beberapa di antaranya berasal dari tahun 4000 SM, sehingga memungkinkan arkeolog untuk merekonstruksi gambaran rinci tentang kehidupan di ujung utara Eropa.
-
Apa yang ditemukan oleh para arkeolog di Norwegia? Sebuah harta karun berupa lima potongan foil emas seukuran kuku jari ditemukan para arkeolog di pinggir jalan di tenggara Norwegia.
-
Dimana artefak yang ditemukan akibat mencairnya es di Norwegia berasal? Semua barang tersebut ditemukan dari pencairan es di wilayah Jotunheimen dan daerah pegunungan sekitar Oppland.
-
Siapa yang menemukan gesper Viking di Norwegia? Sebuah keluarga di Norwegia yang sedang mencari anting emas yang hilang, secara tak terduga menemukan artefak kuno yang berusia lebih dari 1.000 tahun.
-
Siapa yang menemukan gelang dan koin Viking di ladang petani di Norwegia? Seorang ahli pendeteksi logam, Jørgen Strande, mendapat temuan luar biasa di ladang petani di Kabupaten Innlandet, Norwegia.
-
Lukisan batu kuno di Norwegia itu menggambarkan apa saja? Lukisan batu itu menunjukkan ada dua sosok manusia berdiri bersama, kemungkinan sedang berburu, menurut para peneliti. Foto: Jan Magne Gjerde/NIKU via Ancient Pages Lukisan lainnya menunjukkan sebuah perahu yang sedang didayung. Ada juga lukisan yang menggambarkan binatang.
Para peneliti menemukan bangkai kapal tersebut saat pelaksanaan proyek Mission Mjøsa, yang bertujuan untuk memetakan dasar danau seluas 363 kilometer persegi menggunakan teknologi sonar resolusi tinggi.
Badan Penelitian Pertahanan Norwegia memimpin misi tersebut dua tahun setelah melakukan beberapa kendaraan yang dioperasikan dari jarak jauh, atau ROV, inspeksi di area danau tempat sejumlah besar amunisi dibuang. Danau tersebut merupakan sumber air minum bagi sekitar 100.000 orang di Norwegia, menurut Universitas Sains dan Teknologi Norwegia, sehingga amunisi menimbulkan risiko kesehatan. Bangkai kapal itu terlihat selama survei danau.
"Harapan saya mungkin juga ada bangkai kapal yang ditemukan saat kami memetakan amunisi yang dibuang — ternyata memang demikian," kata Øyvind Ødegård, peneliti senior arkeologi kelautan di Universitas Sains dan Teknologi Norwegia dan penyelidik utama misi tersebut, dikutip dari CNN, Selasa (13/12).
Bangkai kapal ini berada di kedalaman 411 meter dan tertangkap citra sonar. Menurut hasil tangkapan citra sonar, kapal itu memiliki panjang 10 meter.
Lingkungan air tawar dan kurangnya aktivitas gelombang pada kedalaman tersebut membuat kapal tetap dalam kondisi utuh, kecuali korosi pada beberapa paku besi di setiap ujung kapal. Menurut Ødegård, ausnya logam merupakan indikasi yang jelas bahwa bangkai kapal telah terdampar di dasar danau ratusan tahun, karena membutuhkan waktu ratusan tahun korosi terjadi.
Di bagian buritan kapal, terdapat indikasi adanya kemudi tengah, fitur yang digunakan untuk kemudi, yang biasanya muncul tidak lebih awal dari akhir abad ke-13. Menggabungkan kedua fitur tersebut, para arkeolog dapat memperkirakan konstruksi kapal terjadi tidak lebih awal dari tahun 1300 dan tidak lebih dari tahun 1850.
Kapal itu tampaknya dibangun menggunakan teknik Norse, di mana papan-papan badannya saling tumpang tindih. Metode ini digunakan pada Zaman Viking sebagai cara untuk membuat kapal lebih ringan dan kuat dan dikenal dengan konstruksi klinker.
Karena bangkai kapal ditemukan di tengah danau, Ødegård yakin kapal tersebut tenggelam dalam cuaca buruk. Kemungkinan besar kapal itu menggunakan layar berbentuk persegi, tambahnya, yang terbukti sulit dinavigasi bagi pelaut yang terjebak dalam kondisi berangin ekstrim.
"Bangkai kapal kayu dapat awet dengan sangat baik di air tawar, karena tidak banyak organisme yang biasanya memakan kayu yang ditemukan, misalnya di lautan," kata Ødegård.
Pada hari terakhir eksplorasi, para peneliti menerjunkan ROV untuk merekam bangkai kapal, tetapi misi batal karena cuaca buruk. Ødegård ingin kembali tahun depan untuk mencoba upaya yang sama.
Sementara itu, para peneliti terus memetakan dasar danau. Sampai saat ini, mereka hanya memetakan 39 kilometer persegi dan masih banyak lagi yang harus dilakukan. Ødegård mengatakan dia memperkirakan akan lebih banyak bangkai kapal yang bisa ditemukan.
(mdk/pan)