Tentara Israel Dipenjara 20 Hari karena Melanggar Tradisi Yahudi
Ayah salah satu tentara yang dihukum menilai hukuman itu tidak proporsional dan masuk akal.
Ayah salah satu tentara yang dihukum menilai hukuman itu tidak proporsional dan masuk akal.
Tentara Israel Dipenjara 20 Hari karena Melanggar Tradisi Yahudi
Dua tentara Israel dihukum di penjara militer selama 20 hari karena melanggar tradisi agama Yahudi. Mereka kedapatan makan pada hari Shabbat, menurut laporan KAN11 pada Jumat.
- Tentara Israel Ungkap Mereka Diperintahkan Bunuh Warga Palestina Tanpa Pandang Bulu, Walaupun Membawa Bendera Putih
- 3 Putranya Wafat Dibunuh Israel, Ungkapan Hati Ibu Palestina ini Menggetarkan Jiwa 'Semoga Allah Membalas Israel & Negara-Negara Arab'
- Temannya Tewas Dibunuh Hamas, Tentara Israel Menangis Sesenggukan Sambil Berlari
- Dikata Sakit Jiwa, Tentara Israel Berjoget Ria Usai Bantai Puluhan Anak-anak di Gaza Setiap Hari
Laporan tersebut menyebutkan, dua tentara itu ketahuan menghangatkan hot dog di dapur militer pada hari Shabbat. Mereka ketahuan ketika seorang rekan tentara mereka masuk ke dapur dan melihat mereka sedang menghangatkan makanan.
Kedua tentara itu lalu disidang namun dalam proses persidangan mereka membantah tuduhan tersebut. Namun kemudian keduanya mengaku dan dijatuhi hukuman penjara selama 20 hari.
"Hukuman tersebut tidak proporsional, tidak masuk akal, dan merupakan kurangnya pemahaman tentang hukum disiplin," kata salah satu ayah tentara yang dihukum tersebut, dikutip dari The Jerusalem Post, Minggu (3/3).
Pria ini menambahkan, hukuman memiliki tingkatan tertentu dan dua tentara itu tidak layak dijatuhi hukuman berat.
Juru bicara tentara Israel mengatakan dua tentara itu telah disidang karena melanggar disiplin oleh wakil komandan unit karena melanggar instruksi menggunakan dapur pada hari Shabbat.
"Dan faktanya mereka memberi laporan palsu kepada komandan mereka ketika mereka diperiksa terkait masalah itu," ujar juru bicara ini.
"Tindakan mereka merusak makanan kosher untuk semua tentara di unit tersebut. Insiden ini bertentangan dengan nilai-nilai IDF."