Tentara Israel Tembak Mati Aktivis HAM Amerika di Tepi Barat, Padahal Tidak Sedang Terjadi Bentrokan
Kematian aktivis keturunan Turki ini menuai kemarahan dan kecaman internasional
Tentara Israel tiba-tiba menembak mati seorang aktivis HAM keturunan Turki-Amerika Serikat, Aysenur Ezgi Eygi (26) dalam unjuk rasa damai di Tepi Barat yang diduduki, Palestina. Menurut saksi mata, tidak ada bentrokan yang terjadi saat penembakan tersebut terjadi.
"Kami sedang berdiri, terlihat oleh tentara tersebut, hanya berdiri tidak melakukan apapun. Tidak ada yang terjadi. Saya mendengar dua tembakan," kata salah satu saksi mata dan demonstran kepada koran Israel Haaretz, seperti dilansir Al Mayadeen.
- Terkenal Pemberani Hadapi Tentara Israel Seorang Diri, Pria Tua Palestina Tewas Bela Putranya saat Ditangkap di Rumahnya
- Turki Hentikan Kegiatan Perdagangan dengan Israel
- FOTO: Melihat Warga Israel di Tel Aviv Tenteng Senapan Serbu Setiap Hari saat Beraktivitas di Tempat Umum
- Tangguh, Kekuatan Militer Indonesia Kalahkan Israel dan Jerman
Dia menambahkan, tidak ada provokasi apapun terjadi ketika penembakan terjadi.
Demo di Beita bagian dari protes yang sedang berlangsung menentang perluasan permukiman Israel dan pencaplokan lahan di daerah tersebut.
Kematian Eygi menuai kemarahan dan kecaman internasional. Eygi tiba di Tepi Barat pada Selasa pekan lalu sebagai relawan Gerakan Solidaritas Internasional (ISM), bagian dari kampanye untuk melindungi petani Palestina dari kekerasan pemukim ilegal dan pasukan penjajah Israel.
Luka Tembak di Kepala
Eygi adalah relawan ISM ketiga yang dibunuh militer Israel setelah Rachel Corrie pada 2004 dan Tom Hurndall pada 2005.
"Seorang aktivis solidaritas Amerika tiba di rumah sakit dengan luka tembak di kepala, dan kami mengumumkan kematiannya sekitar pukul 14.30," kata direktur RS Rafidia di Nablus, Fouad Nafaa pada Jumat lalu.
Vivi Chen, relawan Fazaa—kelompok pro-Palestina yang berkolaborasi dengan ISM—menyatakan bahwa Eygi sedang berjongkok di dekat tempat sampah di kaki bukit saat penembakan terjadi.
“Kami semua berada di posisi terbawah dan tentara Israel berada di puncak,” tutur Chen.
Eygi merupakan sarjana psikologi Universitas Washington yang lulus awal tahun ini.