Universitas Leipzig kembalikan gelar sarjana hukum 72 Yahudi
Lande yang Yahudi nekat datang ke Jerman buat menghadiri wisuda pada 1938, saat Nazi berkuasa.
Universitas Leipzig, Jerman telah mengembalikan gelar di bidang hukum kepada 72 orang sarjana Yahudi. Titel mereka dicabut secara sepihak karena lembaga pendidikan itu ditekan oleh pemerintah Nazi, seperti dilaporkan surat kabar Haaretz, Rabu (18/4).
Kisah itu dimulai secara tidak sengaja saat seorang pengacara Israel, Joel Levi melakukan penelusuran cerita keluarga seorang pengacara Yahudi lulusan Jerman bernama Saul Lande.
-
Mengapa Pilkada penting? Pilkada memberikan kesempatan kepada warga negara untuk mengekspresikan aspirasi mereka melalui pemilihan langsung, sehingga pemimpin yang terpilih benar-benar mewakili kehendak dan kebutuhan masyarakat setempat.
-
Kenapa Pilkada itu penting? Pilkada artinya singkatan dari Pemilihan Kepala Daerah, adalah salah satu momen krusial dalam sistem demokrasi kita.
-
Apa itu Tari Penguton? Tari Penguton adalah tari tradisional yang berasal dari Kecamatan Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Provinsi Sumatra Selatan.
-
Apa yang dimaksud dengan Jaranan Pegon? Jaranan Pegon merupakan jaranan tradisional yang gerakannya lebih lemah lembut dibandingkan Jaranan Jawa dan Jaranan Sentherewe.
-
Apa yang dimaksud dengan gelar sarjana? Gelar akademik ini diberikan kepada lulusan pendidikan akademik bidang studi tertentu dari suatu perguruan tinggi atau universitas.
-
Kenapa Pemilu penting? Pemilu merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
Saul Lande lahir di Warsawa, pada 1907. Orang tuanya merupakan pedagang tekstil yang sukses. Pada awal Perang Dunia I, dia dan keluarganya pindah ke Moskow, Rusia, dan pada 1920 bermigrasi ke Jerman. Setelah beranjak dewasa, dia kuliah hukum di Universitas Berlin dan Leipzig. Dia menyelesaikan studinya pada 1933. Pada usia muda, dia sudah bekerja menjadi konsultan hukum untuk sebuah perusahaan, memiliki firma hukum, dan menjadi direktur sebuah bank.
Menurut pengakuan keluarganya, Lande menguasai tujuh bahasa, termasuk Latin dan Yunani. Dia juga senang melancong berbagai tempat. Dia pindah ke Israel pada 1935 dan lulus ujian advokat asing pada 1940. Dia melakukan praktek hukum selam bertahun-tahun dan terlibat di dalam urusan pembayaran ganti rugi dari Jerman kepada korban Holocaust Nazi. Dia tutup usia saat umur 63 pada 1971.
Anak perempuan Lande, Rina Gross, mengatakan ayahnya dianugerahi gelar doktor di bidang hukum dari Universitas Leipzig pada 12 November 1938. Saat itu Nazi sedang berkuasa di Jerman. Walau mendapat tekanan, lembaga pendidikan itu tetap memberikan gelar kepada dia. Sementara 72 orang lainnya harus kecewa karena ijazah mereka dicabut.
Lande yang saat itu tinggal di Jalan Ahad Ha'am, Ibu Kota Tel Aviv menerima undangan wisuda langsung dari pihak universitas. Tanpa ragu dia berangkat ke Jerman menggunakan kapal laut, lalu naik kereta hingga Kota Leipzig.
Teman-temannya yang kaget saat melihat dia berani datang lalu menyusun siasat. Istri kawannya "dipinjamkan" untuk menemani dia saat sedang berjalan-jalan di pusat kota agar tidak dicurigai.
"Dia datang ke acara wisuda dan menerima ijazah, lalu meninggalkan Jerman, dan kembali ke Israel," kata Levi.
Selama bertahun-tahun, ijazah Lande tersimpan rapi di dalam sebuah kotak di loteng rumahnya. Anak perempuannya yang juga pengacara pun tidak mengetahui gelar ayahnya didapat dari Nazi-Jerman. Rina baru tahu sembilan bulan lalu saat menerima sepucuk surat dari Universitas Leipzig.
"Kami terkejut. Ayah saya tidak pernah membicarakan hal ini," ujar Rina. Dia makin kaget saat melihat ijazah ayahnya yang berlambang swastika serta beberapa dokumen, yakni beberapa surat korespondensi antara bapaknya dan dosen pembimbing, nota pembayaran pencetakan disertasi, dan surat undangan wisuda.
Levi yang menjabat ketua Assosiasi Pengacara Israel (Israel Bar Association) telah bertahun-tahun mengelar pameran berjudul "Pengacara tanpa Hak" yang mengisahkan 72 sarjana hukum Yahudi itu.
Hubert Lang, seorang pengacara dari Leipzig, melihat pameran itu dan tergerak untuk membantu memulihkan hak 72 sarjana Israel lulusan Jerman saat Nazi berkuasa. Dia juga meminta agar kisah Lande dimasukkan ke dalam eksibisi itu.
Levi mengaku belum tahu kejelasan teknis pelaksanaan pengembalian gelar 72 sarjana Yahudi. Menurut dia hal itu hanya tinggal masalah birokrasi saja.
Karena pameran itu, Universitas Leipzig akhirnya memulihkan gelar 72 sarjana Yahudi Maret lalu. Bahkan Rina Gross dan suaminya, Yehoshua, diundang pihak kampus menghadiri seremoni pembukaan pameran di kota itu.
(mdk/fas)