Usamah bin Ladin benci negara Barat setelah kuliah di Inggris
Usamah bin Ladin benci negara Barat setelah kuliah di Inggris. Baru-baru ini CIA membuka lebih dari 470.000 dokumen yang sebelumnya rahasia diambil dari lokasi persembunyian Usamah Bin Ladin di Pakistan pada 2011.
Usamah Bin Ladin tidak menyukai budaya Barat setelah dia mengunjungi Inggris saat remaja. Hal itu terungkap dalam sebuah dokumen CIA yang baru dirilis.
Baru-baru ini CIA membuka lebih dari 470.000 dokumen yang sebelumnya rahasia diambil dari lokasi persembunyian Usamah Bin Ladin di Pakistan pada 2011.
Dokumen-dokumen yang diungkap tersebut termasuk buku catatan pribadi Bin Ladin yang membeberkan kisah ketika pertama kali dia mengunjungi Inggris dan kecewa terhadap negara Barat.
"Setiap Minggu kami pergi mengunjungi rumah Shakespeare," tulis Bin Laden ketika dia berada di Inggris saat remaja, seperti dilansir dari Independent, Jumat (3/11).
"Saya tidak terkesan dan saya melihat mereka adalah masyarakat yang berbeda dari kita dan mereka adalah masyarakat yang memiliki moral longgar," tulisnya.
"Saya mendapat kesan mereka adalah orang yang bebas, dan usia saya tidak mengizinkan saya untuk membentuk gambaran kehidupan yang lengkap di sana."
Catatan tersebut mungkin memberikan jawaban mengenai apa yang membuat dirinya menjadi sosok radikal sebagai arsitek peristiwa serangan 11 September di Kota New York 2001.
Beberapa laporan lain mengatakan dia memupuk rasa benci terhadap Barat sejak berusia 10 tahun. Pihak lain menyatakan dia mengalami radikalisasi pada akhir 1970-an, saat tertarik dengan Ikhwanul Muslimin.
Bin Ladin sebenarnya sudah lama diduga pernah pergi ke Inggris. Pria anak seorang konglomerat Saudi taipan perusahaan konstruksi itu kuliah di Oxford.
Pada 2001, seorang wanita Spanyol menemukan kembali foto yang diambilnya dari seseorang yang terlihat sangat mencolok seperti Bin Laden di kampus Oxford pada tahun 1971. Dia menggambarkan teroris itu terdengar berpendidikan untuk seusianya.
Buku catatan Bin Laden, sebuah jurnal berwarna kuning pudar dan tipis dengan judul "Lucky Exclusive" dicetak di bagian depan. Dalam catatan itu mengatakan dia menghabiskan 10 minggu di Inggris belajar sebagai remaja. Dia juga mengaku telah mengunjungi negara barat di tahun sebelumnya, ketika berusia 13 tahun, dia menerima perlakuan yang tidak tentu.
Menurut Guardian, jurnal tersebut dibeli di sebuah toko buku yang terkenal di Pakistan. Toko itu terletak beberapa jam dari Abbottabad, tempat bin Laden menghabiskan waktu lima tahun bersama keluarganya sebelum kematiannya.
Buku catatan Bin Laden-- sebuah jurnal berwarna kuning pudar dan tipis dengan tulisan "Lucky Exclusive" tercetak di bagian depan--membenarkan dia menghabiskan 10 pekan di Inggris kuliah ketika remaja. Dia juga mengaku telah mengunjungi negara Barat di tahun sebelumnya, ketika berusia 13 tahun, saat dia harus menjalani 'suatu perawatan'.
Jurnal tersebut juga berisi tulisan putranya, Khalid, yang juga tewas dalam serangan Angkatan Laut Amerika Serikat pada 2011. Tulisan itu memakai bahasa Arab dan panjangnya lebih dari 220 halaman.
Jurnal yang diungkap CIA ini merupakan bagian rilis dokumen terbesar yang diperoleh dari peristiwa penggerebekan Bin Ladin. Dokumen ini mencakup foto, film, dan acara televisi yang ditemukan di komputer Bin Ladin, termasuk film porno yang enggan dirilis CIA.