Warga Gaza Darurat Kebutuhan Pangan dan Kesehatan!
Perwakilan UNICEF di Mesir, Jeremy Hopkins mengatakan bantuan kemanusiaan yang dibutuhkan untuk dikirim ke Gaza adalah bahan bakar.
Data tersebut dari United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA)
Warga Gaza Darurat Kebutuhan Pangan dan Kesehatan!
Kondisi masyarakat di Gaza semakin hari semakin memprihatinkan. Pasalnya, korban jiwa akibat serangan dari Israel juga dilaporkan terus bertambah, dilansir dari Al Jazeera korban jiwa telah mencapai 14 ribu orang lebih, 5.600 korban dari anak-anak.
Di tengah serangan Israel yang masih terus berlangsung, mereka yang selamat masih tetap harus menyambung hidup layaknya warga dunia lainnya.
Tepatnya warga Gaza, Palestina, bagi mereka kebutuhan dasar kehidupan saat ini sangat mahal adanya. Jarangnya akses sanitasi dan air bersih membuat warga terpaksa mandi dan mencuci pakaian dengan air laut.
United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA) membeberkan data kebutuhan kemanusiaan yang saat ini darurat dibutuhkan warga Gaza. Pangan, adalah yang paling mendesak.
Berikut rinciannya:
Hingga tanggal 6 November 2023 ada sekitar 2,7 juta warga Palestina yang butuh bantuan kemanusiaan mendesak, dan kebutuhan yang paling besar adalah pangan.
Jajak pendapat yang dilakukan Gallup di antara bulan Juli-September 2023, sebanyak 40 persen warga Palestina mengatakan mereka kesulitan mendapatkan makanan dalam 12 bulan terakhir. Yang paling tinggi terjadi di wilayah Gaza, mencapai 57 persen.
Darurat Pangan dan Kesehatan
Berdasarkan riset OCHA, estimasi total dana bantuan yang dibutuhkan per tanggal 6 November 2023 adalah USD1,23 miliar atau sekitar Rp19 triliun (asumsi kurs Rp15.580 per US Dolar).
Dari riset tersebut, kebutuhan yang paling banyak dibutuhkan warga Palestina yakni pangan senilai 4,7 triliun, kesehatan senilai 3,5 triliun, tempat tinggal 3,3 triliun, kebutuhan air dan sanitasi senilai 2,3 triliun, pendidikan 1,8 triliun, bantuan tunai serbaguna senilai 1,6 triliun, koordinasi 964,4 miliar, perlindungan warga sipil senilai 788, 3 miliar, logistik 174,5 miliar, dan terakhir telekomunikasi darurat senilai 12,5 miliar.
Di samping itu, pada survei Gallup 53 persen warga Palestina yang tinggal di Gaza mengatakan bahwa mereka setiap hari merasa sangat stres, dibanding 40 persen responden Palestina yang tinggal di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.
Perwakilan UNICEF di Mesir, Jeremy Hopkins mengatakan bantuan kemanusiaan yang dibutuhkan untuk dikirim ke Gaza adalah bahan bakar.
Dimana, para dokter dari satu-satunya rumah sakit kanker di Gaza telah memperingatkan bahwa mereka kehabisan bahan bakar dan mungkin terpaksa ditutup.