Membongkar 'Yayasan Keluarga' dalam Kasus Kematian Ibu dan Anak di Subang
Kuasa hukum salah satu tersangka menduga yayasan keluarga menjadi penyebab pembunuhan sadis terhadap Tuti dan Amalia.
Pengakuan salah satu tersangka, Danu atau M Ramdanu kini membuka misteri pembunuhan tersebut.
Membongkar 'Yayasan Keluarga' dalam Kasus Kematian Ibu dan Anak di Subang
Kasus pembunuhan ibu-anak, Tuti Suhartini (55) dan Amalia Mustika Ratu (23) di Subang, Jawa Barat, kembali menemui titik terang. Kini, lima orang sudah ditetapkan sebagai tersangka.
Mereka adalah Yosep Hidayah atau YH (suami dan ayah korban), MR atau Danu (keponakan korban), Mimin atau M (istri kedua Y), AR (anak dari M), dan A (anak dari M).
Pengakuan salah satu tersangka, MR membuka misteri pembunuhan dua tahun lalu itu. Kuasa hukum MR, Achmad Taufan mengungkap awal mula kliennya mengakui terlibat pembunuhan.
"Di tengah-tengah pemeriksaan tiba-tiba Danu (MR) nangis dan Danu mulai berani menyampaikan yang mungkin sebelumnya belum pernah ada di BAP Danu," jelas Achmad Taufan, beberapa waktu lalu.
Achmad Taufan menduga, yayasan keluarga menjadi penyebab pembunuhan sadis terhadap Tuti dan Amalia.
Kedua korban datang dari keluarga terpandang di kampungnya. Keluarga itu diketahui pemilik sekaligus pengelola suatu yayasan pendidikan di Subang.
"Bongkar dulu yayasannya, kalau sudah dibongkar baru ketahuan itu motifnya," kata Achmad Taufan.
Yayasan yang dimaksud adalah Yayasan Bina Prestasi Nasional yang disahkan Badan Hukum Menkumham dengan nomor AHU-0011534.AH.01.04 pada 21 Agustus 2015.
Korban Tuti dan Amalia merupakan istri dan anak dari tersangka Yosep. Dari hasil pernikahan dengan Tuti, Yosep memiliki dua anak, yakni Amalia dan Yoris.
Yosep rupanya memiliki istri kedua bernama Mimin. Dari Mimin, dia memiliki anak bernama Arighi Reksa Pratama dan Abi.
Terungkap fakta bahwa Yayasan Bina Prestasi Nasional didirikan oleh Yosep dan Mimin di tahun 2009. Saat itu, Mimin langsung menjabat sebagai bendahara di yayasannya dalam kurun waktu dua tahun.
Belum diketahui karena apa, setelah dua tahun, posisi Mimin digantikan oleh istri pertama Yosep.
Di rentang waktu yang bersamaan, sang anak pertama dari istri pertama, Yoris diberi mandat mengetuai yayasan tersebut. Anak keduanya, Amalia pun ikut menjabat sebagai sekretaris yayasan mendampingi kakaknya.
Amalia tercatat di data verifikasi dan validasi Kemdikbudristek sebagai operator yayasan. Yosep sendiri saat itu menjabat sebagai dewan pembina yayasan.
"Yayasan itu didirikan oleh Yosep kemudian diketuai oleh Yoris, sekretarisnya Amalia dan bendahara Bu Tuti,"
sebut Rohman Hidayat, pengacara Yosep, dikutip (20/10).
merdeka.com
Selama menjabat, Tuti dan anak keduanya memperoleh penghasilan sebesar Rp10 juta per bulannya. Sedangkan Yosep mendapatkan uang dari sang istri pertama.
Usut punya usut, setelah kejadian kasus pembunuhan yang menggemparkan warga Subang itu, Yosep menggantikan Yoris sebagai Ketua Yayasan Bina Prestasi Nasional.
Namun, temuan ini belum dapat diverifikasi. Sebab di data verifikasi dan validasi Kemdikbudristek, nama Youries Raja Amallullah masih menjadi pimpinan yayasan itu.
Amalia dan ibunya menjadi korban pembunuhan di Subang, Jawa Barat. Kasus ini sempat menghebohkan warganet dua tahun lalu usai jasadnya ditemukan di bagasi mobil Alphard, yang diparkir di halaman rumahnya pada 18 Agustus 2021 lalu.
Ketika pertama kali ditemukan di bagasi, jasad Amalia berada di atas jenazah ibunya. Posisi telentang dan setengah telanjang. Saat itu korban hanya mengenakan celana training, dan bagian atasnya terbuka.
Saat ditemukan, tubuh Amalia belum kaku. Berbeda dengan jenazah ibunya yang sudah kaku. Diduga, Tuti mengalami penganiayaan lebih dahulu sebelum Amalia.
Direktur Reskrimsus Polda Jabar, Kombes Pol Surawan mengatakan, pihaknya masih mendalami motif para tersangka membunuh korban. Polisi juga sedang mencari dan mengumpulkan barang bukti lain yang digunakan untuk melakukan pembunuhan.