Gagalkan TPPO, 9 Korban Diminta Gadaikan Aset Tanah hingga Sawah agar Bisa Bekerja di Jepang
Tiga orang yang telah ditetapkan menjadi tersangka menyuruh korbannya untuk menggadaikan asetnya dengan alasan kebutuhan proses administrasi.
Tiga orang telah ditetapkan menjadi tersangka
Gagalkan TPPO, 9 Korban Diminta Gadaikan Aset Tanah hingga Sawah agar Bisa Bekerja di Jepang
Polres Metro Jakarta Selatan menggagalkan dugaan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) yang akan dikirim ke Jepang. Sebanyak sembilan orang korban yang ditampung di sebuah apartemen Kalibata, Jakarta Selatan berhasil diselamatkan.
Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Ade Ary mengatakan, tiga orang yang telah ditetapkan menjadi tersangka menyuruh korbannya untuk menggadaikan asetnya dengan alasan kebutuhan proses administrasi.
"Korban dibujuk rayu dan disarankan gadaikan sertifikat rumah sawah sehingga para pelaku dapat uang sebesar Rp85 sampai Rp95 juta perorang dengan alasan untuk para korban keberangkatakan ke Jepang, pasport, pelatihan bahasa, akomadasi sebelum berangkat ke Jepang," kata Ade saat konferensi pers di Mapolres Jakarta Selatan, Jumat (25/8).
merdeka.com
Ade menjelaskan tiga orang tersangka berinisial AKR (29), MR (30) dan A (38) memiliki peran yang berbeda.
Dikatakannya untuk pelaku AKR, bertugas untuk mencari dan merekrut para calon tenaga kerja ke daerah seperti Jawa Tengah, Pemalang, Tegal, Banyumas dan Jepara.
Peran serupa juga dilakukan oleh MR, selain itu dia juga betugas untuk mengantar korbannya yang akan diberangkatkan ke Bandara.
"Tersangka A bantu buatan visa temporary visitor atau visa kunjungan dan berperan sebagai sponsor antara agensi di luar megeri, para korban akan diberangkatkan ke jepang dicarikn kerja disana," ujar Ade.
Korban Diimingi Kerja di Jepang dengan Penghasilan 1000 Yen
Kepada penyidik, pelaku mengaku mengiming-imingi korbannya agar apabila dapat bekerja di Jepang akan mendapatkan penghasilan sekitar 1000 hingga 1200 Yen selama 10 jam perhari.
Apabila ditaksir dalam rupiah, korban dapat meraup gaji Rp104 ribu perjam lalu apabila dikalikan 10 jam, maka akan mendapatkan Rp.1.040.000 selama sehari.
"Katanya akan diperkerjakan di perusahaan pemotongan ayam, kabel dan mebel," tuturnya.
Adapun setelah korbannya berhasil terbuai, akan diberikan pelatihan seperti pelatihan bahasa dan lain sebagainya. Namun diketahui, pelatihan itu dilakukan di lembaga informal yang ilegal dan ditempatkan di Apartemen Kalibata Jakarta Selatan.
Ketiga pelaku pun diamankan. Untuk pelaku AKR dan MR diamankan di tempat penampungan calon Pekerja Imigran Indonesia. Sedangkan A diamankan di kawasan Sleman, Yogyakarta.
Barang bukti yang diamankan dari tangan pelaku yakni pasport, tiket pesawat, visa, dokumen, surat dokumen, hingga Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP).