Waspada Flu Tomat, Penyakit Baru dari Virus Menular yang Menyerang Anak-Anak di India
Penyakit yang kasusnya sudah melebihi 100 ini membuat otoritas kesehatan setempat mengeluarkan peringatan waspada.
Penyakit baru menular yang menyerang anak-anak muncul di India. Penyakit yang kasusnya sudah melebihi 100 ini membuat otoritas kesehatan setempat mengeluarkan peringatan waspada.
Al Arabiya membahas penyakit ini dengan dokter di Uni Emirat Arab untuk mengetahui seberapa serius virus itu dan siapa yang paling berisiko.
-
Di mana virus Flu Singapura biasanya ditemukan? Virus ini biasanya ditemukan dalam kotoran dan cairan tubuh seperti ludah, cairan hidung, dan tenggorokan.
-
Apa perbedaan utama antara Flu Singapura dan flu biasa? Perbedaan Flu Singapura dan flu biasa akan terlihat signifikan ketika kita melihatnya lebih detail. Meskipun keduanya sering kali dianggap sama, namun sebenarnya terdapat perbedaan Flu Singapura dan flu biasa yang cukup signifikan. Bahkan, tingkat keparahan dari kedua penyakit ini juga bisa berbeda.
-
Virus apa yang ditemukan oleh ilmuwan di Himalaya? Terperangkap di dalam es itu terdapat lebih dari 1.700 spesies virus — hampir semuanya baru bagi sains.
-
Apa saja gejala utama Flu Singapura? Gejala-gejala flu Singapura atau penyakit tangan, kaki, dan mulut (HFMD) umumnya meliputi:Demam: Ini adalah salah satu gejala awal yang sering terjadi.
-
Dimana virus penyebab Flu Singapura bisa ditemukan? Virus penyebab flu Singapura hidup di cairan hidung dan tenggorokan, air liur, tinja, serta cairan dari lepuh pada kulit.
-
Kenapa hidung bengkak saat flu? Virus merusak sel-sel hidung, menyebabkan peradangan dan respons tubuh yang dapat menyebabkan pembengkakan.
“Demam tomat atau flu tomat menjadi penyakit endemik utama di Kerala, India. Wabah ini diidentifikasi di Kollam, Kerala pada 6 Mei 2022. Namun, laporan terbaru menunjukkan flu tersebut telah menyebar ke negara bagian lain seperti Odisha dan Tamil Nadu (di India),” kata Dr. Deepak Gandhi, spesialis anak di Rumah Sakit Medeor Dubai, sepertid dilansir laman Al Arabiya, Minggu (28/8).
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di Lancet Respiratory Journal pekan lalu, dokter mengatakan flu tomat pertama kali diidentifikasi di distrik Kollam, Kerala, India pada 6 Mei dan pada 26 Juli. Menurut data rumah sakit pemerintah daerah, lebih dari 82 anak di bawah usia lima tahun terinfeksi Flu Tomat,
Penyakit virus endemik ini kemudian memicu peringatan di bagian negara lain yaitu Tamil Nadu dan Karnataka. Kemudian 26 anak antara usia satu dan sembilan tahun dilaporkan memiliki penyakit ini di Odisha.
Hingga saat ini, tidak ada wilayah lain di India yang terkena virus tersebut.
Virus Flu Tomat yang menyebar melalui kontak dekat, mendapatkan namanya dari ruam merah bulat yang berkembang di tubuh saat seseorang terinfeksi.
“Gejalanya adalah demam, nyeri sendi, dan ruam merah seperti tomat yang biasanya terlihat pada anak di bawah usia lima tahun. Ini juga disertai dengan gejala lain seperti diare, dehidrasi, mual dan muntah, dan kelelahan,” kata Dr. Anuradha Ajesh, spesialis anak di Rumah Sakit Internasional Bareen di MBZ City Abu Dhabi.
Gejala lain termasuk pembengkakan sendi, nyeri tubuh, dan gejala seperti flu biasa.
Virus ini terutama menyerang anak-anak prasekolah dan bayi, kata para dokter. Anak-anak paling rentan terhadap penyakit ini karena sangat menular.
“Penyakit ini tidak dianggap mengancam jiwa,” kata Gandhi.
“Tidak ada obat khusus untuk mengobati penyakit ini dan dibutuhkan waktu untuk sembuh. Perawatan yang bisa diberikan serupa dengan protokol yang digunakan untuk infeksi virus lainnya seperti chikungunya, demam berdarah, dan HFMD (penyakit tangan, kaki, dan mulut) yang mencakup parasetamol untuk sakit dan demam, istirahat, hidrasi, dan mandi spons.”
Meskipun para ilmuwan masih berusaha mengidentifikasi akar penyebab virus Flu Tomat, mereka dapat menyimpulkan penyakit ini tidak terkait dengan COVID-19 meskipun menunjukkan gejala yang sama, kata artikel yang diterbitkan oleh jurnal medis Inggris Lancet .
Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan
Para dokter menyarankan agar menjaga jarak dari kasus yang timbul dan menjaga kebersihan secara baik dapat membantu mencegah infeksi.
"Jika anak-anak mengalami gejala, mereka harus diisolasi, dan hal-hal yang mereka sentuh, termasuk tempat tidur dan pakaian, harus dibersihkan secara teratur," kata Gandhi.
“Jaga kebersihan yang layak, isolasi anak-anak yang terinfeksi setidaknya selama lima hingga tujuh hari sejak timbulnya penyakit di rumah dan hindari berbagi mainan atau makanan dengan anak-anak yang tidak terinfeksi.”
Reporter Magang: Gracia Irene
(mdk/pan)