WHO Sebut di Afrika Malaria Lebih Mematikan Ketimbang Covid-19
Lebih dari 409.000 orang di seluruh dunia, kebanyakan dari mereka adalah bayi di bagian termiskin wilayah Afrika, meninggal akibat malaria sepanjang tahun lalu.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) hari ini memperingatkan kematian akibat malaria di sub-Sahara Afrika jauh lebih parah dibandingkan Covid-19.
Menurut WHO, keadaan tersebut disebabkan layanan yang dirancang untuk mengatasi penyakit yang ditularkan oleh nyamuk malaria, terganggu selama pandemi virus corona.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa yang baru saja digolongkan oleh WHO sebagai kemungkinan karsinogen? Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melalui Badan Penelitian Kanker Internasional (IARC) telah resmi menggolongkan bedak talkum sebagai "mungkin bersifat karsinogenik" bagi manusia.
-
Bagaimana Paguyuban Asep Dunia dibentuk? Adapun grup Asep Dunia ini dibentuk secara tidak sengaja di Facebook tahun 2008 lalu. Ketika itu penggagas, Asep Iwan Gunawan membuat postingan untuk mencari nama Asep lainnya di lingkar pertemanan. Melihat respon yang antusias, dirinya kemudian berkomunikasi lebih lanjut dengan Asep-Asep di Facebook hingga lahir lah Paguyuban Asep. Paguyuban ini menjadi organisasi yang berdiri melalui pertemuan rutin, sejak 1 Agustus 2010, melalui inisiasi beberapa Asep lainnya.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Bagaimana Pertempuran Wuhan berakhir? Pada 25 Oktober 1938, pasukan Jepang berhasil memasuki Wuhan setelah mengalahkan pertahanan Tiongkok.
-
Siapa yang meninggal dunia? Kabar duka datang dari salah satu instansi pemerintah, Lembaga Administrasi Negara (LAN). Kepala LAN, Prof Dr. Adi Suryanto, meninggal dunia di Yogyakarta pada Jumat (15/12).
Lebih dari 409.000 orang di seluruh dunia, kebanyakan dari mereka adalah bayi di bagian termiskin wilayah Afrika, meninggal akibat malaria sepanjang tahun lalu, kata WHO dalam laporan malaria global terbaru.
WHO juga menuturkan, Covid-19 hampir pasti akan membuat angka itu lebih tinggi pada tahun ini.
“Perkiraan kami bergantung pada tingkat gangguan layanan (karena Covid-19), mungkin ada lebih dari 20.000 dan 100.000 kematian akibat malaria di suatu tempat antara 20.000 dan 100.000 di sub-Sahara Afrika, kebanyakan terjadi pada anak-anak,” jelas Pedro Alsonso, direktur program malaria WHO, dikutip dari laman Reuters, Senin (30/11).
“Kemungkinan besar kematian akibat malaria lebih besar daripada kematian langsung akibat Covid-19,” sambungnya.
Laporan WHO juga menemukan ada 229 juta kasus malaria secara global pada 2019, dan meskipun tantangan pandemi Covid-19 belum pernah terjadi sebelumnya, banyak negara di seluruh dunia telah berjuang keras dan bertahan melawan penyakit tersebut.
“Keberhasilan jangka panjang dalam mencapai dunia bebas malaria dalam satu generasi masih jauh dari pasti,” jelasnya.
Beberapa negara Afrika yang paling parah terkena malaria berjuang untuk membuat kemajuan yang signifikan sejak 2016.
Karena penularan malaria yang terus-menerus melalui nyamuk di banyak bagian dunia, separuh populasi global menghadapi risiko tertular penyakit itu dan malaria masih membunuh satu orang anak setiap dua menit.
Meskipun demikian, fokus pendanaan dan perhatian global telah dialihkan, membuat kemungkinan kematian anak dapat dicegah.
Peter Sands, direktur eksekutif Global Fund untuk memerangi AIDS, tuberkulosis dan malaria, mengatakan temuan laporan WHO “sangat tepat waktu”.
“Dunia kesehatan global, media, dan politik, semuanya terpaku pada Covid-19, namun kami tidak begitu memperhatikan penyakit yang masih menewaskan lebih dari 400.000 orang setiap tahun, terutama anak-anak,” jelasnya kepada wartawan dalam jumpa pers.
“Dan untuk mengingatkan Anda, ini adalah penyakit yang kami tahu cara menyingkirkannya, jadi ini adalah pilihan yang tidak kami ambil,” tambahnya.
Reporter Magang: Galya Nge
(mdk/pan)