WNI tewas tenggelam di Malaysia resmi bertambah jadi 18 orang
Jasad buruh migran tanpa dokumen yang bernasib nahas di Johor Bahru itu kini terdiri atas 9 wanita dan 9 pria
Lalu Muhammad Iqbal, Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia Kementerian Luar Negeri, memastikan bertambahnya jumlah korban insiden kapal terbalik di Johor Bahru. Dari awalnya 13 WNI tewas, kini jasad yang ditemukan mencapai 18.
"Terdiri dari 9 wanita dan 9 pria," kata Iqbal melalui keterangan tertulis yang diterima merdeka.com, Rabu (27/1).
-
Kapan kapal itu tenggelam? Kapal yang berpenumpang 37 orang dan bermuatan ikan ini dikabarkan terbalik saat mengalami cuaca buruk di Perairan Selayar," ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Selasa (12/3).
-
Kapan bangkai kapal tersebut tenggelam? Para arkeolog mengatakan, temuan unik ini berasal dari periode Romawi dan Mamluk sekitar 1.700 dan 600 tahun lalu.
-
Kapan kapal-kapal itu tenggelam? Kapal ini berasal dari pertengahan Dinasti Ming (1368-1644).
-
Kapan bangkai kapal itu diperkirakan tenggelam? Kapal berusia 3.300 tahun dan muatannya yang terdiri dari ratusan amphorae (bejana penyimpanan) yang masih utuh itu ditemukan di dasar laut Mediterania, seperti yang dilaporkan dalam siaran pers bersama hari ini dari Otoritas Purbakala Israel (IAA) dan Energean.
-
Kenapa kapal KM Dewi Jaya 2 tenggelam? Kapal yang berpenumpang 37 orang dan bermuatan ikan ini dikabarkan terbalik saat mengalami cuaca buruk di Perairan Selayar," ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Selasa (12/3).
-
Siapa yang kagum dengan kekuatan TNI? Gamal Abdul Nasser Adalah Sahabat Dekat Presiden Sukarno Keduanya menjadi pelopor gerakan Non Blok. Karena dekat, Nasser bicara terus terang pada Presiden Sukarno.
Indikasi bertambahnya korban tewas sudah disampaikan sejak kemarin, sebab kartu identitas yang ditemukan SAR lebih banyak dibanding jasad yang terdampar di Pantai Kelise, Sungai Tengah, Bandar Penawar Kota Tinggi, Johor Bahru.
Agar jumlah korban lebih pasti, otoritas laut Malaysia kembali menggelar pencarian di sekitar TKP. Konsulat Jenderal RI di Johor Bahru terus menjalin komunikasi dengan pemerintah setempat. Agar proses identifikasi korban lebih mudah, Kepolisian RI telah mengirim tiga anggota Disaster Victims Identification (DVI) dari Polda Kepulauan Riau, menuju Johor Bahru.
"Tim DVI terdiri dari ahli forensik dan fifi forensik," kata Iqbal.
Kapal nahas itu berangkat dari Kota Batam, Kepulauan Riau. Kapal ini menyusuri jalur laut ilegal, untuk mengirimkan para calon buruh migran tanpa dokumen bekerja di Negeri Jiran. Namun, Selasa (26/1) dini hari waktu setempat, kapal dihantam ombak lebih dari tiga meter, sehingga terguling.
Hingga berita ini dilansir, proses visum terhadap ke-13 jenazah dilakukan di Rumah Sakit Sultan Ismail Johor Bahru.
Ini data sementara para korban berdasarkan visum dan kartu identitas di TKP:
1. Siti Mayadi (perempuan, 22/10/1984, Dasan Gunung)
2. Mukhlis (laki-laki, 06/12/1974, Rensing)
3. Rusli (laki-laki, 05/05/1982, Lampung Timur)
4. Mustadi (laki-laki, 16/03/1990, Lenting Daye)
5. Sudar (laki-laki, 11/7/1968, Tanjung Perak)
6. Hamrin Gafur (laki-laki, 28/08/1989)
7. Ma'an Bin Jumrah (laki-laki, 04/01/1979)
8. Selfina Sunbanu (laki-laki, 17/08/1979, Halme)
9. Agus Susanto (laki-laki, 17/08/1979, Semarang)
10. Muhamad Agus Salim (laki-laki)
11. Siti Maemonah (perempuan, 04/11/1989, Kendal)
12. Tasminah (perempuan, 25/05/1994, Batang)
13. Murti (laki-laki, 11/4/1967, Lumajang)
14. Murti (laki-laki, 11/4/1959, Malang)
15. Muhammad Khoirisin (laki-laki, 29/10/1983, Dumai)
16. Doni (laki-laki, 5/7/2004, Kediri)
(mdk/ard)