Xi Jinping Kian Tak Tertandingi di China, Ini Sebabnya
Presiden China, Xi Jinping tengah bersiap mengamankan masa jabatan periode ketiganya yang bersejarah. Kendati sebelumnya hanya sedikit pihak yang meramalkan Xi akan berkuasa cukup lama.
Presiden China, Xi Jinping tengah bersiap mengamankan masa jabatan periode ketiganya yang bersejarah. Kendati sebelumnya hanya sedikit pihak yang meramalkan Xi akan berkuasa cukup lama.
Satu dekade yang lalu, hanya sedikit hal yang diketahui soal Xi. Ini terlepas dari fakta bahwa dia adalah seorang "pangeran" karena ayahnya adalah salah satu pemimpin revolusioner China.
-
Apa yang ditemukan para ilmuwan pada Tembok Besar China? Sebuah penelitian yang diterbitkan pada 8 Desember di jurnal Science Advances mengungkapkan, peneliti sedang mencari cara terbaik untuk melindungi Tembok Besar China dari angin dan erosi. Mereka mencatat struktur tersebut "sebagian besar dihuni oleh biocrust."
-
Apa yang ditemukan di China baru-baru ini? Spesies Baru Titanosaurus Ditemukan di China, Hidup di Zaman Kapur Ahli paleontologi di Tiongkok menemukan fragmen fosil dari genus dan spesies baru dinosaurus sauropoda titanosaurian yang hidup di Bumi selama periode Kapur.
-
Apa yang ditemukan oleh ilmuwan di China? Ilmuwan menemukan fosil larva cacing yang hidup sekitar 500 juta tahun lalu.
-
Kapan Xin Zhui meninggal? Perempuan Kaya Raya Xin Zhui meninggal antara tahun 178 dan 145 SM, dalam usia 50 tahunan.
-
Apa yang membantu menjaga Tembok Besar China tetap utuh? Namun, penelitian baru menunjukkan bahwa “biocrusts” ini sebenarnya membantu menjaga Tembok Besar tetap utuh.
-
Apa yang ditemukan di gurun pasir China yang membuat para ahli bingung? Para ahli telah mempersempit asal usul mumi misterius yang ditemukan di gurun pasir Tiongkok, dan hasilnya cukup mengejutkan.
Garis keturunannya membantunya memenangkan dukungan dari para tetua partai, yang sangat penting untuk naik kekuasaan di dalam Partai Komunis China (PKC) karena para pemimpin ini sering memegang pengaruh politik bahkan setelah pensiun.
"Sebelum diangkat, Xi Jinping dianggap sebagai seseorang yang bisa berkompromi dengan semua orang," kata Joseph Fewsmith, pakar politik elit China di Universitas Boston, dikutip dari BBC, Senin (17/10).
Tapi 10 tahun kemudian, otoritas Xi tampaknya tidak perlu dipertanyakan lagi, dan kekuatannya tak tertandingi.
Mengapa demikian?
Xi disebut lebih beruntung daripada pendahulunya Hu Jintao karena sebagai pemimpin Partai Komunis, Xi juga otomatis menjabat sebagai ketua Ketua Komisi Militer Pusat (CMC). Jabatan ini memperkuat posisinya dan dia tidak perlu menyingkirkan oposisi di dalam angkatan bersenjata.
Pada 2014 dan 2015, mantan Wakil Ketua CMC Xu Caihou dan mantan Jenderal PLA (Tentara Pembebasan Rakyat) Guo Boxiong dituduh melakukan korupsi. Xi dituding sengaja menargetkan kedua mantan pejabat tersebut, tujuannya untuk mengurangi pengaruh lama mantan pemimpin China Jiang Zemin di PLA, menurut Joel Wuthnow dari Universitas Pertahanan Nasional yang didanai Pentagon.
"Itu juga mengirim sinyal kuat kepada perwira militer yang bertugas saat ini bahwa tidak ada orang yang melawan kendali Xi yang kebal dari bahaya," ujarnya.
Pada 2015, Xi merombak struktur militer. Dia menghapus empat markas militer - staf, politik, logistik dan persenjataan - dan menggantinya dengan 15 badan yang lebih kecil.
Menurut Wuthnow, struktur baru memungkinkan CMC untuk mengeluarkan perintah langsung ke berbagai cabang militer - bahkan sampai auditor keuangan, yang sekarang harus melapor langsung ke CMC.
Di luar semua itu, tujuan utamanya adalah menuntut loyalitas mutlak kepada Xi.
"Loyalitas kepada partai berarti PLA diharapkan melaksanakan setiap dan semua perintah untuk mempertahankan partai, dan Xi khususnya, tetap berkuasa," jelas Timothy Heath, peneliti pertahanan internasional senior di perusahaan think tank Amerika, RAND.
Singkirkan pesaing
Dua tahun setelah Xi berkuasa, pihak berwenang mengonfirmasi penangkapan mantan kepala keamanan domestik Zhou Yongkang, karena korupsi. Dia terkait erat dengan Bo Xilai, "pangeran" lain yang merupakan saingan Xi.
Pengamat mengatakan kampanye anti-korupsi Xi juga bertujuan untuk menyingkirkan saingan politiknya dan faksi lain di dalam partai. Dalam satu dekade terakhir, lebih dari 4,7 juta orang telah diselidiki oleh lembaga antikorupsi.
Xi juga menempatkan para loyalisnya di jabatan-jabatan penting regional seperti sekretaris partai di kota-kota utama seperti Beijing, Shanghai dan Chongqing.
Pada 2018 "Pemikiran Xi Jinping tentang Sosialisme dengan Karakteristik China untuk Era Baru" diabadikan dalam konstitusi Tiongkok. Ini juga memperkuat warisan Xi.
"Pemikiran Xi ditujukan terutama untuk memperkuat legitimasi dan kekuasaan Xi sendiri di atas siapa pun dalam Partai Komunis dan negara. Ini adalah bagian dari kultus kepribadian baru yang menghubungkan Xi tidak hanya dengan Mao tetapi juga dengan kaisar Tiongkok yang paling jaya dan sukses di masa lalu," jelas Jean-Pierre Cabestan, profesor emeritus ilmu politik di Hong Kong Baptist University.
Sejumlah universitas seperti Universitas Peking yang bergengsi dan Universitas Tsinghua mendirikan pusat penelitian atas nama Xi.
Kementerian Pendidikan China juga meluncurkan rencana untuk mempromosikan Pemikiran Xi Jinping dalam kurikulum nasional.
(mdk/pan)