10 Fakta Situs Gordion, Warisan Dunia UNESCO Peninggalan Midas si Tangan Emas
Situs Gordion, ibu kota kerajaan kuno Frigia, baru saja ditetapkan sebagai Warisan Dunia UNESCO pada tanggal 18 September 2023.
10 Fakta Situs Gordion, Warisan Dunia UNESCO Peninggalan Midas si Tangan Emas
Situs Gordion, ibu kota kerajaan kuno Frigia, baru saja ditetapkan sebagai Warisan Dunia UNESCO pada tanggal 18 September 2023.
Keputusan ini diambil dalam sidang ke-45 Komite Warisan Dunia UNESCO yang berlangsung di Riyadh, Arab Saudi.
Situs Gordion terletak di Yassıhüyük, sekitar 70-80 km dari Ankara, ibu kota Turki, dekat dengan wilayah Polatlı.
Situs ini merupakan pemukiman kuno yang memiliki banyak lapisan sejarah, mulai dari zaman perunggu awal hingga abad ke-14 Masehi. Berikut adalah sepuluh fakta menarik tentang situs Gordion yang wajib Anda ketahui.
Berikut ini beberapa fakta menarik tentang situs Gordion yang perlu Anda ketahui.
1. Gordion adalah Ibu Kota Kerajaan Frigia
Menurut situs web Penn Museum, Gordion adalah salah satu situs paling penting dari zaman peradaban-peradaban kuno dunia.
Gordion atau Gordiyon adalah pusat politik dan budaya kerajaan Frigia, sebuah kerajaan independen di Zaman Besi.
Kerajaan Frigia sendiri menguasai sebagian besar wilayah Anatolia tengah pada milenium pertama sebelum Masehi.
- 10 Fakta Situs Manusia Purba Sangiran, Sumber Ilmu Arkeologi Terpenting Kepunyaan Indonesia
- Kondisi Terkini Kebakaran Hutan Taman Nasional Baluran, Tutup untuk Wisatawan hingga Akhir September
- 24 September 2023 Peringatan Hari Sungai Sedunia, Ketahui Sejarah dan Tema Tahun Ini
- 10 Fakta-Fakta Terkini Dampak Gempa Dahsyat Maroko, Kekurangan Makanan dan Air
2. Gordion Disebutkan dalam Berbagai Sumber Kuno
Gordion disebutkan dalam berbagai sumber kuno dari Yunani, Roma, hingga Bizantium.
Beberapa sejarawan dan penulis yang menyebutkan nama Gordion antara lain Xenofon dari Athena (Yunani Kuno), Plutarkhos, Justin, Polibios, Titus Livius, Pliny, Strabo, Arianos dari Nikomedia, dan Stefanus dari Bizantium.
3. Gordion Dihuni Manusia sejak Zaman Perunggu Awal hingga Abad 14
Menurut Encyclopedia of Indo-European Culture (1997), nama Gordion berasal dari istilah Yunani Kuno, Górdion (Γόρδιον).
Górdion diambil dari namanya saat masih berada di bawah kekuasaan Frigia, yaitu Gordum. Arti kata ini sendiri adalah "kota".
Situs ini telah dihuni manusia sejak zaman perunggu awal (sekitar 2300 SM) tanpa henti hingga abad ke-4 Masehi. Kemudian, situs ini kembali dihuni pada abad ke-13 dan ke-14 Masehi.
4. Gordion Terletak di Pertemuan Dua Sungai
Pusat peradaban atau kerajaan kuno biasanya dibangun di dekat aliran sungai.
Lokasi seperti itu dianggap strategis untuk menguasai tanah yang subur. Sungai juga merupakan urat nadi transportasi dan pertanian.
Sama seperti situs-situs peninggalan peradaban lain, letak Gordion juga berdekatan dengan sungai.
Lokasi Gordion berada di pertemuan sungai Sakarya dan Porsuk.
Menurut Journal of Field Archaeology, aliran sungai Sakarya berubah beberapa kali sebelum akhirnya bergerak ke sisi barat Bukit Benteng, pusat situs Gordion.
5. Gordion Dipenuhi Ratusan Tumuli (Bukit Pemakaman)
Gordion dipenuhi lebih dari seratus tumuli, sebutan untuk bukit-bukit yang menutupi makam-makam kuno.
Tumuli ini dibangun pada abad ke-9 hingga ke-6 SM.
Tumuli terbesar digunakan untuk memakamkan raja-raja.
Tumulus W di Gordion, yang berasal dari sekitar tahun 850 SM, adalah tumulus tertua yang diketahui di situs ini dan juga di Anatolia.
Tumulus MM (singkatan dari "Midas Mound"), atau Tumulus Agung adalah tumulus terbesar di Gordion yang tingginya lebih dari lima puluh meter.
6. Sempat Dikuasai Bangsa Het hingga Persia
Pada Zaman Perunggu Pertengahan, Gordion berada di bawah pengaru bangsa Het yang berasal dari Anatolia.
Pada Zaman Perunggu Akhir, Gordion menjadi bagian dari Kekaisaran Het dan terletak di tepi barat pusat kerajaan.
Setelah Zaman Besi berakhir, Gordion menjadi bagian dari Frigia yang independen.
Setelah itu, Frigia juga sempat menjadi jajahan Persia, Makedonia, Romawi, Lydia, dan Bizantium.
Gordion telah menjadi saksi bisu dari berbagai peristiwa penting dalam sejarah dunia, seperti penaklukan Aleksander Agung, perang saudara Romawi, dan penyebaran agama Kristen.
7. Gordion Berkaitan dengan Midas si Tangan Emas
Gordion memiliki hubungan dengan Midas, raja Frigia paling termasyhur yang dapat mengubah apa pun menjadi emas dengan sentuhan tangannya.
Midas berkuasa di Gordion pada periode Frigia Tengah, sekitar tahun 740 SM.
Menurut sejarawan Yunani, Herodotus, Midas adalah orang asing pertama yang memberikan persembahan di tempat suci Apollo di Delfi.
Pada masa pemerintahannya, suku Cimmeria yang nomaden menyerbu Asia Kecil sehingga Midas terpaksa meminta bantuan dari raja Asyur Sargon II.
Menurut catatan Strabo, Midas bunuh diri dengan meminum darah banteng ketika kota Gordion direbut oleh Cimmeria.
8. Gordion Berkaitan dengan Legenda Simpul Gordian yang Dibuka oleh Alexander Agung
Menurut Classical Antiquity, Gordionjuga terkait dengan legenda simpul Gordian.
Simpul itu dibuat oleh Gordias, ayah Midas yang mendirikan kota Gordion dan mengikat gerobak sapi untuk persembahan kepada dewa Sabazios.
Gerobak diikat ke tiang dengan simpul paling rumit yang konon tak bisa dibuka.
Siapa pun yang mampu membuka simpul Gordian disebut bakal menguasai seluruh Asia.
Alexander Agung, panglima perang Yunani yang ingin membuka simpul itu tidak berhasil melakukannya. Ia kemudian menghunus pedangnya dan membelah simpul tersebut hingga terputus.
10. Situs Gordion Telah Digali Sejak 1900
Pada tahun 1921, Gordion menjadi salah satu lokasi penting dalam Pertempuran Sakarya
Pertempuran itu merupakan titik balik dari Perang Yunani-Turki tahun 1919--1922.
Benteng dan beberapa makam raja-raja Frigia di situs ini digunakan sebagai pos pertahanan selama tiga minggu pertempuran berlangsung.
10. Situs Gordion Telah Digali Sejak 1900
Gordion merupakan sumber bukti arkeologi untuk mempelajari peradaban, budaya, dan seni Frigia.
Di situs ini ditemukan banyak artefak yang terbuat dari logam, kayu, gading, tulang, tekstil, dan keramik, serta bangunan dan benteng yang megah.
Penggalian di situs ini telah dilakukan oleh berbagai tim sejak 1900, tetapi yang paling luas dan sistematis adalah oleh Museum Arkeologi dan Antropologi Universitas Pennsylvania sejak 1950.
Museum Penn juga melakukan proyek konservasi dan restorasi situs ini.