Ini wajah Dadaab, kamp pengungsian terbesar di dunia
Kamp Dadaab merupakan pemukiman yang kompleks dan begitu luas layaknya kota kecil.
Di tengah gersangnya gurun di provinsi timur laut Kenya, dikelilingi bermil-mil pasir tandus dan semak-semak kering, lebih dari 300.000 orang hidup bersama. Inilah Dadaab, situs kamp pengungsi terbesar di dunia.
Dadaab berlokasi antara perbatasan Kenya dan Somalia, tepatnya di Garissa County, Kenya. Menurut data UNHCR pada bulan Oktober 2015, kamp ini menjadi rumah bagi 329.811 pengungsi dari seluruh dunia yang terbagi menjadi 5 kamp.
-
Kenapa Iswahyudi dan Halim Perdana Kusuma pergi ke Bangkok? Melansir dari buku Iswahyudi (1983), saat mereka berdua sudah mampu menerbangkannya, mereka mengantar Keegan ke Bangkok.
-
Siapa yang akan pindah ke Jakarta? Kini, setelah diwarnai dengan berbagai keseruan, Ayu Ting Ting bersiap untuk pindah ke Jakarta menyusul rencana pernikahannya dengan Lettu Muhammad Fardhana, seorang anggota TNI.
-
Dimana orang tua Arie Kriting menginap saat berkunjung ke Jakarta? Setelah tiba di Jakarta, kedua orang tua Arie mengunjungi kontrakannya.
-
Kapan Pangeran Abdul Mateen mengunjungi Indonesia? Ini bukan kunjungan pertama Pangeran ke Indonesia. Sebelumnya, ia telah mengunjungi Labuan Bajo untuk menghadiri KTT ASEAN ke-42.
-
Kapan Zaskia dan keluarganya berencana pulang ke Jakarta? "Alhamdulillah perlengkapan kesehatan dirumah jogja selengkap jkt! Ku kasi oksigen sampai jam 2 pagi akhirnya saturasi naik.. tapi jam 4 udah gelisah lagi tidurnya Kama, saturasi turun ke 90.. padahal plan pagi ini kami balik jakarta naik kereta jam 9.15," lanjutnya.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
Kamp Dadaab merupakan pemukiman yang kompleks dan begitu luas hingga tak jarang menyebabkan pendatang baru tersesat. Seiring berjalannya waktu, Dadaab jadi lebih mirip kota kecil yang padat penduduk, lengkap dengan infrastruktur dan pusat perekonomian. Di sana terdapat sekolah, rumah sakit, tempat ibadah, kantor polisi, kuburan, dan stasiun bus.
Walaupun fasilitas di Dadaab cukup lengkap, namun kualitas dan kuantitasnya jelas tidak cukup memadai jika dibandingan dengan jumlah pemukim yang ada. Belum lagi bahaya dari alam sekitar seperti binatang buas dan cuaca ekstrem yang senantiasa mengancam keselamatan penduduk.
Kebutuhan para pengungsi di Dadaab disuplai oleh sejumlah organisasi nirlaba, antara lain WFP, GTZ, dan UNHCR. Namun Menurut Medecins Sans Frontieres Australia, masalah kesehatan seperti kolera, hepatitis, dan malnutrisi masih kerap terjadi. Ini karena tenda-tenda darurat yang kurang memenuhi standar hidup ideal dan fasilitas MCK (mandi, cuci, kakus) yang digunakan bersama-sama.
Baca juga:
Garuda Indonesia Perbanyak Rute Penerbangan Haji dan Umrah
Ternyata Pramugari Kerap Memata-matai Penumpang Pesawat
Musim dingin, jalanan Belanda berubah jadi arena skating gratis
Mumbai segera buka museum di tengah perkampungan kumuh
Mahasiswa di Finlandia buat jembatan es berdasar desain Da vinci