Kisah Venesia dan Great Barrier Reef Jadi Situs UNESCO yang Keberadaannya Terancam
Venesia terancam masuk red list, sementara Great Barrier Reef Australia bakal masuk daftar situs alami dalam bahaya.
Dua situs yang dilindungi oleh UNESCO tengah dalam kondisi yang mengkhawatirkan. Venesia terancam masuk red list, sementara Great Barrier Reef Australia bakal masuk daftar situs alami dalam bahaya. Apa yang sebenarnya terjadi?
Melansir dari Daily Sabah (25/6/2021), UNESCO mengancam akan memasukkan Venesia sebagai Situs Warisan Dunia yang terancam punah. Otoritas kebudayaan di bawah PBB itu memberi peringatan akan memasukkan kota kanal tersebut ke daftar merah pada pertengahan Juli 2021.
-
Apa temuan bersejarah yang ditemukan di Verona, Italia? Di sebuah museum di Verona, Italia, baru-baru ini ditemukan astrolab langka dari abad ke-11 dengan tulisan Arab dan Ibrani.
-
Apa yang ditemukan di dekat Siena, Italia? Para arkeolog menemukan 24 patung perunggu yang masih sangat utuh, terkubur dalam pemandian air panas di dekat Siena, Italia sejak 2.300 tahun lalu.
-
Apa yang ditemukan oleh para arkeolog di Piazza San Marco? Pada pertengahan Februari lalu, para arkeolog di Venesia, Italia, menemukan gereja abad pertengahan yang telah lama hilang di Piazza San Marco.
-
Siapa yang ikut berlibur bersama Bunga Citra Lestari ke Venesia? Bunga Citra Lestari (BCL) dan suaminya, Tiko Aryawardhana, diketahui baru saja pergi liburan bersama ke Italia.
-
Kapan Little Venice buka? Little Venice buka dari Senin hingga Jumat pukul 09.00-16.30 WIB, sementara pada akhir pekan buka pukul 08.00-18.00 WIB.
-
Kenapa Little Venice menarik untuk dikunjungi? Tempat wisata ini merupakan replika dari kota Venesia di Italia, yang memiliki danau buatan dengan kanal-kanal dan gondola. Anda bisa menyusuri kanal dengan gondola yang didayung oleh petugas, atau menikmati pemandangan kota bunga dari atas Mississippi Boat Ride.
Venesia Terancam Masuk Red List Karena Industri Kapal Pesiar
©REUTERS/Alessandro Bianchi
Venesia akan masuk red list jika kota tersebut tidak melepas industri kapal pesiarnya. UNESCO mengecam upaya Italia yang tidak bersemangat untuk menahan kerusakan yang disebabkan oleh kapal-kapal besar dan pariwisata massal.
Venesia menjadi salah satu destinasi wisata yang ramai dikunjungi wisatawan dari mancanegara. Pada 1980-an, Karnaval Venesia dihidupkan kembali dan kota ini menyelenggarakan festival bergengsi, yaitu Biennale dan Festival Film Venesia.
Venesia dan lagunanya lantas menjadi Situs Warisan Dunia UNESCO sejak 1987. Label ramah pariwisata itu yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan bagi ekonomi lokal.
Jika UNESCO serius dengan ancamannya, maka reputasi kota Venesia akan hancur bagi turis. Pariwisata yang menjadi pendapatan utama kota ini bakal terpukul. Jika rencana tersebut terlaksana, Italia akan diminta untuk menyusun rencana aksi baru dan menyerahkan laporan implementasi itu pada Februari 2022.
Pemerintah di Roma menanggapinya dengan rasa kekhawatiran. Mereka akan bergerak cepat untuk memperbaiki situasi tersebut.
"Ini akan menjadi masalah yang sangat serius bagi negara kita," kata Menteri Kebudayaan Italia Dario Franceschini. "Waktu untuk ragu-ragu sudah berakhir."
Great Barrier Reef Terancam Rusak
©Great Barrier Reef Foundation
Jika Venesia terancam masuk daftar merah, lain cerita dengan Great Barrier Reef Australia. Menurut UNESCO, situs warisan alam itu harus segera masuk daftar Situs Warisan Dunia yang berada dalam bahaya akibat kerusakan yang disebabkan oleh perubahan iklim.
Dikutip dari BBC, Selasa (22/6/2021), PBB mengatakan sistem terumbu karang terbesar di dunia ini harus diturunkan ke daftar 'situs dalam bahaya' pada pertemuan yang akan terjadi bulan depan. Hal ini mendesak Australia untuk mengambil tindakan segera untuk mengatasi pemanasan global. Walaupun begitu, UNESCO dan pemerintah Australia masih memperdebatkan apakah Great Barrier Reef layak masuk ke daftar situs dalam bahaya pada 2017.
Menteri Lingkungan, Sussan Ley mengatakan pemerintah terkejut dengan pengumuman terbaru UNESCO, menganggap UNESCO ingkar janji untuk tidak mengambil langkah tersebut. Harus diakui, rekomendasi tersebut bakal berdampak pada industri pariwisata yang telah menciptakan ribuan lapangan kerja di Australia. Saat ini, China memimpin UNESCO dan ada beberapa spekulasi bahwa ketegangan yang sudah berlangsung lama antara Beijing dan Canberra mungkin telah memengaruhi keputusan tersebut.
Laporan UNESCO terakhir mengatakan bahwa walaupun ada upaya dari pemerintah Australia, target utama untuk meningkatkan kualitas air di terumbu karang belum terpenuhi. Terpantau telah terjadi beberapa peristiwa 'pemutihan' di terumbu karang dalam lima tahun terakhir. Naiknya suhu laut adalah akibat dari pemanasan global yang disebabkan oleh pembakaran bahan fosil adalah penyebab utama kerusakan terumbu karang.
"Rekomendasi dari UNESCO jelas dan tegas bahwa pemerintah Australia tidak berbuat cukup untuk melindungi aset alam terbesar kita, terutama pada perubahan iklim," kata Richard Leck, Kepala Kelautan untuk World Wide Fund for Nature-Australia.
Jika rekomendasi UNESCO tersebut diikuti, ini akan mejadi pertama kalinya Situs Warisan Dunia alami ditempatkan pada daftar dalam bahaya. Tetapi, kelompok lingkungan menolak saran apa pun bahwa rekomendasi itu bersifat politis.
Reporter: Komarudin/Paquita Gadin
Sumber: Liputan6.com