Temuan Berusia 1.000 Tahun Ini Jadi Bukti Kerja Sama Harmonis Muslim, Yahudi, dan Kristen
Temuan Berusia 1100 Tahun Ini Jadi Bukti Kerja Sama Harmonis Muslim, Yahudi, dan Kristen
-
Siapa astronom muslim yang terkenal di abad pertengahan? Salah satu tokoh penting dalam sejarah astronomi adalah Azophi, seorang ilmuwan Muslim pada abad pertengahan yang berperan besar dalam mengungkap beberapa misteri alam semesta.
-
Siapa pencipta astrolabe pertama dunia Islam? Al-Farazi disebut-sebut berasal dari Persia dan hidup sekitar abad ke-8, serta merupakan pencipta astrolabe pertama di dunia Islam.
-
Apa yang ditemukan astronom? Astronom dunia telah mengonfirmasi penemuan sebuah planet yang memiliki kecepatan orbit yang tinggi. Planet yang baru ditemukan tersebut adalah TOI-1347 b. Ia mengorbit bintangnya hanya selama 20 jam 24 menit atau 0,85 hari.
-
Siapa yang terlibat dalam penemuan ini? Mengutip Indy100, Selasa (24/9), penemuan ini dimulai ketika para astronom mendeteksi radiasi sinar-X yang dipancarkan dari cakram akresi, yakni lingkaran plasma superpanas yang mengelilingi lubang hitam saat ia menyedot materi di sekitarnya.
-
Apa yang ditemukan para ilmuwan? Penelitian yang diterbitkan di Nature Journal mengungkap penemuan alat kayu di Air Terjun Kalambo, Zambia.
Temuan Berusia 1.000 Tahun Ini Jadi Bukti Kerja Sama Harmonis Muslim, Yahudi, dan Kristen
Di sebuah museum di Verona, Italia, baru-baru ini ditemukan astrolab langka dari abad ke-11 dengan tulisan Arab dan Ibrani. Astrolab ini berasal dari tahun 1100-an, menjadikannya salah satu astrolab tertua yang pernah ditemukan.
Astrolab adalah alat ukur astronomi yang digunakan untuk prediksi, simulasi, navigasi benda langit.
Penemuan alat astronomi kuno yang ditulis dalam bahasa Arab dan Ibrani pada abad pertengahan ini membuka jalan bagi komunikasi ilmiah yang luas antara orang Arab, Yahudi, dan Kristen.
Dilansir laman Arkeones, benda ini mengungkap kisah menarik tentang adaptasi, penerjemahan, dan revisi yang dilakukan oleh para ilmuwan muslim, Yahudi, dan Kristen selama berabad-abad di Spanyol, Afrika Utara, dan Italia.
Astrolab, yang merupakan peta alam semesta seukuran saku, memungkinkan pengguna untuk memetakan posisi bintang-bintang dan mengukur waktu, jarak, dan posisinya, serta membuat horoskop yang memprediksi masa depan.
Dr. Federica Gigante dari Fakultas Sejarah Cambridge dan Christ's College membuat penemuan di sebuah museum di Verona, Italia, dan baru saja mempublikasikan temuannya di jurnal Nuncius.
"Pihak museum tidak tahu benda apa itu dan mengira benda itu mungkin palsu. Sekarang ini menjadi satu-satunya benda terpenting dalam koleksi mereka," kata Dr. Federica Gigante.
Dr Gigante pertama kali menemukan gambar astrolabe yang baru saja diunggah secara kebetulan di situs web Fondazione Museo Miniscalchi-Erizzo. Astrolabe berusia 1.000 tahun itu diidentifikasi secara kebetulan.
"Ketika saya mengunjungi museum dan mempelajari astrolabe dari dekat, saya menyadari astrolabe tersebut tidak hanya ditutupi dengan ukiran tulisan Arab yang indah, tetapi saya juga dapat melihat tulisan yang samar-samar dalam bahasa Ibrani.
Saya hanya bisa melihatnya dalam cahaya yang masuk dari jendela. Saya pikir saya mungkin sedang bermimpi, tetapi saya terus melihat lebih banyak lagi. Itu sangat mengasyikkan."
"Ini bukan hanya benda yang sangat langka. Benda ini merupakan catatan kuat tentang pertukaran ilmiah antara orang Arab, Yahudi, dan Kristen selama ratusan tahun," kata Dr. Gigante.
"Astrolabe Verona mengalami banyak modifikasi, penambahan, dan adaptasi saat berpindah tangan. Setidaknya ada tiga pengguna yang merasa perlu untuk menambahkan terjemahan dan koreksi pada benda ini, dua menggunakan bahasa Ibrani dan satu lagi menggunakan bahasa Barat."
Dia menyimpulkan benda ini awalnya dibuat pada tahun 1100-an di Spanyol yang dikuasai muslim dengan melihat fitur-fitur dan prasasti yang unik. Garis lintang dari prasasti-prasasti itu sesuai dengan kota-kota di Spanyol, seperti Toledo dan Cordoba.
Gigante meyakini astrolabe tersebut kemungkinan dibuat di Toledo, yang pada saat itu merupakan pusat penting di mana umat muslim, Yahudi, dan Kristen tinggal, belajar, dan bekerja secara berdampingan.
Pemilik astrolabe selanjutnya menambahkan tulisan Ibrani, yang memberikan nama-nama Ibrani untuk tanda-tanda zodiak dan istilah-istilah lainnya.
Ini berarti bahwa astrolabe tersebut mungkin telah sampai ke Italia pada suatu saat, di mana orang-orang Yahudi setempat telah berhenti menggunakan bahasa Arab.
Namun, tambahan tulisan Ibrani tersebut mengandung kesalahan tentang garis lintang, yang mengindikasikan tulisan tersebut tidak ditulis oleh seorang ahli astrolabe.
Beberapa angka juga ditulis dengan sangat samar dalam angka Romawi yang masih kita gunakan saat ini. Dr. Gigante mengatakan orang-orang di Verona yang berbicara Latin atau Italia bahkan menambahkan angka-angka tersebut.
Sangat menarik beberapa "koreksi" yang mereka lakukan ternyata salah, menunjukkan angka Arab yang asli lebih akurat.
Temuan ini menggarisbawahi pentingnya kerja sama lintas budaya dalam memajukan ilmu pengetahuan dan memperdalam pemahaman kita tentang praktik-praktik ilmiah di masa lalu.