Novel Jepang Berlatar Masa Perang Dunia II yang Mengharukan
Novel-novel ini tak hanya membahas dampak perang bagi warga sipil, tapi juga pergeseran nilai masyarakat setelah kekalahan telak Jepang di Perang Dunia II.
Cerita-cerita dengan latar Perang Dunia II selalu membawa rasa haru hingga pilu. Bagi Indonesia, cerita tentang Perang Dunia II umumnya berpusat pada aksi heroik dan perjuangan untuk meraih kemerdekaan. Namun, pernahkah Anda penasaran seperti apa kisah tentang Perang Dunia II dari sisi penjajah?
Perang Dunia II telah meluluhlantakkan seluruh dunia, termasuk Jepang yang sempat menjajah beberapa negara tetangganya di Asia. Walaupun selama ini dipandang sebagai pasukan yang brutal dan tak berperikemanusiaan, ternyata tentara Jepang pun termasuk korban dalam peperangan yang tak mereka harapkan bakal terjadi. Mereka pun "direnggut" dari keluarga masing-masing, dipaksa untuk berkorban nyawa demi kehormatan bangsa.
-
Apa buku termahal di dunia? Codex Leicester oleh Leonardo da Vinci merupakan buku termahal di dunia yang dibeli oleh Bill Gates.
-
Bagaimana Paguyuban Asep Dunia dibentuk? Adapun grup Asep Dunia ini dibentuk secara tidak sengaja di Facebook tahun 2008 lalu. Ketika itu penggagas, Asep Iwan Gunawan membuat postingan untuk mencari nama Asep lainnya di lingkar pertemanan. Melihat respon yang antusias, dirinya kemudian berkomunikasi lebih lanjut dengan Asep-Asep di Facebook hingga lahir lah Paguyuban Asep. Paguyuban ini menjadi organisasi yang berdiri melalui pertemuan rutin, sejak 1 Agustus 2010, melalui inisiasi beberapa Asep lainnya.
-
Kapan Hari Buku Sedunia dirayakan? 23 April diperingati sebagai Hari Buku Sedunia.
-
Bagaimana cara Gong Perdamaian Dunia dibunyikan? Pada tanggal 9 September lalu gong ini dibunyikan oleh Bupati Kabupaten Ciamis, Herdiat Sunarya.
-
Bagaimana Balai Yasa Pengok di era Jepang? Pada tahun 1942, pemerintahan Jepang sempat mengambil alih Balai Yasa Pengok, tugasnya pun masih sama yaitu melaksanakan perawatan berat rangkaian gerbong kereta api maupun lokomotifnya.
-
Dimana letak Gong Perdamaian Dunia? Lokasinya di Situs Ciung Wanara, Desa Karangkamulyan, Kecamatan Karangkamulyan.
Berikut ini beberapa novel Jepang yang bercerita tentang kehidupan warga Negeri Sakura selama dan sesudah Perang Dunia II. Novel-novel ini tak hanya membahas dampak perang bagi warga sipil, tapi juga pergeseran nilai masyarakat setelah kekalahan telak Jepang.
1. Totto-Chan: Gadis Cilik di Jendela - Tetsuko Kuroyanagi
novel Jepang, Totto-Chan: Gadis Cilik di Jendela ©2023 Merdeka.com
Totto-Chan: Gadis Cilik di Jendela adalah novel penuh keceriaan tentang Totto-chan yang memiliki kebutuhan khusus dalam belajar. Setelah dikeluarkan dari sekolah, Totto-chan menjadi murid di Tomoe Gakuen.
Mr. Kobayashi, kepala sekolah mendirikan Tomoe Gakuen di gerbong kereta bekas. Ia merancang berbagai mata pelajaran dan program menyenangkan untuk para muridnya yang berkebutuhan khusus. Selain Totto-Chan, ada juga Yasuaki yang menyandang polio dan Takahashi yang mengalami gangguan pertumbuhan.
Totto-Chan: Gadis Cilik di Jendela adalah novel yang ditulis duta UNICEF, Tetsuko Kuroyanagi berdasarkan pengalamannya belajar di Tomoe Gakuen. Sekolah itu memberikan banyak pengalaman berharga baginya. Melalui 'kacamata' Totto-chan dan teman-temannya, pembaca juga bisa merasakan sulitnya hidup di masa Perang Dunia II.
2. Twenty-Four Eyes - Sakae Tsuboi
novel Jepang berlatar Perang Dunia II, Dua Puluh Empat Pasang Mata atau Twenty-Four Eyes ©2023 Merdeka.com
Dua Puluh Empat Pasang Mata atau Twenty-Four Eyes adalah novel karya Sakae Tsuboi yang menceritakan kisah panjang Hisako Oishi sebagai pendidik di Shodoshima. Awalnya, ia mengajar dua belas anak kelas satu. Murid-murid Oishi tak lantas menerimanya, karena guru baru itu datang dengan mengayuh sepeda dan mengenakan setelan bergaya barat.
Lambat laun, Oishi berhasil mengambil hati murid-muridnya. Cerita terus bergulir sampai ia mengajar anak-anak kelas enam. Murid-murid Oishi mengalami kesulitan yang berbeda untuk bisa terus sekolah.
Hari-hari di sekolah yang damai pun berubah setelah Jepang ikut andil dalam Perang Dunia II. Murid-murid pria dikirim untuk bergabung dengan militer. Suami Oishi juga tewas selagi menjalankan tugas militer. Intinya, buku ini menceritakan dampak perang terhadap warga sipil Jepang dan merenggut masa kecil yang normal dari anak-anak Negeri Sakura di masa itu.
3. An Artist of the Floating World - Kazuo Ishiguro
novel Jepang berlatar Perang Dunia II, An Artist of the Floating World ©2023 Merdeka.com
An Artist of the Floating World adalah salah satu novel terpopuler penulis Inggris-Jepang, Kazuo Ishiguro. Novel ini menyoroti kehidupan Masuji Ono, mantan seniman pro pemerintah yang sempat membuat karya-karya propaganda sebelum dan selama Jepang terjun ke Perang Dunia II.
Cerita fokus pada kehidupan Ono setelah perang. Melihat orang-orang di sekitarnya mati-matian untuk bangkit dari keterpurukan setelah Jepang kalah, Ono dihantui rasa bersalah.
Melalui narasi dalam bukunya, Ishiguro menggambarkan kisah yang sangat pribadi. Pembaca juga diajak untuk melihat kebangkitan warga Jepang setelah perang dan pergeseran nilai-nilai masyarakat pada waktu itu.
4. Mawar Jepang - Rei Kimura
novel Jepang berlatar Perang Dunia II, Mawar Jepang ©2023 Merdeka.com
Novel Mawar Jepang adalah kisah yang terinspirasi dari sejarah kontroversial Jepang yang selama ini ditutup. Novel ini mengajarkan tentang harga sebuah perdamaian dan bahwa perang tidak pernah menjadi solusi yang ideal dalam menyelesaikan konflik.
Seorang jurnalis NHK menemukan kejanggalan dalam arsip di salah satu kamp bekas perang yang mengarah pada fakta keberadaan pilot perempuan kamikaze di Jepang. Berkat bantuan sejarawan andal, penyelidikan yang dilakukan sang jurnalis mengarah pada satu nama, Rika Kobayashi alias Sayuri Miyamoto.
Kisah Sayuri dimulai setelah Jepang berhasil menghancurkan Pearl Harbor. Pemerintah Jepang lalu memberlakukan wajib militer bagi setiap laki-laki dewasa. Di sisi lain, perang telah menghancurkan keluarga warga Jepang. Setiap rumah tangga wajib "mengorbankan" putra, suami, dan ayah mereka demi kaisar.
Sayuri memutuskan untuk terlibat dalam perang setelah kepergian adik laki-lakinya. Ia menjadi perawat bersama sahabatnya di salah satu rumah sakit di Tokyo. Teror perang pun menelan korban semakin banyak, termasuk adik dan sahabatnya. Sayuri pun bersumpah untuk membalas kematian orang-orang yang dicintainya dengan menjadi pilot kamikaze. Ia menyamar menjadi laki-laki dan berhasil mewujudkan keinginannya. Namun, sesuatu terjadi pada hari Sayuri akan menabrakkan pesawatnya ke target musuh.
Demikian informasi singkat tentang novel-novel Jepang yang bercerita tentang kelamnya Perang Dunia II dari sudut pandang warga Negeri Sakura.
(mdk/tsr)