Onde-Onde, Jejak Budaya yang Melingkupi Kudapan Bulat Nan Gurih
Meski bentuknya sederhana, onde-onde memiliki cerita panjang yang mencakup perjalanan dari Tiongkok hingga menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya Indonesia.
Jika Anda suka makan onde-onde, mungkin Anda pernah bertanya-tanya tentang asal-usul dan bagaimana kudapan bulat ini menjadi begitu populer di Indonesia.
Onde-Onde, Jejak Budaya yang Melingkupi Kudapan Bulat Nan Gurih
Meskipun bentuknya sederhana, onde-onde memiliki cerita panjang yang mencakup perjalanan dari Tiongkok hingga menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya Indonesia.
- Melihat Jejak Etnis Tionghoa di Tanah Minang, Berawal dari Berdagang hingga Hidup Berbudaya dengan Masyarakat Lokal
- 4 Cerita Rakyat Pendek dan Terkenal di Indonesia, Ada Danau Toba hingga Malin Kundang
- Dongeng Bahasa Jawa Singkat Lucu, Menghibur dan Bikin Ngakak
- Niat Berburu Diskon, Aksi Bule Iseng Minta Celup Jari dalam Tinta di TPS Ini Curi Perhatian
Onde-Onde: Perjalanan dari Tiongkok ke Nusantara
Meskipun onde-onde sudah menjadi ikon kuliner di Indonesia sejak zaman Majapahit, kudapan ini sebenarnya bukanlah asli dari Indonesia.
Onde-onde berasal dari Tiongkok dan muncul pada masa Dinasti Zhou, sekitar tahun 1045 – 256 SM.
Menurut istanabundavian.com, onde-onde diciptakan untuk menyajikan para tukang kayu dan tukang batu yang membangun istana kekaisaran Tiongkok.
Kue ini tidak hanya bermakna sebagai makanan, melainkan juga sebagai simbol keselamatan dan kebersamaan.
"Onde-onde merupakan salah satu makanan istimewa di Istana kekaisaran Chang'an dengan sebutan ludeui." - Wang Fanzhi, Sastrawan Dinasti Tang.
Onde-Onde di Indonesia: Dari Majapahit hingga Modifikasi Lokal
Onde-onde pertama kali masuk ke Nusantara pada abad ke-14 hingga ke-15 Masehi, dibawa oleh pedagang Tiongkok, termasuk Laksamana Cheng Ho dari Dinasti Ming.
Pada awalnya, onde-onde hanya berisi pasta gula merah, memiliki rasa manis yang khas.
Namun, di Indonesia, kudapan ini mengalami modifikasi dengan penambahan kacang hijau, memberikan sentuhan gurih yang lebih sesuai dengan selera lokal.
Onde-onde bukan hanya sekadar kudapan di Indonesia, tapi juga menjadi kuliner khas dari Kota Mojokerto. Toko Bo Liem di Mojokerto telah menjadi ikon yang menjual onde-onde sejak tahun 1929, mengukuhkan status kota ini sebagai "kota onde-onde." Onde-onde bukan hanya sekadar makanan, tapi juga menjadi buah tangan yang dicari ketika berkunjung ke kota tersebut.
Onde-Onde di Indonesia: Kuliner Khas Mojokerto
Hingga saat ini, onde-onde terus berkembang dengan berbagai variasi rasa. Tidak hanya kacang hijau, produsen dan penjual onde-onde kreatif dalam menghadirkan variasi isian seperti coklat, keju, selai, dan lainnya, mengikuti tren dan perkembangan zaman.
Onde-Onde: Sebutan di Berbagai Negara
Seiring dengan perjalanan waktu dan penyebaran budaya, onde-onde dikenal dengan berbagai sebutan di berbagai negara.
Di Malaysia disebut kuih bom, di Vietnam dikenal sebagai banh cam dan banh ram, sementara di Filipina disebut butsi.
Setiap nama mencerminkan keragaman dan kekayaan cita rasa dalam keberagaman kudapan bulat ini.
Onde-onde, meskipun sederhana, memiliki cerita yang kaya dan melibatkan perjalanan panjang dari Tiongkok ke Nusantara. Melalui proses akulturasi dan modifikasi lokal, onde-onde berhasil menjadi salah satu kuliner khas Indonesia yang dicintai oleh banyak orang.