Riwayat Ichiriki Chaya, Rumah Teh Berusia 300 Tahun yang Sempat Jadi Markas 47 Ronin
Ichiriki sempat menjadi markas 47 ronin yang kisah balas dendamnya begitu legendaris.
Ichiriki sempat menjadi markas 47 ronin yang kisah balas dendamnya begitu legendaris.
Riwayat Ichiriki Chaya, Rumah Teh Berusia 300 Tahun yang Sempat Jadi Markas 47 Ronin
Gion merupakan distrik geisha terkenal di Kyoto. Kawasan ini juga selalu ramai dikunjungi wisatawan, karena punya bangunan-bangunan bergaya tradisional yang indah.
Salah satu bangunan tradisional di Gion yang sulit dilewatkan adalah Ichiriki Chaya. Dahulu bernama Ichiriki-tei, tempat ini adalah ochaya (rumah teh) berusia ratusan tahun yang hanya bisa dikunjungi orang-orang berpengaruh.
Tempat ini juga memiliki nilai sejarah yang tinggi, karena menjadi saksi bisu dua peristiwa penting di masa lalu.
-
Siapa yang berfoto mengenakan kimono di Jepang? Inilah momen Dian Pelangi yang berfoto mengenakan kimono saat berlibur di Jepang bersama Sandy Nasution dan putri tercintanya, Maika Rumaisha Al-Aqsa Nasution, yang akrab disapa Rumi.
-
Kapan Kiyomizu-dera didirikan? Kuil ini didirikan pada tahun 778 oleh Enchin Shonin, seorang biksu dari Nara (ibu kota Jepang dari tahun 710 hingga 784) yang mendapat wangsit untuk membangun kuil di dekat mata air Otowa.
-
Apa itu Kyushoku? Di Jepang, program makan bergizi gratis yang disebut kyushoku telah ada sejak tahun 1899 di Prefektur Yamagata. Pada tahun 1923, pemerintah Jepang mulai memberikan dukungan kepada sekolah-sekolah dalam kebijakan untuk program kyushoku, sehingga program ini menyebar ke seluruh Jepang hingga saat ini,
-
Apa yang dimaksud dengan Guro-guro Aron? Guro-guro Aron sendiri diambil dari kata 'Guro-Guro' yang artinya senda gurau atau bermain dan juga kata 'Aron' yang berarti muda-mudi (usia tidak dibatasi) dalam satu kelompok kerja berbentuk arisan untuk mengerjakan ladang.
-
Kenapa Momo Geisha mengajak ibunya berlibur? Para netizen merasa bahagia melihat ibu mereka dalam keadaan sehat dan dapat menghabiskan waktu bersama anak dan cucu tercintanya.
-
Siapa yang memuja dewa Kannon di Kuil Yoshimine-dera? Yoshimine-dera merupakan salah satu tempat ibadah utama untuk memuja dewa Kannon.
Akses Terbatas, Calon Pelanggan harus Melalui Jalur Undangan bak Nasabah Prioritas
Ichiriki Chaya berdiri di persimpangan Jalan Shijo (Shijo-dori) dan Jalur Hanami (Hanami-koji).
Arsitekturnya tampak sederhana, dibangun dari kayu dan dicat warna hitam dan merah.
Meskipun tak tampak mencolok, Ichiriki memberikan kesan mewah dan privat.
Tempat ini memang dianggap sebagai rumah teh eksklusif.
Tak semua orang bisa menjadi pelanggan di sana.
Seperti nasabah prioritas di bank, akses untuk masuk ke Ichiriki hanya bisa diperoleh lewat jalur undangan dari orang-orang terkemuka yang memiliki koneksi langsung dengan rumah teh ini.
Ichiriki sudah Beroperasi Selama 300 Tahun
Kyoto punya Tsuen, ochaya tertua yang berdiri sejak 1160. Namun, Ichiriki yang "baru" 300 tahun mungkin lebih dikenal seantero Jepang.
Pasalnya, tempat ini berkaitan erat dengan Chūshingura yang didasarkan pada kisah nyata pembalasan 47 ronin dari Ako.
Ichiriki dikelola oleh keluarga Sugiura selama sembilan generasi. Sejak awal berdiri, rumah teh ini telah menjadi salah satu tempat hiburan nomor wahid di Gion.
Seperti kebanyakan ochaya di Gion, tempat ini biasa menyelenggarakan perjamuan dan pesta minum-minum ditemani para geisha.
Kebanyakan pengunjungnya adalah pengusaha atau politisi.
Sempat Menjadi Markas 47 Ronin yang Kisah Balas Dendamnya Begitu Legendaris
Seperti yang sudah disebutkan, Ichiriki memiliki kaitan erat dengan kisah nyata pembalasan 47 ronin dari Ako.
- Kriuk Gurihnya Kerupuk Jangek, Olahan Kulit Sapi Legendaris dari Minangkabau
- Ritsuki, Si Bocah 'Ora Eling' Keturunan Jepang, 5 Tingkah Lucu yang Bikin Gemas
- Wajah Bebas Jerawat, Satu Bahan Ini Ternyata Jadi Rahasia Besar Ririn Ekawati
- Mencicipi Uniknya Rujak Jaran yang Legendaris di Cirebon, Isinya Sayur bukan Buah
Peristiwa yang terjadi pada tahun 1703 itu dianggap sebagai salah satu kisah heroik paling dikenal di Jepang.
Ichiriki menjadi "markas" 47 ronin untuk mengumpulkan informasi dan mematangkan strategi sebelum membunuh Kira Yoshinaka.
Mereka bermaksud membalaskan dendam majikan mereka, daimyo Ako yang bernama Asano Naganori. Asano dipaksa untuk melakukan seppuku karena menyerang Kira Yoshinaka, seorang petinggi istana korup yang telah menghinanya.
Pimpinan para samurai Ako yang telah menjadi ronin (samurai tak bertuan), Ōishi Yoshio mengelabui mata-mata Kira dengan mabuk-mabukan bersama para geisha dan berjudi di Ichiriki setiap hari.
Sebenarnya, ia sedang mengumpulkan informasi intelijen dari mata-mata Ako yang ditugaskan mengintai kediaman Kira.
Selama 14 bulan, Ōishi dan anak buahnya bertemu di Ichiriki untuk mematangkan rencana balas dendam mereka.
Pada 30 Januari 1703, 47 ronin menyerang kediaman Kira. Mereka memenggal kepala Kira, lalu menyerahkan diri kepada shogunate untuk mendapat hukuman.
Meskipun mereka berstatus kriminal, para samurai Ako dielu-elukan oleh masyarakat.
Mereka bahkan disoraki dan diberi minum atau makanan dalam perjalanan untuk menyerahkan diri.
Seluruh ronin yang terlibat—kecuali Terasaka Kichiemon yang ditugaskan sebagai pembawa pesan ke Ako—melakukan seppuku pada 20 Maret 1703.
Jenazah mereka dimakamkan di kuil Sengaku-ji bersama Asano Naganori.
Kisah pembalasan 47 ronin begitu dikenal hingga dijadikan cerita sandiwara bunraku dan kabuki. Berkat cerita tersebut, nama Ichiriki pun ikut termasyhur.
Menjadi Saksi Bisu Berakhirnya Era Shogunate Jepang
Bukan hanya menjadi markas sementara para samurai Ako di abad 18, Ichiriki juga menjadi bagian dari babak akhir era shogunate di Jepang.
Menjelang suksesi tahta shogun Tokugawa Iemochi ke Tokugawa Yoshinobu, Jepang mengalami kisruh politik berkepanjangan.
Rakyat terbagi menjadi kubu pro-nasionalis imperial dan pro-shogunate. Konflik ini terus memanas hingga wacana untuk menggulingkan shogunate makin menggema.
Menurut Kyoto: A Cultural Guide, sebagian besar rencana penggulingan shogunate dimatangkan di Ichiriki. Para politisi dan samurai yang menginginkan berakhirnya pemerintahan bakufu (diktator militer) meniru taktik samurai Ako.
Mereka mengadakan rapat berkedok pesta minum-minum dengan rekan dan kolega.
Hasilnya, Tokugawa Yoshinobu setuju untuk menghapuskan shogunate di Puri Nijō pada 1868.