Salatiga Diusulkan Jadi Kota Gastronomi UNESCO, Apa Saja Syaratnya?
Kota Salatiga tengah diusulkan sebagai kota gastronomi ke UNESCO Creative Cities Network (UCCN) 2021.
Kota Salatiga tengah diusulkan sebagai kota gastronomi ke UNESCO Creative Cities Network (UCCN) 2021. Pengajuan itu didukung sepenuhnya oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno saat menghadiri Salatiga International Gastronomy Conference pada Juni 2021. Sandiaga mengakui bahwa Salatiga sangat kaya wisata kuliner.
"Ini kita sepakati dan didukung secara totalitas, dan kita harapkan mampu untuk menghadirkan geliat ekonomi," kata Sandiaga melalui unggahan video Instagram pribadi (24/7/2021).
-
Apa yang menjadikan Tambang Batu Bara Ombilin Sawahlunto sebagai warisan dunia UNESCO? Tambang ini diakui sebagai salah satu contoh terbaik dari pertukaran teknologi antara Eropa dan lokal dalam bidang pertambangan batu bara pada akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20.
-
Di mana letak Batu Basiha, objek wisata sejarah yang diakui UNESCO? Batu Basiha merupakan Global Geopark yang terletak di Desa Aek Bolon, Balige, Kabupaten Toba.
-
Kapan Geopark Wonogiri ditetapkan sebagai warisan dunia UNESCO? Sejak 19 September 2015, Geopark Wonogiri masuk sebagai salah satu warisan dunia UNESCO.
-
Kapan Taman Nasional Kerinci Seblat ditetapkan sebagai Warisan Dunia UNESCO? Pada tahun 2004, UNESCO telah menetapkan Taman Nasional Kerinci Seblat dalam kategori sebagai situs warisan dunia.
-
Apa yang menjadikan Taman Nasional Kerinci Seblat diakui sebagai Warisan Dunia UNESCO? Taman Nasional ini memiliki potensi alam yang begitu besar hingga menjadikan tempat ini diakui sebagai warisan dunia UNESCO. Selain keanekaragaman hayati, Taman Nasional Kerinci Seblat juga dikelilingi oleh pegunungan, aliran sungai, air terjun, serta danau yang indah.
-
Mengapa UNESCO mengupayakan pelestarian kuliner khas dunia? Namun, tidak semua kuliner dapat bertahan di tengah arus globalisasi yang mengancam keberadaan tradisi.
Potensi Kuliner yang Perlu Digali Lebih Dalam
©Indonesia.go.id/Eri Sutrisno
Berbicara soal sajian khasnya, Salatiga dikenal memiliki ragam hidangan yang siap memanjakan lidah. Founder Indonesia Gastronomy Network Vita Datau menjelaskan bahwa Salatiga punya produk lokal yang dikembangkan, yakni singkong.
"Lalu, ada makanan tradisi yang memang mereka yakini bahwa itu adalah makanan tradisi bernama tumpang koyor. Artinya, potensinya ada namun keunikannya mungkin harus digali lagi," kata Vita kepada Liputan6.com (25/7/2021).
Ia menyebut warisan dari kota Salatiga dapat dikembangkan dari sejarah dan juga tradisi upacara yang memungkinkan menjadi narasi yang kuat bagi gastronomi Salatiga. Ia sangat senang jika salah satu kota di Jawa Tengah itu masuk dalam nominasi tersebut.
"Kalau ada satu kota yang masuk, tentunya saya sangat senang. Apalagi di Asia itu, kebanyakan adalah negara-negara yang memang stabil untuk industri kulinernya, seperti Thailand dan Cina," jelasnya.
Harus Siap Secara Ekosistem
Agar peluang usulan tersebut diterima oleh UNESCO, Vita menyampaikan bahwa itu tergantung pada persiapanya. Hal ini harus diproses dari bawah untuk pengenalan objek dengan indentifikasi.
"Semua masyarakatnya lalu stakeholder harus satu kata, harus siap secara ekosistem. Kalau ekosistem dibangun hulu hilir seperti singkong, lalu pasar tradisionalnya juga dibangun, dan pendidikanya terhadap kuliner lokal juga dikerjakan, serta hal-hal berkaitan dengan ekosistem, maka akan mencapai standar UNESCO," tambah dia.
Vita menyebut bahwa jika standar kota gastronomi UNESCO dipenuhi, peluangnya akan lebih bagus. Selain itu, juga akan bermanfaat untuk ekonomi lokal.
"Bukan saja turisnya, tetapi juga dari penjualanya produk-produk kreatifnya. Jadi, membuat kota kreatif gastronomi bukan berarti hanya turisnya saja yang didorong, tetapi dari penjualan produk-produk kreatifnya juga
Pelestarian Kuliner Lokal
Demi membuat produk-produk kreatif, perlu adanya resep tradisional di Salatiga yang terus lestari. Pelestarian itu, sambung Vita, harus dilakukan dari rumah.
"Makanya, saya sangat meyakini bahwa ada istilah namanya nation movement start from home. Bangsa ini akan terbentuk seperti apa itu asal muasalnya dari rumah, seperti pendidikan, dan sama kuliner pun seperti itu," jelas dia.
Penguatan gastronomi harus masuk ke dalam kurikulum pembelajaran, seperti ekstrakurikuler. "Harus ada kurikulum kuliner lokal itu," kata Vita.
Ada pula langkah lain yang dapat ditempuh, seperti adanya pencarian juara chef muda. Nantinya, ia akan menjadi duta, termasuk sebagai juru bicara memperkenalkan kuliner tradisional.
Reporter: Muhammad Thoifur
Sumber: Liputan6.com