Senyum ternyata bisa jadi obat dari rasisme dan seksisme
Meski demikian, rasisme, seksisme dan berbagai permasalahan sosial lain adalah hal yang kompleks.
Rasisme dan seksisme mungkin adalah permasalahan sosial yang terjadi di seluruh dunia, dan nampak belum akan bisa diatasi. Bahkan masih banyak orang yang masih belum sadar akan adanya bahaya laten yang disebabkan oleh rasisme dan seksisme. Namun ternyata sedikit senyum bisa jadi obat dari permasalahan sosial tersebut.
Sebuah studi yang dipublikasikan di jurnal Motivation and Emotion, menyebutkan bahwa ketika seseorang tersenyum, orang asing akan lebih tidak menghakiminya berdasarkan ras atau gender. Dengan kata lain, dengan menjadi ramah dan terbuka, rasisme dan seksisme dalam skala kecil tak akan terjadi.
-
Apa definisi rasisme yang paling umum? Rasisme secara umum dapat diartikan sebagai serangan sikap, kecenderungan, pernyataan, dan tindakan yang mengunggulkan atau memusuhi kelompok masyarakat terutama karena identitas ras.
-
Apa pengertian psikotes? Psikotes adalah alat evaluasi yang digunakan oleh perusahaan, lembaga pendidikan, atau profesional psikologi untuk mengukur berbagai aspek psikologis individu, seperti kemampuan kognitif, kepribadian, minat, dan sikap.
-
Apa itu keterbelakangan mental? Keterbelakangan mental, atau yang lebih dikenal sebagai gangguan perkembangan intelektual, merupakan suatu kondisi medis yang memengaruhi fungsi intelektual dan keterampilan adaptif seseorang.
-
Apa yang dimaksud dengan kelelahan mental? Kelelahan mental, yang juga dikenal sebagai burnout adalah kondisi kelelahan fisik dan emosional kronis yang disebabkan oleh stres berkepanjangan, kelebihan kerja, atau ketidakseimbangan antara tanggung jawab dan sumber daya.
-
Apa yang dipelajari dalam ilmu psikologi manusia? Psikologi manusia merupakan cabang ilmu yang mempelajari perilaku dan proses mental individu.
-
Mengapa kebijakan pemerintah bisa menjadi penyebab rasisme? Umumnya, penyebab rasisme yang paing sering terjadi karena keputusan kebijakan pemerintah, termasuk di Indonesia. Hal tersebut dipengaruhi oleh keotoriteran dari pemimpin dalam pemerintah.
Penelitian ini dilakukan dengan meminta 93 mahasiswa untuk melihat berbagai foto wajah seseorang, dan menilai kepribadian mereka berdasarkan foto tersebut. Foto yang terdiri dari berbagai ras, termasuk kaukasian, Asia Timur, serta pria dan wanita ini, terdiri dari foto dengan wajah netral serta tersenyum.
Ketika menatap foto dengan wajah tanpa ekspresi, berbagai penghakiman muncul. Seperti anggapan bahwa pria kaukasian terlihat 'tidak ramah' ketimbang wanita kaukasian. Namun hal tersebut semua hilang ketika mereka melihat foto tersenyum.
Menurut Nicole Senft, penulis dari studi ini yang juga pengajar di Georgetown University, hal ini bisa dilakukan oleh para minoritas yang terstereotip. Namun meski demikian, hal ini terlalu sederhana untuk dilakukan, dan rasisme, seksisme dan berbagai permasalahan sosial lain adalah hal yang kompleks. Senft sendiri mengatakan bahwa penelitian ini tak ingin membebankan tanggung jawab moral pada kaum yang telah terstereotip. Kesadaran harus tetap ditingkatkan ke semua orang tanpa memandang status sosialnya.
Hal ini mungkin bisa dilakukan dengan partisipan dan subjek lebih besar, lalu hasilnya digunakan untuk keperluan kampanye untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dunia akan betapa buruknya dunia ketika masih ada rasisme dan seksisme yang menjadi masalah.
Baca juga:
6 Hal 'negatif' yang merupakan tanda orang jenius!
Menurut studi, ini tipe muka yang membuat orang 'lebih dipercaya'
5 Tanda ternyata Anda 'kurang cerdas'
Jauhi 5 kebiasaan buruk yang bisa menggerus rasa percaya dirimu ini!
5 Hal yang jadi ketakutan terbesar di hidup pria
Benarkah kepribadian wanita tercermin dari sosok sang ayah?