Wajib Dilindungi! Ini 12 Satwa Endemik Indonesia yang Hampir Punah, Diantaranya Komodo dan Harimau Bali
Semakin kesini hewan endemik Indonesia sudah banyak yang hampir punah bahkan banyak juga yang sudah punah, seperti komodo dan harimau bali.
Indonesia dikenal sebagai salah satu negara dengan kekayaan keanekaragaman hayati yang luar biasa. Negara kepulauan ini menjadi rumah bagi berbagai satwa endemik, yaitu hewan yang hanya ditemukan di wilayah tertentu dan tidak dapat dijumpai di tempat lain. Sayangnya, beberapa di antaranya kini berada di ambang kepunahan, bahkan beberapa sudah dinyatakan punah. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, seperti perburuan liar, perubahan iklim, dan kerusakan habitat yang terus berlangsung.
Dengan luas daratan yang hanya mencakup sekitar 1,3% dari total daratan dunia, Indonesia menampung sekitar 17% dari seluruh spesies satwa di planet ini. Kekayaan fauna ini mencakup lebih dari 500 jenis mamalia, 1.500 jenis burung, serta 45% dari seluruh jenis ikan di dunia yang hidup di perairan Indonesia. Namun, minimnya upaya konservasi mengakibatkan beberapa satwa ini berada dalam kondisi sangat kritis.
-
Bagaimana bentuk tubuh hewan laut purba ini? Lopopodian, bagian dari kelompok hewan yang dikenal dengan tubuh panjang dan kaki pendek dan gemuk (seperti cacing beludru, tardigrada), tampaknya memiliki duri di sekujur tubuhnya dan kaki di bagian belakang tubuh, menurut penelitian.
-
Hewan apa yang warnanya hitam, putih, dan merah? Hewan apa yang warnanya, hitam, putih, sama merah? Jawaban: Zebra habis dikerokin
-
Hewan purba apa yang ditemukan terjebak dalam getah pohon damar? Fosil cacing parasit laut, bagian dari cacing pita laut, ditemukan terperangkap di dalam getah pohon damar.
-
Kapan tulang hewan berisi biji henbane hitam ditemukan? Tulang tersebut berasal dari antara tahun 70 dan 100 Masehi berdasarkan model keramik dan bros kawat yang ditemukan di lubang berlumpur yang sama.
-
Bagaimana ikan pari putih bertelur? Ikan betina dewasa bisa berukuran sampai panjang 2 meter dan mengeluarkan telur berbentuk persegi yang disebut "dompet putri duyung" karena bentuknya mirip seperti tas kecil, kata Du Preez.
-
Siapa saja hewan laut yang termasuk dalam kelompok hewan pemakan karang? Unik, 6 Hewan Laut Ini Makan Karang Setiap Hari Terumbu karang: keindahan bawah laut yang menakjubkan dan krusial bagi ekosistem.
Menurut data dari International Union for Conservation of Nature (IUCN), sebanyak 184 jenis mamalia, 119 jenis burung, 32 jenis reptil, dan 32 jenis amfibi di Indonesia saat ini masuk dalam kategori terancam punah. Dari jumlah tersebut, 69 spesies telah diklasifikasikan sebagai kritis, 197 spesies terancam, dan 539 spesies berada dalam kondisi rentan. Berikut adalah beberapa satwa endemik Indonesia yang perlu mendapatkan perhatian lebih agar tidak menyusul spesies lainnya yang telah dinyatakan punah.
1. Harimau Bali (Panthera tigris Balica)
Harimau Bali adalah salah satu subspesies harimau yang pernah menghuni Indonesia. Satwa ini dinyatakan punah pada tahun 1938, setelah harimau terakhir ditembak mati di Bali Barat pada 27 September 1937. Perburuan liar dan habitat yang terus menyempit menjadi faktor utama kepunahannya. Harimau Bali hanya mampu melahirkan 2-3 anak per siklus reproduksi, dan anak-anak harimau tersebut harus menghadapi ancaman menjadi mangsa predator.
2. Harimau Jawa (Panthera tigris Sondaica)
Harimau Jawa juga mengalami nasib yang serupa. Spesies ini dinyatakan punah pada tahun 1980-an akibat perburuan liar dan konversi lahan hutan menjadi pertanian. Upaya konservasi di Indonesia pada tahun 1940-an tidak berhasil menyelamatkan spesies ini, karena luas taman konservasi yang terlalu kecil dan kurangnya makanan untuk harimau. Pada tahun 1950-an, jumlah populasi harimau Jawa tinggal 25 ekor, dan hanya tersisa tujuh ekor pada tahun 1972.
3. Komodo (Varanus komodoensis)
Komodo merupakan salah satu satwa endemik paling ikonik di Indonesia yang saat ini dalam kondisi terancam punah. Menurut IUCN, faktor utama yang menyebabkan kondisi ini adalah perubahan iklim dan aktivitas manusia, termasuk pembangunan infrastruktur di Taman Nasional Komodo. Kenaikan air laut akibat pemanasan global juga mengancam habitat komodo, yang sebagian besar berada di dataran rendah. Jika tidak ada upaya serius untuk melindungi spesies ini, komodo berpotensi menyusul satwa lain yang telah punah.
4. Anoa (Bubalus quarlesi)
Anoa, hewan herbivora khas Sulawesi, juga termasuk dalam kategori terancam punah. Perburuan liar untuk mengambil daging, kulit, dan tanduknya merupakan penyebab utama. Anoa dikenal sebagai hewan yang pemalu dan hidup menyendiri. Mereka berkembang biak dengan sangat lambat dan membutuhkan banyak mineral untuk bertahan hidup. Anoa juga memiliki cara unik untuk menandai wilayah kekuasaannya, namun sayangnya perilaku ini tidak cukup untuk melindungi mereka dari ancaman perburuan.
5. Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus)
Badak Jawa merupakan satwa endemik yang juga berada dalam kondisi kritis. Perburuan liar untuk mengambil cula badak menjadi penyebab utama, selain faktor keragaman genetik yang rendah dan perkawinan sedarah. Upaya konservasi yang dilakukan di habitat alami badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon masih berlanjut, namun ancaman penyakit dan degradasi habitat membuat populasi mereka tetap rentan.
6. Orangutan Sumatera (Pongo abelii)
Orangutan Sumatera merupakan salah satu dari tiga spesies orangutan yang ada di Indonesia. Spesies ini berada dalam kondisi kritis akibat hilangnya hutan sebagai habitat mereka. Perdagangan ilegal dan pandangan masyarakat yang menganggap orangutan sebagai hama juga menjadi ancaman serius. Padahal, orangutan memainkan peran penting dalam menjaga kelestarian hutan melalui penyebaran biji tanaman.
7. Tikus Pohon Raksasa Verhoeven (Papagomys theodorverhoeven)
Tikus Pohon Raksasa Verhoeven, atau Papagomys theodorverhoeven, adalah salah satu makhluk misterius yang pernah menghuni Pulau Flores. Fosil-fosilnya ditemukan di Gua Liang Toge dan Liang Bua, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang menjadi bukti keberadaan spesies ini. Sayangnya, pada tahun 1996, spesies ini dinyatakan punah setelah para ahli menemukan bukti bahwa tikus ini telah lenyap dari ekosistemnya.
Namun, waktu kepunahan sebenarnya masih menjadi perdebatan. Beberapa ahli meyakini bahwa spesies ini mungkin sudah punah pada sekitar tahun 1500 Masehi. Meskipun telah lama dinyatakan punah, para ilmuwan tetap mempertimbangkan kemungkinan bahwa tikus pohon raksasa ini masih bertahan di beberapa bagian Pulau Flores yang belum dieksplorasi secara mendalam.
8. Tikus Gua Flores (Spelaeomys florensis)
Tikus Gua Flores (Spelaeomys florensis) juga merupakan salah satu spesies yang diketahui keberadaannya hanya melalui fosil yang ditemukan di gua-gua di NTT. Penelitian yang dilakukan oleh MacPhee dan Flemming mencatat bahwa tikus ini punah pada tahun 1996. Namun, beberapa bukti menunjukkan bahwa kepunahan spesies ini mungkin terjadi jauh sebelum tahun 1500 Masehi, bahkan mungkin sejak zaman Holosen.
9. Tarsius Spectrum
Tarsius Spectrum adalah hewan nokturnal asal Sulawesi yang dikategorikan sebagai hewan rentan punah oleh IUCN. Kepunahan ini disebabkan oleh pengurangan habitat dan penangkapan ilegal untuk dijadikan hewan peliharaan.
10. Burung Kuau Bergaris Ganda (Argusianus bipunctatus)
Burung Kuau Bergaris Ganda, bagian dari genus Argusianus, dikenal hanya melalui beberapa bulu yang ditemukan dan dikirim ke London untuk diteliti. Hingga kini, keberadaan burung ini tidak pernah terungkap di alam liar. Berdasarkan hasil penelitian, burung ini dinyatakan punah oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN), menambah daftar panjang spesies Indonesia yang telah lenyap.
11. Burung Enggang Gading
Burung Enggang Gading, yang berasal dari Sumatera dan Kalimantan, dikenal dengan suara keras khasnya. Satwa ini juga terancam punah akibat pembalakan liar dan perdagangan ilegal. Perkembangbiakannya yang lambat menambah tantangan dalam melestarikan spesies ini.
12. Ikan Pari Jawa (Java Stingaree)
Pengumuman kepunahan Ikan Pari Jawa terjadi pada KTT iklim COP28 di Dubai, Desember 2023. Spesimen ikan ini hanya pernah ditemukan satu kali, yaitu pada tahun 1862 di pasar ikan Jakarta. Craig Hilton-Taylor dari IUCN mengatakan, “Hilangnya salah satu kerabat ikan pari ini menandai kepunahan pertama spesies ikan laut akibat aktivitas manusia.” Kepunahan ikan pari ini terutama disebabkan oleh penangkapan ikan yang tidak diatur serta degradasi habitat akibat industrialisasi pesisir.
Pentingnya Konservasi untuk Masa Depan Satwa Endemik
Kehilangan satwa endemik Indonesia bukan hanya sekadar hilangnya satu spesies dari daftar fauna, melainkan hilangnya bagian penting dari ekosistem yang berperan dalam menjaga keseimbangan alam. Konservasi dan upaya pelestarian menjadi krusial untuk melindungi satwa-satwa ini dari kepunahan. Jika tidak ada langkah yang diambil, bukan tidak mungkin Indonesia akan kehilangan lebih banyak satwa endemik di masa depan.
Indonesia memiliki tanggung jawab besar untuk melindungi kekayaan alamnya. Upaya perlindungan satwa dan pelestarian habitat harus ditingkatkan untuk memastikan satwa-satwa ini tetap ada bagi generasi mendatang. "Hilangnya salah satu kerabat ikan pari ini menandai kepunahan pertama spesies ikan laut akibat aktivitas manusia," kata Craig Hilton-Taylor, kepala Unit Daftar Merah IUCN, mengenai kepunahan ikan pari Jawa.
Dengan meningkatnya kesadaran dan dukungan dari berbagai pihak, masih ada harapan untuk menyelamatkan satwa-satwa endemik Indonesia yang hampir punah.