4 Fakta Unik Candi Tikus di Mojokerto, Dulunya Sarang Hewan
Sebelum dilakukan penggalian, konon dulu kawasan Candi Tikus di Mojokerto, Jawa Timur merupakan sarang hewan pengerat. Hal itu pula yang membuat masyarakat menamakan bangunan kuno itu Candi Tikus. Ini fakta-fakta menarik tentang Candi Tikus.
Candi Tikus terletak di Dukuh Dinuk, Desa Temon, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur atau sekitar 13 kilometer di sebelah tenggara Kota Mojokerto. Candi ini terletak di sisi kiri jalan sekitar 600 meter dari Candi Bajangratu, salah satu peninggalan Kerajaan Majapahit yang ikonik.
Candi yang semula terkubur tanah itu ditemukan kembali pada tahun 1914. Penggalian situs bersejarah tersebut dilakukan berdasarkan laporan Bupati Mojokerto, R.A.A. Kromojoyo Adinegoro mengenai ditemukannya candi di pekuburan rakyat.
-
Apa yang terjadi pada Pilkada di Jawa Timur? Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di lima wilayah di Jawa Timur dipastikan akan melawan kotak kosong.
-
Apa yang menjadi daya tarik utama wisata alam di Kutai Timur? “Kutai Timur memiliki potensi yang tak kalah indah dari daerah lain di Indonesia,” kata Kepala Dinas Pariwisata Kutai Timur Nurullah.
-
Apa saja destinasi wisata yang ditawarkan di Jawa Tengah? Jawa Tengah adalah provinsi yang kaya akan keindahan wisata alam, budaya, dan sejarah. Salah satu destinasi yang memikat adalah Candi Borobudur, sebuah keajaiban arsitektur Buddha yang terletak dekat Magelang. Dibangun pada abad ke-9, Borobudur dikenal sebagai salah satu situs bersejarah terbesar dan paling indah di dunia.
-
Apa saja potensi wisata yang ditawarkan Kutai Timur? Kutai Timur memang memiliki destinasi wisata yang sangat beragam. Mulai dari wisata alam khas hutan tropis dengan berbagai habitat dan tumbuhan langka, termasuk hewan eksotis yang hanya ada di Kalimantan."Belum lagi ada wisata gunung Karst di Kecamatan Karangan yang menjadi salah satu tujuan wisata favorit wisatawan mancanegara, karena menjadi salah satu situs warisan dunia, ini juga menjadi salah satu potensi pariwisata kita untuk bisa dikembangkan," ujar Nurullah.
-
Apa fungsi utama dari jembatan air di Jawa Timur? Pembangunan jembatan air di beberapa daerah di Jawa Timur itu bertujuan untuk mengalirkan air dari hulu ke hilir. Air tersebut sangat bermanfaat untuk mengaliri areal persawahan, perkebunan, hingga untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga warga di sejumlah daerah yang rentan kekeringan saat kemarau.
-
Apa saja tempat wisata di Jatinangor? Jatinangor, sebuah kecamatan di Sumedang, Jawa Barat, tidak hanya dikenal sebagai pusat pendidikannya, tetapi juga menyimpan beragam surga tersembunyi bagi para pencinta alam dan pelancong.
Dulu Sarang Tikus
©2021 Merdeka.com/Perpusnas Indonesia
Candi Tikus telah mengalami pemugaran menyeluruh pada tahun 1984 hingga 1985. Penamaan Candi Tikus merujuk pada sebutan yang digunakan masyarakat setempat. Konon, saat ditemukan, kawasan candi tersebut merupakan sarang tikus.
Dikutip dari candi.perpusnas.go.id, belum ditemukan informasi tertulis yang menerangkan waktu, tujuan, dan siapa yang membangun Candi Tikus.
Sementara itu, adanya miniatur menara diperkirakan Candi Tikus dibangun antara abad 13 sampai 14 M. Pasalnya, miniatur menara merupakan ciri arsitektur pada masa itu.
Fungsi Candi
©2021 Merdeka.com/Perpusnas Indonesia
Bentuk Candi Tikus yang mirip petirtaan mengundang perdebatan di kalangan pakar sejarah dan arkeologi mengenai fungsinya. Sebagian pakar berpendapat bahwa candi ini merupakan tempat mandi keluarga raja.
Namun, sebagian pakar lain berpendapat bahwa bangunan tersebut merupakan tempat penampungan dan penyaluran air untuk keperluan penduduk Trowulan. Selain itu, keberadaan menara berbentuk meru menimbulkan dugaan bahwa candi ini juga berfungsi sebagai tempat pemujaan.
Bangunan Candi
©2021 Merdeka.com/Perpusnas Indonesia
Bangunan Candi Tikus menyerupai sebuah petirtaan, yaitu sebuah kolam dengan beberapa bangunan di dalamnya. Hampir seluruh bangunan berbentuk persegi empat dengan ukuran 29,5 m x 28,25 m ini terbuat dari batu bata merah.
Uniknya, letak Candi Tikus lebih rendah sekitar 3,5 m dari permukaan tanah sekitarnya. Di permukaan paling atas terdapat selasar selebar sekitar 75 cm yang mengelilingi bangunan. Di sisi dalam, turun sekitar 1 m, terdapat selasar yang lebih lebar mengelilingi tepi kolam. Pintu masuk ke candi ada di sisi utara yakni berupa tangga selebar 3,5 m menuju ke dasar kolam.
Di kiri dan kanan kaki tangga terdapat kolam berbentuk persegi empat berukuran 3,5 m x 2 m dengan kedalaman 1,5 m. Pada dinding luar masing-masing kolam berjajar tiga buah pancuran berbentuk teratai yang terbuat dari batu andesit.
Tepat menghadap ke anak tangga agak masuk ke sisi selatan, terdapat sebuah bangunan persegi empat dengan ukuran 7,65 m x 7,65 m. Di atas bangunan tersebut terdapat menara setinggi sekitar 2 meter dengan atap berbentuk meru yang puncaknya datar. Menara yang terletak di tengah bangunan ini dikelilingi oleh 8 menara sejenis yang berukuran lebih kecil. Di sekeliling dinding kaki bangunan berjajar 17 pancuran berbentuk bunga teratai dan makara.
Hal lain yang menarik ialah adanya dua jenis batu-bata berbeda ukuran yang digunakan dalam pembangunan Candi Tikus. Kaki candi terdiri atas susunan bata merah berukuran besar yang ditutup dengan susunan bata merah yang berukuran lebih kecil. Selain kaki bangunan, pancuran air yang terdapat di Candi Tikus terbuat dari bata dan batu andesit.
Pembangunannya Bertahap
©2021 Merdeka.com/Perpusnas Indonesia
Perbedaan bahan bangunan yang digunakan menimbulkan dugaan bahwa Candi Tikus dibangun secara bertahap. Pembangunan kaki candi tahap pertama menggunakan batu bata merah berukuran besar. Kemudian, dalam tahap kedua bahan yang digunakan ialah bata merah berukuran lebih kecil. Dari sini diketahui bahwa bata merah berukuran besar lebih tua usianya dibandingkan dengan bata merah yang berukuran lebih kecil.
Pancuran air yang terbuat dari bata merah diperkirakan dibuat dalam tahap pertama karena bentuknya yang masih kaku. Kemudian, pancuran yang terbuat dari batu andesit menunjukkan pahatan yang lebih halus diperkirakan dibuat pada tahap kedua. Meski demikian, tidak diketahui secara pasti kapan kedua tahap pembangunan tersebut dilaksanakan.