Ada di Mana Soeharto Saat Momen Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945?
Ini kesaksian Soeharto saat revolusi terjadi. Apa yang sedang dikerjakannya?
Ini kesaksian Soeharto saat revolusi terjadi. Apa yang sedang dikerjakannya?
Ada di Mana Soeharto Saat Momen Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945?
Bung Karno dan Bung Hatta Memproklamasikan Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945
Berita kemerdekaan itu tidak lantas diketahui seluruh rakyat Indonesia di pelosok daerah. Jepang membatasi akses informasi. Penyebaran berita pun sangat terbatas kala itu.
-
Bagaimana Soeharto meniti karir militernya setelah menjadi serdadu KNIL? Berakhirlah karir militernya di tubuh angkatan bersenjata Hindia Belanda. Namun menjadi serdadu KNIL menjadi langkah awal karir kemiliterannya yang panjang. Kelak di era pendudukan Jepang, Soeharto mendaftar masuk polisi. Lalu mengikuti pendidikan Perwira Pembela Tanah Air di Bogor. Setelah kemerdekaan dia pun bergabung dengan BKR, kemudian TKR dan menjadi komandan TNI.
-
Siapa yang bersama Soekarno memproklamasikan kemerdekaan Indonesia? Pada tanggal 17 Agustus 1945, Hatta bersama Soekarno resmi memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di Jalan Pegangsaan Timur, Jakarta.
-
Apa yang diresmikan oleh Presiden Soekarno pada 5 Agustus 1962? Hotel Indonesia diresmikan pada tanggal 5 Agustus 1962 oleh Presiden RI Pertama, Soekarno, guna menyambut pagelaran Asian Games IV tahun 1962.
-
Kenapa Soeharto diawasi ketat setelah Peristiwa G30S/PKI? Angkatan Darat tak mau Soeharto diculik oleh kekuatan PKi yang masih tersisa.
-
Dimana Soekarno diasingkan? Penganan Pelite rupanya juga menjadi kue favorit Bung Karno saat berada dipengasingan di Kota Muntok sekitar tahun 1949.
-
Kenapa Soeharto memilih menjadi tentara KNIL? Bagi para pemuda pribumi miskin, menjadi serdadu kolonial adalah pilihan untuk lepas dari kemelaratan hidup di desa. Minimal mereka mendapatkan gaji tetap, asrama dan pensiun (jika sudah menyelesaikan masa tugas).
Soeharto pun tak tahu jika pada tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia telah merdeka. Saat itu dia adalah seorang perwira Pembela Tanah Air (PETA) berpangkat Chudancho, atau setingkat komandan kompi.
Saat Proklamasi Terjadi, Soeharto Tengah Melatih Calon Bintara (Bundancho) di Brebeg, Nganjuk.
"Pada saat Bung Karno mengumandangkan kemerdekaan kita itu, saya masih di Brebeg. Sedang melatih para prajurit," kata Soeharto. Pada tanggal 18 Agustus 1945, keanehan terjadi. Mereka dibubarkan oleh Jepang usai latihan. Jepang meminta senjata mereka. Mobil pun dirampas oleh tentara Jeoang.
Soeharto yang kebingungan meninggalkan Brebeg ke Madiun, lalu ke Yogyakarta. Di Yogyakarta dia mulai mendengar secara samar-samar tentang berita kemerdekaan Indonesia.
Dari Koran Matahari yang Terbit di Yogyakarta 19 Agustus 1945, Soeharto Memperoleh Informasi Lengkap Soal Kemerdekaan RI.
Sebagai perwira militer, Soeharto mengaku seolah mendapat panggilan untuk mempertahankan kemerdekaan RI. Apalagi saat itu militer Jepang masih berkuasa.
Soeharto Kemudian mengumpulkan Kawan-Kawannya, Eks Perwira PETA di Yogyakarta
Mereka membentuk Badan Keamanan Rakyat. Soeharto terpilih sebagai wakil ketua. Anggota BKR tediri dari mantan tentara PETA, Heiho, dan pemuda-pemuda lainnya. Mereka mulai melucuti senjata-senjata milik tentara Jepang di Yogyakarta.
- Kisah Soeharto Baru Tahu Indonesia Merdeka Tanggal 19 Agustus 1945
- Mengenang Petisi 50, Surat Protes Kepada Presiden Soeharto yang Ditandatangani 50 Tokoh di Indonesia
- Momen Lawas Upacara 17 Agustus Tahun 1969 di Istana, Banyak Nyonya Bule Berpakaian Tanpa Lengan
- Momen Lawas Presiden Soeharto Meresmikan Pabrik, Tak Tanggung-tanggung Jumlahnya 275 Pabrik
Peristiwa itu terjadi 7 Oktober 1945. Mereka berhasil merebut banyak senjata Jepang, tapi 21 pemuda gugur dalam pertempuran.
Saat itu Usia Soeharto Baru 24 Tahun. Dia Memimpin Aksi Penyerbuan Markas Jepang di Kotabaru
Soeharto dan Pasukannya Juga Menyerang Lapangan Terbang Maguwo
Mereka berhasil merebut beberapa pesawat terbang milik Jepang. Pesawat itu diserahkan pada Adisutjipto dan digunakan kembali untuk membentuk Angkatan Udara RI. Soeharto kemudian diangkat menjadi Mayor Batalyon X dengan pangkat Mayor. Dia meneruskan karirnya di militer, kelak menjadi Presiden Republik Indonesia.