Farida Arriany, Bintang Iklan Sabun Era 50-an yang Wajahnya Mejeng di Koran Belanda
Nama Farida pun kian naik usai membintangi iklan salah satu merek sabun terkenal di tahun 1956. Sejak saat itu wajah menawannya kerap menghiasi berbagai koran di Hindia Belanda, salah satunya Java Bode
Lahir di Bandung pada 24 November 1938, sosok Farida Arriany dikenal memiliki talenta yang luar biasa. Ia berhasil mencuri perhatian kala itu sebagai seorang aktris dan model.
Parasnya yang cantik membuat penampilannya selalu ditunggu-tunggu oleh para penggemarnya. Selama kariernya ia tercatat telah membintangi 38 judul film seperti “Kasih Ibu (1955)”, “Anakku Sajang (1957)”, hingga “Arriany" (1958) yang membuat namanya semakin dikenal.
-
Kenapa surat kabar menjadi primadona di Bandung? Di era kejayaannya, surat kabar menjadi primadona bagi masyarakat yang tengah menantikan informasi.
-
Apa yang sebenarnya terjadi di foto-foto yang beredar di media sosial tentang Bandung yang dipenuhi salju? Berdasarkan hasil penelusuran, foto tersebut merupakan hasil suntingan dan telah beredar dari tahun lalu.
-
Apa yang terjadi di Kampung Gintung, Desa Cibenda, Bandung Barat? Sebagaimana diberitakan, puluhan rumah di Kampung Gintung, Desa Cibenda, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat (KBB) diterjang longsor pada Minggu (24/3/2024) sekitar pukul 23.00 WIB.
-
Apa isi dari surat kabar *Bataviasche Nouvelles*? Mengutip dari berbagai sumber, isi konten tulisan yang ada di surat kabar Bataviasceh Nouvelles ini mayoritas adalah iklan. Ada pula beberapa terbitannya juga memuat aneka berita kapal dagang milik VOC.
-
Bagaimana Sariban menyebarkan pesan kebersihan di Bandung? Di sepeda tuanya, ia menuliskan pesan untuk masyarakat agar membiasakan diri membuang sampah pada tempatnya. Imbauan ini diserukan agar banyak orang yang makin sadar akan kebersihan lingkungan demi masa depan.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
Nama Farida kian bersinar usai membintangi iklan salah satu iklan merek sabun terkenal pada tahun 1956. Sejak saat itu wajah menawannya kerap menghiasi berbagai koran di Hindia Belanda.
Melansir berbagai sumber, berikut potret cantik Farida Arriany.
Asal Usul Nama Arriany
Farida Arriany saat pengambilan gambar film "Gambang Semarang" tahun 1956
Farida Arriany 1958
©2021 Wikicommons/Merdeka.com
Dikenal sebagai seorang aktris dan pekerja seni, Farida Arriany ternyata sebenarnya bukanlah nama aslinya. Sebagaimana dikutip dari filmindonesia.or.id, Farida Arriany memiliki nama asli Frieda Thenu.
Pada tahun 1955 saat berperan sebagai Sari di dalam film “Kasih Ibu” karya golden Arrow, ia dikreditkan sebagai Farida Shagniarty dalam film ini.
Beberapa waktu kemudian nama Farida Shagniarty kembali diubah menjadi Farida Arriany hingga digunakan di karya-karya berikutnya dan dikenal luas masyarakat.
Kerap Menghiasi Koran-Koran Belanda
Farida Arriany di Koran Java Bode edisi 9 Mei 1956
Farida Arriany tahun 1959
©2021 Wikicommons/Merdeka.com
Sebagai salah satu artis ternama, wajah Farida banyak menghiasi media-media massa di tahun 1950-an.
Bahkan sesudah berperan sebagai bintang iklan merek sabun terkenal, foto-fotonya kerap mejeng di koran-koran berbahasa Belanda, salah satunya Java Bode edisi 9 Mei 1956 saat usianya masih 18 tahun.
“De steeds meer gevierde Indonesische filmster, zegt : Ik Sla Deze Schoonheidsbehandeling nooit over (Bintang Film Indonesia yang Semakin Terkenal Itu Mengatakan : Saya Tidak Pernah Melewatkan Perawatan Kecantikan Ini)” kata Farida, yang dikutip dari koran Java Bode, melansir YouTube Candrian Attahiyyat.
Peraih Piala Citra Wanita Tahun 1960
Farida Arriany 1960
Farida Arriany tahun 1962
©2021 Wikicommons/Merdeka.com
Usai membintangi iklan sabun merek terkenal tersebut, karier Farida semakin melesat dengan delapan belas film lain dalam enam tahun berikutnya. Beberapa film tersebut di antaranya Air Mata Ibu (1957) dan Anakku Sajang (1957).
Dari kedua film itu, ia memenangi penghargaan sebagai Aktris Pemeran Utama Terbaik pada Pekan Film Indonesia 1960 dan Dalam Pedjuang (Prajurit untuk Kebebasan, 1961) yang diputar dalam kompetisi di Festival Film Internasional Moskow ke-2 pada tahun 1961.
Beberapa tahun berikutnya Farida sudah jarang tampil di layar kaca perfilman. Ia lebih fokus berkarier sebagai promotor film sekaligus promotor pariwisata sampai meninggal dunia pada 15 Oktober 1977 di Jakarta.
Farida Arriany tahun 1970an
©2021 Wikicommons/Merdeka.com
(mdk/nrd)