Kisah Jenderal Jebolan Kopassus di Balik Tradisi Prajurit TNI AD Pakai Jam di Tangan Kanan
Mengenakan jam tangan di tangan kanan adalah pembeda prajurit TNI AD dengan yang lain.
Penulis: Arsya Muhammad
Kebanyakan tentara, khususnya Angkatan Darat, mengenakan jam tangan di sebelah kanan. Ternyata, ada cerita menarik di balik itu.
Jenderal TNI Wismoyo Arismunandar menjabat Kepala Staf TNI AD dari tahun 1993 sampai 1995. Karir perwira infanteri lulusan Akademi Militer Nasional tahun 1963 ini dihabiskan di Korps Baret Merah.
Wismoyo dikenal dekat dengan anak buahnya. Saat menjabat Kasad, dia membuat beberapa kebijakan untuk kesejahteraan prajurit. Mulai menaikan uang lauk pauk dari Rp1.800 menjadi Rp3.000, hingga hadiah menunaikan ibadah haji bagi prajurit yang berprestasi.
Ada satu kebijakan Wismoyo Arismunandar yang cukup unik dan sepertinya diterapkan hingga saat ini. Dia mewajibkan seluruh prajurit TNI, dari pangkat paling tinggi hingga yang paling rendah, mengenakan jam di tangan kanan.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Kapan Prabowo menerima nasihat dari Wismoyo? Saat itu tahun 1978, Prabowo masih berpangkat kapten dan menjadi komandan kompi 112 di korps baret merah.
-
Kapan Jembatan Parhitean diresmikan? Saat jembatan ini rampung dikerjakan pasca Kemerdekaan, bangunan ini akhirnya diresmikan oleh Wakil Presiden RI, Drs. Mohammad Hatta pada tahun 1950 yang didampingi oleh Gubernur Sumatera, TM Hassan.
-
Kapan Hari Brimob diperingati? Bangsa Indonesia memperingati Hari Brimob setiap tanggal 14 November.
-
Kapan Persebaya bertanding melawan Persita? Bermain di Stadion Indomilk Arena, Tangerang, pada Jumat (23/2/2024), Tim Bajul Ijo, julukan persebaya, berhasil menahan imbang Persita dengan skor 1-1.
-
Kapan Atang Sendjaja meninggal? Pada 29 Juli di tahun itu menjadi hari duka bagi AURI.
Kenapa Harus Pakai Jam di Tangan Kanan?
Apa alasan Wismoyo? Ada beberapa versi. Salah satunya adalah bentuk soliditas komando Angkatan Darat. Mengenakan jam tangan di tangan kanan adalah pembeda prajurit TNI AD dengan yang lain.
“Pada masa itu, jika ada yang mengenakan jam tangan di tangan kanan, walau tidak mengenakan seragam, sudah hampir dapat dipastikan itu adalah prajurit TNI Angkatan Darat,”
demikian ditulis dalam buku jenderal Wismoyo Arismunandar, Sosok Prajurit Sejati yang diterbitkan oleh Disjarah TNI AD.
Mayoritas orang menggunakan jam tangan di tangan kiri. Alasannya macam-macam, ada yang karena tangan kanan lebih banyak beraktifitas sehingga jika mengenakan jam tangan takut terbentur, atau yang lain.
Hendropriyono Ditegur Karena Pakai Jam di Tangan Kiri
Nah, karena kebijakan Jenderal Wismoyo ini, banyak orang yang kemudian beralih mengenakan jam tangan di tangan kanan.
Salah satunya adalah Jenderal (Purn) AM Hendropriyono. Dia masih ingat benar saat itu Wismoyo masih menjabat Komandan Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha, kini Kopassus), dan Hendro menjadi Aspam.
“Pakai arloji jangan di tangan kiri, pakai di tangan kanan,”
kata Wismoyo kepada Hendro.
- Sertijab Dua Jenderal Seangkatan Akmil 1993 Sama-sama Darah Kopassus, Teruskan Jabatan di Kodam Jaya
- Jejak Mentereng Mayjen Hasan Berdarah Kopassus, Dipercaya Panglima Jadi Bintang Tiga TNI
- Mengenal Tarian Rentak Kudo, Kesenian Tradisional Kolosal Khas Suku Kerinci
- Mengenal Tari Topeng Kemindu, Jejak Akulturasi Jawa di Kesultanan Kutai
Kebiasaan mengenakan jam tangan di tangan kanan, masih dilakukan oleh AM Hendropriyono hingga kini. Hendro pun masih ingat Wismoyo sering berpesan, prajurit jangan hanya teriak-teriak di lapangan, tapi harus menulis supaya arlojinya tidak mati.
Jam, Disiplin dan Nyawa
Mantan Kepala Staf TNI AD, Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo juga punya kenangan akan jam tangan dari Jenderal Wismoyo. Saat itu, biasanya jika meninjau satu kesatuan, Wismoyo akan menyiapkan hadiah jam tangan untuk prajurit yang bisa menjawab pertanyaannya.
“Mengapa mesti jam? Karena dengan dengan menghadiahi jam, prajurit akan memiliki dispilin waktu,” kata Gatot.
“Sama halnya dengan penggunaan jam di tangan kanan saat beliau menjabat Kasad. Karena dalam pelaksanaan tugas prajurit, waktu bagaikan nyawa. Siapa yang tidak disiplin waktu, maka taruhannya adalah nyawanya sendiri, atau nyawa teman-temannya,” tegas Gatot Nurmantyo.