Melihat Konsep Makan Gratis Ala Soeharto
Program memberi makan gratis sebagai upaya menekan angka stunting di Indonesia sudah dilakukan sejak era Orde Baru.
Presiden terpilih Prabowo Subianto punya program ambisius yakni memberi makan jutaan anak Indonesia secara gratis. Program tersebut diberinama makan bergizi gratis.
Bahkan, pemerintah telah mengalokasikan dana Rp70 triliun untuk memberi makan semua anak-anak demi menciptakan SDM yang unggul. Bukan cuma itu, makan bergizi gratis diyakini mampu menuntaskan masalah stunting atau anak kerdil di Indonesia.
-
Bagaimana cara Presiden Soeharto menikmati makan siang di Istana Merdeka bersama Menteri Haryono Suyono? Pak Harto dengan riang mempersilakan menterinya itu mencicipi singkong rebus dan kopi panas."Ini makanan kesukaan saya di Istana," kata Presiden.
-
Kenapa Prabowo Subianto begitu bersemangat dengan program makan siang gratis? “Pak Prabowo sangat antusias kalau membahas sumber daya manusia (SDM). Prasyarat utamanya adalah sehat dan itu dimulai dari tumbuh kembang optimal. Itu sebabnya mendorong perbaikan gizi jadi prioritas, utamanya bagi anak sekolah dan santri.
-
Siapa yang makan habis ikan goreng pemberian Soeharto? Akhirnya setelah didesak, Paspampres tersebut mengaku sudah memakan habis ikan yang kemarin dibungkus.
-
Kenapa Presiden Soeharto sering makan makanan sederhana seperti mie instan dan singkong rebus? Pak Harto santai saja makan mie instan. Seperti masyarakat kebanyakan.
-
Siapa yang menceritakan pengalaman makan mie instan cup bersama Presiden Soeharto? Suatu sore, JB Sumarlin menemui Presiden Soeharto di kediamannya, Jalan Cendana, Jakarta Pusat.
-
Apa itu Nasi Gratis Jogja? Kisah Inspirasi Komunitas Nasi Gratis Jogja, Wadah untuk Berbagi pada Sesama Jelang siang hari, aktivitas memasak masih terlihat di dapur rumah milik Dina Suyadi di kawasan Pakualaman, Kota Yogyakarta.
Sebenarnya, program memberi makan gratis sebagai upaya menekan angka stunting di Indonesia sudah dilakukan sejak era Orde Baru (Orba) di bawah kepemimpinan Soeharto.
Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah saat itu meluncurkan beberapa program kesehatan, salah satunya adalah pemberian makan siang gratis.
Program tersebut dikenal sebagai Program Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS), yang ditujukan kepada anak-anak sekolah dari tingkat TK hingga SD.
Program ini bertujuan untuk memberikan makanan tambahan bergizi kepada anak-anak sekolah. Makanan yang diberikan adalah susu dan bubur kacang hijau.
“Kecerdasan itu tergantung pada makanan maka lantas makan itu daripada anak-anak SD itu perlu kita perhatikan. Pemerintah telah mengambil keputusan agar supaya anak-anak SD diberikan makan dengan gizi yang baik satu minggu tiga kali, kalau tidak salah. Dan pelaksanaannya dilakukan oleh guru, kepala sekolah, dan PKK maupun LKD," ujar Soeharto dalam sebuah video yang viral di media sosial.
- Ini Sejumah Konsep dan Tantangan Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran
- Program Makan Siang dan Susu Gratis Diusung Prabowo Gibran Dongkrak Ekonomi Daerah, tapi Susunya Jangan Impor
- Program Makan Siang Gratis Prabowo Bisa Tambah Angka Kemiskinan Jika Gunakan Dana Subsidi BBM
- Prabowo Tanya Setuju Makan Gratis, Ganjar: Kalau Anaknya yang Dikasih, Saya Sangat Tidak Setuju, Kalau Ibunya Setuju
Harus Dibeli dari Desa Setempat
Soeharto juga menekankan bahwa bahan makanan yang disalurkan dalam program tersebut harus dibeli dari daerah atau desa tempat sekolah berada, dengan tujuan agar perekonomian lokal turut berkembang, selain untuk memenuhi kebutuhan gizi dan meningkatkan kecerdasan anak-anak.
Sayangnya, program ini tidak berjalan mulus karena adanya oknum-oknum yang memanfaatkan pendanaan sebagai lapak korupsi. Selain program pemberian makanan gratis untuk anak-anak, pada masa Orde Baru juga ada program makan gratis yang sasaran utamanya adalah rakyat yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).
Program ini muncul sebagai respons terhadap krisis moneter yang menyebabkan banyak orang kehilangan pekerjaan dan kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Untuk mengatasi masalah ini, Menteri Sosial saat itu, Siti Hardijanti Rukmana atau Tutut, yang juga anak Soeharto, merancang kebijakan makan gratis melalui sistem kupon.
Berapa Anggaran Nasi dan Lauknya?
Program yang dibuat pada 20 Maret 1998 ini hanya sebagai program jangka pendek. Tutut menjelaskan, bahwa program jangka pendeknya adalah penyediaan makan siang gratis di warung-warung tertentu dengan menggunakan kupon.
Sementara itu, langkah jangka panjangnya mencakup pencarian pekerjaan bagi korban PHK, agar mereka bisa menjadi masyarakat yang mandiri.
Pembagian kupon makan gratis dibagikan kepada para korban PHK melalui kelurahan dan RT/RW itu dapat ditukarkan dengan sebungkus nasi beserta sayur dan lauk yang berharga Rp1.500.
Dalam pelaksanaannya, makan gratis ini melibatkan warung sederhana. Pelaksanaan program ini hanya baru mencakup di wilayah Jakarta, dan belum merambah ke luar daerah sampai akhirnya program ini menghilang bersamaan dengan runtuhnya Orde Baru.
Reporter Magang: Yulisha Kirani Rizkya Pangestuti