Operasi Senyap Pasukan Elite AS dan Inggris Tangkap Jenderal Pembantai Muslim
Misi mereka meringkus tiga penjahat perang yang membantai ribuan Muslim Bosnia untuk diadili di Den Haag.
Perang antar etnis di Bosnia berlangsung tahun 1992-1995. Konflik di negara pecahan Yugoslavia itu diikuti genosida mengerikan terhadap penduduk sipil.
Pasukan Perdamaian PBB menemukan kuburan massal di banyak lokasi. Puluhan ribu orang dari etnis Bosnia yang mayoritas beragama Islam, dibantai secara kejam oleh pasukan beretnis Bosnia-Serbia.
-
Apa yang dilakukan oleh pasukan elite TNI di kapal selam? Satuan elite kapal selam Angkatan Laut Republik Indonesia pernah mendapat tugas khusus dari Presiden. Mereka harus menyelundupkan senjata untuk membantu Bangsa Aljazair yang berjuang demi kemerdekaannya.
-
Kapan operasi rahasia Navy Seal dan SAS untuk menangkap penjahat perang di Bosnia dilakukan? Operasi digelar tahun 1997. Semua dilakukan dengan sangat rahasia.
-
Bagaimana Navy Seal dan SAS menangkap Jenderal Radislav Krstic? Kesempatan emas datang saat Krstic mengunjungi rekan bisnisnya tanpa pengawalan. Mobil Krstic berhasil dicegat. Si Penjagal Srebrenica ini akhirnya ditangkap.
-
Siapa pembalap asal Jawa Barat yang menjuarai men elite? Pahraz mengungguli para pembalap nasional lain seperti Agung Prio Apriliano, Andy Prayoga, dan Hildan Afosma Katana.
-
Bagaimana sejarah Waduk Sempor? Waduk Sempor diresmikan pada 1 Maret 1978 yang ditandai dengan adanya prasasti bertanda tangan Presiden Soeharto. Semula, waduk ini difungsikan sebagai sumber pengairan bagi sejumlah kompleks persawahan di sekitarnya. Namun lambat laun waduk itu menjadi destinasi wisata baru bagi warga sekitar.
-
Bagaimana pasukan elite Kolone Macan dilatih? Pasukan Pembunuh Berdarah Dingin Christoffel melatih pasukannya di Tangsi Cimahi.
Setelah perang berakhir, para penjahat perang yang bertanggung jawab atas genosida masih melenggang bebas di wilayah Republik Srpska. Tidak mudah menangkap mereka karena selalu dikelilingi pengawal bersenjata.
Dunia bersikeras, orang-orang ini harus diseret ke pengadilan internasional untuk mempertanggungjawabkan kejahatan mereka.
Maka sebuah operasi rahasia di bawah Stabilisation Force in Bosnia and Herzegovina (SFOR)-NATO digelar. Dua pasukan paling elite dunia dikerahkan untuk menangkap para penjahat perang Bosnia. US Navy Seal dan Special Air Service (SAS) Inggris.
Misi mereka meringkus tiga penjahat perang yang membantai ribuan Muslim Bosnia untuk diadili di Den Haag.
Pertama adalah Jenderal Radislav Krstic. Kepala Staf Korps Drina pasukan Srpska yang membunuh 8.000 Muslim Bosnia di Srebrenica pada bulan Juli 1995. Lalu Simo Drljaca, komandan polisi khusus kawasan Prijador. Ketiga, Milan Kovacevic, pejabat bidang kesehatan yang bertanggung jawab atas pembersihan etnis dan camp kematian.
Operasi Rahasia
Tayangan Navy Seals Untold Stories menceritakan jalannya operasi ini. Diawali dengan sebuah pesawat angkut mendarat di Pangkalan Angkatan Udara yang dikelola AS di Tuzla Bosnia tahun 1997. Mereka menurunkan sebuah kontainer.
Tak ada yang tahu, kontainer itu sebenarnya berisi para personel Navy SEAL. Pasukan elite itu sengaja disusupkan agar tak terdeteksi Rusia dan sekutunya di wilayah Balkan. Mereka segera bergabung dengan koleganya dari SAS Inggris.
Pasukan gabungan Navy SEAL dan SAS menempati sebuah rumah yang dijadikan markas rahasia di pinggir Kota Prijador. Mereka terus mengintai ketiga target dengan sebuah pesawat tanpa awak.
Masalahnya, Simo, Milan dan Jenderal Krstic selalu dikawal dengan ketat oleh para pengawal bersenjata. Tidak mudah untuk menculik mereka di kediaman masing-masing.
Lewat pengintaian berkali-kali, pasukan elite itu mulai menemukan titik terang. Simo suka memancing di danau. Dia tak pernah dikawal saat menjalankan hobinya. Biasanya hanya ditemani anak atau saudaranya.
Sementara Milan hanya menempatkan pengawal hingga lobi rumah sakit. Ruang kerjanya tak pernah dikawal.
Menyergap Target
Pasukan gabungan mulai berbagi tugas dan rencana operasi. Tim A bertugas menangkap Simo di danau pribadi miliknya saat dia memancing. Sementara Tim B akan bergerak ke rumah sakit.
Tanggal 10 Juli 1997 kedua tim bergerak serentak menuju target masing-masing. Tim Navy Seal dan SAS mendekati danau tanpa ketahuan. Mereka berhasil menjebak Simo. Namun mantan kepala polisi yang kejam ini menolak menyerah.
Dia mencabut pistolnya. Baku tembak tak terelakkan. Simo tertembak dan tewas di tempat. Jenazahnya segera diangkut helikopter ke Pusat Operasi di Tuzla.
Sementara Tim B, bertugas menangkap Milan Kovacevic di ruang kerjanya di rumah sakit. Aksi ini persis seperti dalam film aksi. Mereka menyamar menggunakan sebuah mobil van yang ditempeli logo palang merah internasional.
Untuk mengelabui pasukan Serbia yang berjaga di jalan, mereka mengaku membawa obat-obatan dari bantuan internasional.
Para personel SEAL dan SAS ini sempat tertahan di lobi rumah sakit. Resepsionis wanita awalnya menolak mereka masuk ke ruangan Milan. Sementara pengawal Milan mengawasi mereka dengan ketat.
"Kami butuh tanda tangan dari Kovacevic. Kalau anda tak izinkan kami masuk, kami akan bawa obat-obatan ini pergi sekarang juga," gertak seorang anggota SAS.
Gertakan itu berhasil. Mereka diizinkan masuk ke ruangan Milan. Penjahat perang itu tengah duduk seorang diri di dalam. Tanpa kesulitan berarti Tim B berhasil membius dan membawanya kabur lewat pintu belakang RS. Seluruh operasi berjalan dengan sukses.
Sementara itu, pejabat NATO dalam laporan resminya hanya menyebut Simo Drljaca melepaskan tembakan saat bertemu pasukan perdamaian. Sebagai upaya 'membela diri', Simo terpaksa dilumpuhkan Sementara itu dalam operasi terpisah, Direktur RS Prijedor Milan Kovacevic, ditahan tanpa melalui kekerasan. Demikian dikutip New York Times.
Target Terakhir: Jenderal Radislav Krstic
Misi terakhir yang paling sulit. Menangkap Jenderal Radislav Krstic. Pengawalan terhadapnya paling ketat. Laporan intelijen menyebutkan Rumah Krstic dilindungi ranjau dan memiliki banyak pintu untuk meloloskan diri.
Pasukan AS dan Inggris harus menunggu satu tahun untuk menangkapnya hidup-hidup. Kesempatan emas itu datang saat Krstic hendak mengunjungi rekan bisnisnya. Dia menggunakan satu mobil dan hanya didampingi sopirnya. Sama sekali tak dikawal.
Tim segera bergerak. Tanpa kesulitan berarti, mobil Krstic berhasil dicegat. Si Penjagal Srebrenica akhirnya berhasil ditangkap.
CBS melaporkan satu unit pasukan komando ini berhasil mengepung mobil Kristic dan menangkapnya tanpa menembakkan sebutir peluru pun. Dari Bosnia, Kristic langsung diterbangkan keesokan harinya ke Den Haag untuk menghadapi pengadilan internasional.
Pengadilan Internasional Untuk Kejahatan Perang Yugoslavia menyatakan sang jenderal bersalah atas genosida yang menewaskan 7.000-8.000 Muslim Bosnia di Srebrenica. Krstic diganjar hukuman 35 tahun penjara pada tahun 2001.
Sementara itu Milan Kovacevic meninggal di dalam tahanan tahun 1998 saat kasusnya belum disidangkan. Operasi pasukan elite di Balkan ini sukses menyeret para penjahat perang mempertanggungjawabkan kejahatan mereka.