4 Fakta Penggerebekan Pabrik Narkoba di Bandung, Sehari Produksi 4.000 Pil
Badan Narkotika Nasional (BNN) berhasil menggerebek pabrik pembuatan narkoba di kawasan Komplek Pemda 03/04, Kelurahan Cisaranten Endah, Kecamatan Arcamanik, Kota Bandung, Pada Minggu (23/02).
Badan Narkotika Nasional (BNN) berhasil menggerebek pabrik pembuatan narkoba di kawasan Komplek Pemda 03/04, Kelurahan Cisaranten Endah, Kecamatan Arcamanik, Kota Bandung, pada Minggu (23/02). Menurut informasi, penggerebekan ini dipimpin langsung oleh Kepala Deputi Bidang Pemberantasan BNN Irjen Pol Arman Depari beserta puluhan anggota bersenjata lengkap.
Proses penggerebekan dimulai saat anggota dari BNN berusaha merangsek masuk ke dalam rumah atau gudang yang diduga sebagai pabrik narkoba. Dari dalam rumah BNN mengamankan 6 orang yang diduga sebagai pemilik pabrik.
-
Apa isi dari surat kabar *Bataviasche Nouvelles*? Mengutip dari berbagai sumber, isi konten tulisan yang ada di surat kabar Bataviasceh Nouvelles ini mayoritas adalah iklan. Ada pula beberapa terbitannya juga memuat aneka berita kapal dagang milik VOC.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Kapan nama surat kabar Benih Merdeka diubah? Akhirnya pada tahun 1920, ia mengubah nama menjadi "Mardeka".
-
Apa nama surat kabar pertama yang terbit di Jogja? Melalui sebuah unggahan pada 9 Mei 2024, akun Instagram @sejarahjogya menampilkan dua surat kabar yang pertama kali terbit di Jogja. Koran satu bernama “Mataram Courant” dan satunya lagi bernama “Bintang Mataram”.
-
Apa kabar terbaru dari Nunung? Nunung bilang badannya sekarang udah sehat, ga ada keluhan lagi dari sakit yang dia alamin. Kemo sudah selesai "Nggak ada (keluhan), karena kemo-nya sudah selesai sudah baik, aman, Alhamdulillah," tuturnya.
-
Apa isi dari surat kabar Soenting Melajoe? Terbit pertama kali pada 10 Juli 1912, isi dari surat kabar Soenting Melajoe ini seperti tajuk rencana, sajak-sajak, tulisan atau karya mengenai perempuan, hingga tulisan riwayat tokoh-tokoh kenamaan.
Kepala Deputi Bidang Pemberantasan BNN Irjen Pol Arman Depari mengatakan, rumah tersebut diduga dijadikan sebagai pabrik pembuatan narkoba.
"Yang jelas kita mencurigai ini pabrik narkoba," ujarnya di lokasi, Minggu (23/2).
Mengamankan 4 Juta Pil Narkoba
2020 Merdeka.com/Imam Buchori
Penggerebekan yang dilakukan oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) hari Minggu lalu telah berhasil mengamankan sebanyak 4 juta pil narkoba. Setiap harinya pabrik tersebut mampu memproduksi hingga 4.000 pil narkoba dengan berbagai jenis, mulai dari obat keras golongan G, psikotropika hingga narkotika golongan I.
Rumah Saling Terhubung
Arman juga menjelaskan bahwa barang bukti narkoba tersebut disita dari empat rumah yang saling terhubung. Keempat rumah tersebut sengaja didesain sedemikian rupa untuk mempermudah proses produksi jika terjadi hal yang tidak diinginkan dan untuk mengelabui petugas.
"Ada empat rumah dicurigai satu dan lain terhubung ini bukan kebetulan untuk mengaburkan jika ada petugas dan juga untuk mudahkan berpindah-pindah jika ada sesuatu kejadian darurat," kataIrjen Pol Arman Depari.
Warga Tidak Curiga
Menurut keterangan Leni, Ketua RT 03 di Komplek Pemda, anggota BNN datang ke lokasi sekitar pukul 16.00 WIB. Mereka langsung menuju ke dalam rumah yang diduga dijadikan pabrik narkoba. Menurutnya, selama ini kondisi rumah selalu sepi jarang terlihat ada aktivitas.
Namun setelah mengetahui ini, Leni mengaku kaget karena ada pabrik pembuatan narkoba di lingkungannya. Ia menambahkan bahwa sehari-hari rumah tersebut selalu tampak sepi dan terlihat seperti gudang.
"Kayak gudang, kalau yang punya saya tidak tahu. Di sini banyak warga, tapi rumah ini selalu sepi saya juga kaget gak nyangka ada ini," katanya.
Didistribusikan ke Berbagai Kota di Indonesia
Arman menambahkan bahwa pil narkoba yang dibuat di pabrik tersebut juga dipasarkan ke berbagai kota bahkan keluar pulau Jawa. Sedangkan untuk pendistribusiannya, para tersangka memanfaatkan jasa pengiriman ekspedisi.
"Distribusinya kalau luar kota pakai jasa ekspedisi dan logisitik. Tapi kalau untuk keluar pabrik memakai mobil," pungkas Arman.