5 Fakta Bedil Lodong, Meriam Bambu Khas Sunda yang Terinspirasi Penjajah Portugis
Dentuman meriam bambu alias Bedil Lodong selalu menjadi pertanda akan datangnya Bulan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri di tanah sunda. Tradisi tahunan khas Jawa Barat ini juga diyakini terinspirasi dari Bangsa Portugis yang pernah menjajah Indonesia ratusan tahun silam.
Di Bulan Ramadan hingga Hari Raya Idul Fitri terdapat tradisi khas yang selalu dimainkan oleh para remaja dan anak-anak di tanah Sunda. Tradisi tersebut sudah berlangsung secara turun-temurun dan merupakan pengganti petasan. Tradisi permainan ini terbuat dari bambu dan karbit bernama Bedil Lodong.
Bedil Lodong merupakan permainan petasan tradisional yang sudah mengakar di Jawa Barat. Biasanya, permainan tersebut popular di Kawasan Ciamis, Garut, Tasikmalaya, Bandung hingga Sumedang dan selalu menggema saat malam takbir tiba.
-
Apa tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Batubara untuk menyambut bulan Ramadan? Terakhir, ada yang namanya Pesta Tapai yang digelar sebelum Ramadan. Mungkin, tradisi ini masih terdengar asing di telinga, pasalnya Pesta Tapai hanya dilakukan oleh masyarakat Batubara. Tradisi ini masyarakat Batubara akan menjual berbagai macam jajanan di pasar. Bahkan, di beberapa gerainya terdapat pedagang lemang. Secara umum, kegiatan ini akan berlangsung selama 22 hari sebelum puasa dan tutup dua hari sebelum puasa pertama.
-
Apa yang dimaksud dengan bulan Ramadan? Ramadan adalah bulan suci dalam kalender Islam yang paling ditungg-tunggu oleh umat muslim seluruh dunia. Ramadan adalah waktu refleksi, pertumbuhan spiritual, dan kedisiplinan diri.
-
Apa yang dimaksud dengan ucapan menyambut Ramadhan? Kata-kata ucapan menyambut Ramadhan 2024 dapat menjadi perekat silaturahmi, sekaligus disisipi doa-doa baik untuk Ramadhan esok.
-
Apa yang dirasakan saat Ramadan berakhir? Seiring dengan terbenamnya matahari di akhir Ramadan, kita merasakan campuran perasaan yang sulit diungkapkan dengan kata-kata.
-
Apa tradisi unik yang dilakukan di Masjid Al-Mahmudiyah Suro saat bulan Ramadan? Mengutip dari kanal Liputan6.com, masjid tertua di Palembang ini memiliki sebuah tradisi yang dilaksanakan ketika bulan puasa tiba, yaitu berbagi Bubur Suro gratis kepada masyarakat.
-
Apa yang dimaksud dengan puisi menyambut Ramadan? Puisi menjadi sarana yang indah untuk mengekspresikan kegembiraan, kerinduan, dan antusiasme menyambut bulan Ramadan. Kata-kata yang dipilih dengan penuh perhatian dapat menciptakan atmosfer yang khusyuk dan mendalam, membangkitkan semangat beribadah dan merenungkan makna spiritualitas.
Terinspirasi Bangsa Portugis
Sejarah Bedil Lodong yang terinspirasi dari Bangsa Portugis/Wikipedia ©2020 Merdeka.com
Bedil Lodong atau Bebeledugan (dalam Bahasa Sunda) sudah banyak dipakai sebagai sarana hiburan sejak masa penjajahan Bangsa Portugis pada tahun 1500-an.
Awalnya, para masyarakat di Jawa Barat penasaran dengan senjata gerobak besar yang memiliki lubang panjang dan menghasilkan bola besi panas menggelegar. Setelah itu, masyarakat mulai membuat hal serupa dengan benda-benda sederhana yang terdapat di sekitar tempat tinggal seperti bambu.
Identik dengan Perayaan Hari Besar
Yang menarik dari permainan Bedil Lodong adalah selalu dilakukan di waktu-waktu tertentu seperti Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri.
Masyarakat, terutama kalangan remaja dan anak-anak berupaya mewujudkan rasa kebahagiaan mereka dengan menyulut mercon tradisional tersebut. Dari suara dentuman yang dihasilkan, dipercaya masyarakat akan menambah kemeriahan dari suatu perayaan.
Selain itu, permainan bedil bambu memiliki sifat edukatif karena mengandung nilai kreativitas untuk menciptakan alat. Dilansir dari laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, bedil bambu juga mengandung nilai juang berdasarkan sejarahnya dalam membela bangsa dan negara.
Tradisi Khusus di Beberapa Wilayah Jawa Barat
Humas Provinsi Jawa Barat ©2020 Merdeka.com
Bedil Lodong juga pada perkembangannya sudah menjadi sebuah tradisi dan budaya khusus dari suatu wilayah terutama di Kawasan Jawa Barat. Untuk mengukuhkan tradisi ini, beberapa wilayah selalu melaksanakan Bedil Lodong secara meriah.
Seperti yang dikutip dari sukabumiupdate.com, tradisi Bedil Lodong selalu dilaksanakan secara meriah dan dibunyikan secara serempak saat malam takbir tiba.
Menurut salah satu warga Desa Kebon Pedes, Kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi, bernama Muhamad Riyan (34 tahun) perang bedil lodong dilaksanakan setiap malam takbiran serta sudah secara turun menurun. Setiap kali perang lodong jumlah Lodong bisa sampai ratusan buah.
"Lebaran tahun lalu warga sekitar mempersiapkan sekitar 250 buah lodong di lima titik di Kampung Sasagaran dan kebon Pedes," ungkap Riyan dilansir dari sukabumiupdate.
Mengalami Perkembangan
Semakin berkembangnya zaman, Bedil Lodong pun mengalami pergeseran budaya. Saat ini, bahan untuk membuat Bedil Lodong sudah banyak yang tidak menggunakan bambu lagi. Di beberapa daerah, Bedil Lodong sudah ada yang menggunakan pipa paralon bekas dengan alat pemicu suara dentuman berasal dari cairan spirtus.
Selain itu, ada pula yang membuat Bedil Lodong dari kaleng susu bekas berukuran besar dan botol plasik besar bekas air mineral. Lalu, ada juga bisa diisi oleh air maupun minyak tanah dan karbit.
Dijadikan Festival Tahunan di Sumedang
Kemendikbud ©2020 Merdeka.com
Beberapa tahun lalu, Kota Sumedang mengadakan festival tahunan yang diselenggarakan tiap datangnya Bulan Ramadan. Festival itu tak jauh-jauh dari tradisi Bedil Lodong.
Seperti yang dilansir dari Liputan6, sebanyak 80 anak di Kabupaten Sumedang mengikuti festival tahunan Bedil Lodong. Festival tersebut diselenggarakan setiap tahun hingga menjelang Hari Raya Idul Fitri dan puncaknya dilaksanakan pada malam takbiran.