5 Tradisi Menyambut 10 Muharram di Indonesia, Mulai dari Arak-Arakan hingga Makan Bubur Bareng
Bagi umat Islam, tanggal 10 Muharram dianggap sebagai hari spesial. Banyak peristiwa besar yang terjadi pada tanggal itu.
Bagi umat Islam, tanggal 10 Muharram dianggap sebagai hari spesial. Banyak peristiwa besar yang terjadi pada tanggal itu.
5 Tradisi Menyambut 10 Muharram di Indonesia, Mulai dari Arak-Arakan hingga Makan Bubur Bareng
Walaupun bukan menjadi hari besar, tanggal 10 Muharram memiliki arti tersendiri bagi umat muslim. Berbagai peristiwa besar dalam sejarah Islam terjadi pada tanggal 10 Muharram antara lain terdamparnya kapal Nabi Nuh AS setelah peristiwa banjir besar, peristiwa terbelahnya Laut Merah dalam kisah Nabi Musa AS, selamatnya Nabi Ibrahim dari api, hingga terbunuhnya cucu Nabi Muhammad SAW, Husain, di Karbala.
-
Apa yang dimaksud dengan doa 10 Muharram Asyura? Doa 10 Muharram Asyura Pertama, akan diberikan beberapa doa 10 Muharram Asyura dan artinya. Beberapa doa 10 Muharram Asyura ini memiliki makna yang dalam. Dengan doa ini, Anda bisa memohon perlindungan, pertolongan, dan rahmat kebaikan kepada Allah. Seperti Allah memberikan pertolongan dan mukjizat pada peristiwa-peristiwa besar yang dialami Nabi pada zaman dahulu.
-
Apa isi doa Asyura yang dibaca di 10 Muharram? Doa ini berisi pujian atas kebesaran dan keesaan Allah. Doa ini juga memuat permohonan akan pertolongan dan perlindungan Allah.
-
Apa saja keistimewaan 10 Muharram bagi umat Islam? Keistimewaan 10 Muharram atau hari Asyura tentu penting untuk diketahui oleh seluruh umat Islam. Pada hari tersebut, disunnahkan untuk melaksanakan puasa dan memperbanyak dzikir serta istighfar.
-
Apa amalan utama yang dianjurkan untuk dilakukan pada tanggal 10 Muharram? Salah satu amalan paling dianjurkan pada hari 10 Muharram adalah puasa sunah. Puasa Ashura merupakan puasa sunah yang sangat dianjurkan dilakukan pada tanggal 10 Muharram.
-
Kenapa 10 Muharram disebut hari istimewa? 10 Muharram merupakan tanggal yang istimewa dalam sejarah kenabian. 10 Muharram umumnya ditandai dengan kegiatan puasa Asyura. Namun, ada banyak sejarah nabi yang terjadi pada tanggal ini.
-
Kapan umat Islam memperingati peristiwa bersejarah yang terjadi pada tanggal 10 Muharram? Pada hari ini, umat Islam di seluruh dunia memperingati berbagai peristiwa bersejarah yang terjadi pada tanggal tersebut.
Maka tak heran, sepuluh hari setelah peringatan Tahun Baru Islam, beberapa umat muslim di Indonesia memperingati tanggal 10 Muharram yang dianggap sebagai hari yang perlu dimuliakan. Lantas seperti apa peringatan 10 Muharram di berbagai daerah? Berikut selengkapnya:
1. Upacara Tabot
Dikutip dari Kemdikbud.go.id, Upacara Tabot merupakan tradisi masyarakat di Bengkulu dan pesisir pantai Sumatera Barat dalam menyambut 10 Muharram. Orang Minang biasanya menyebut upacara ini dengan sebutan “Tabuik” yang dapat diartikan sebagai peti kayu yang dilapisi emas.
Sementara masyarakat di Pariaman mengartikan Tabuik sebagai keranda yang diibaratkan sebagai usungan mayat Husein Bin Ali, cucu Nabi Muhammad SAW yang tewas dalam sebuah pertempuran di Karbala.
Keranda itu dihias sedemikian rupa dan kemudian diarak. Setelah arakan itu selesai, Tabuik dibawa ke pinggir pantai sambil diiringi teriakan “Hayya Husain, Hayya Husain” lalu dibuang ke laut.
2. Pasar Murah
Tanggal 10 Muharram merupakan hari yang spesial bagi masyarakat Desa Cangadi, Kecamatan Liliriaja, Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan. Pada hari itu, salah seorang pengusaha bernama Hj. Ruhana Wajing menggelar pasar murah di halaman masjid besar Miftahunnajah Cangadi.
Pasar murah itu diserbu masyarakat setempat yang mayoritas berasal dari Suku Bugis. Bagi masyarakat Bugis, berbelanja pada tanggal 10 Muharram atau yang lebih dikenal dengan nama Hari Asyura merupakan sebuah sunnah yang dikenal dengan nama "Mappasagena”.
Mereka meyakini bahwa perkakas yang dibeli pada Hari Asyura adalah sebuah wadah dengan harapan bisa mendatangkan rejeki.
- 6 Tradisi Unik Sambut Tahun Baru Islam di Indonesia, Penguatan Budaya dan Kerukunan Masyarakat
- Melihat Tradisi Unik Sambut Lebaran di Indonesia, Masak Bareng hingga "Perang Meriam"
- Sambut Ramadan dengan "Perang Air", Ini Makna di Balik Tradisi Gebyuran Bustaman di Semarang
- Mengenal Maapam, Tradisi Memasak Apam Khas Pasaman Barat Sambut Bulan Ramadan
3. Lebaran Anak-Anak Yatim
Bagi warga Kota Palembang, Tanggal 10 Muharram atau Hari Asyura dimaknai sebagai Lebaran Anak-Anak Yatim. Pada hari itu, mereka merayakannya dengan ikut memeriahkan pembagian Bubur Suro.
Bubur yang dibagikan kaya dengan rasa rempah karena dibuat dengan bahan-bahan pembuatan sop seperti bawang putih, bawang merah, lada, pala, ketumbar, cengkeh, kayumanis, dan berbagai bumbu lainnya.
Pembuatan bubur itu dilakukan di rumah salah seorang tokoh masyarakat bernama Alm. Ustad Taufiq Hasnuri. Masyarakat begitu antusias mengikuti pembagian bubur tersebut.
Biasanya ada 3.000 warga lebih yang mengantre di rumah perkampungan keturunan Arab. Mereka membawa wadah dari rumah dengan jumlah yang tidak dibatasi.
4. Makan Ambengan
Di Pedukuhan Sungapan, Kalurahan Argodadi, Sedayu, Bantul, tradisi peringatan 10 Muharram dilakukan dengan memberikan santunan kepada anak yatim dan doa bersama.
Pada momen itu, warga akan membawakan ambengan atau nasi disertai lauk-pauk yang ditempatkan ke dalam baskom atau besek. Ambegan itu kemudian didoakan dan dimakan bersama.
5. Tradisi 10 Muharam di Kalimantan
Masyarakat di Kalimantan punya cara tersendiri dalam merayakan Hari Asyura. Di Banjarmasin misalnya, mereka mengadakan acara masak bersama sebuah makanan yang dinamakan Bubur Asyura. Dalam memasak makanan itu, ada 41 bahan yang wajib dicampur saat memasak seperti sayuran, kacang-kacangan, dan lainnya.
Berbeda dengan masyarakat di Pulau Nunukan, Kalimantan Utara. Mereka merayakan Hari Asyura dengan membeli peralatan dapur dan rumah.
Pada hari itu, para pedagang peralatan pecah belah dan alat dapur akan membuka pasar dadakan bahkan hingga menutup separuh jalan dengan tenda mereka.