Bacaan Doa Buka Puasa sesuai Sunnah, Ketahui Kapan Waktu Membacanya
Meski buka puasa dianjurkan untuk disegerakan, jangan lupa untuk membaca doa buka puasa saat berbuka.
Apakah bacaan doa buka puasa Anda sudah benar?
Bacaan Doa Buka Puasa sesuai Sunnah, Ketahui Kapan Waktu Membacanya
Dari Sahl bin Sa’ad radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Manusia senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan waktu berbuka.” (Muttafaqun ‘alaih).
Namun, kita sebagai seorang muslim juga tak boleh lupa bahwa segala perbuatan yang kita kerjakan harus diiringi dengan ucapan doa agar mendapat ridha dari Yang Maha Kuasa. Doa buka puasa juga tak boleh kita lewatkan saat berbuka puasa.
Tapi, apakah doa buka puasa yang biasa kita amalkan sudah sesuai dengan sunnah? Dalam artikel ini, kita akan mengulas bagaimana doa buka puasa sesuai sunnah dan kekeliruan yang masih sering kita lakukan.
-
Bagaimana cara membaca doa buka puasa sesuai sunnah? Ketika hendak berbuka, Anda bisa mengamalkan doa berbuka puasa sesuai sunnah yang berasal dari hadis yang disebutkan oleh Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, di mana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berbuka beliau membaca doa berikut ini, Dzahabadh zhoma’u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru insya Allah
-
Bagaimana cara mengamalkan doa buka puasa sunnah sesuai hadits? Kendati demikian, beberapa ulama juga menyikapi doa riwayat Abu Dawud dengan bijak. Ulama dari Madzhab Syafi’i menggabungkan doa riwayat Imam Bukhari dan Muslim dengan doa riwayat Abu Dawud.Allâhumma laka shumtu wa ‘alâ rizqika afthartu dianjurkan menambahkan lafal, wa bika âmantu, wa bika wa ‘alaika tawakkaltu. Dzahabaz zhama’u, wabtallatil ‘urûqu, wa tsabatal ajru, insyâ Allah. Yâ wâsi‘al fadhli, ighfir lî. Alhamdulillâhil ladzî hadânî fa shumtu, wa razaqanî fa afthartu,” (Lihat Syekh Sulaiman Al-Bujairimi, Hasyiyatul Bujairimi alal Khatib, [Beirut, Darul Fikr: 2006 M/1426-1427 H], juz II, halaman 385). Artinya, “Tuhanku, hanya untuk-Mu aku berpuasa. Dengan rezeki-Mu aku membatalkannya. Sebab dan kepada-Mu aku berpasrah. Dahaga telah pergi. Urat-urat telah basah. Dan insya Allah pahala sudah tetap.Wahai Zat Yang Luas Karunia, ampuni aku. Segala puji bagi Tuhan yang memberi petunjuk padaku, lalu aku berpuasa. Dan segala puji Tuhan yang memberiku rezeki, lalu aku membatalkannya.”
-
Apa doa buka puasa sunnah yang benar berdasarkan hadits? Ketika Anda hendak berbuka, Anda bisa mengamalkan doa buka puasa sesuai hadist yang disebutkan oleh Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, di mana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berbuka beliau membaca doa berikut ini,Dzahabadh zhoma’u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru insya AllahArtinya: “Rasa haus telah hilang dan urat-urat telah basah, dan pahala telah ditetapkan insya Allah.” (HR. Abu Daud no. 2357. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)
-
Apa yang dimaksud dengan doa berbuka puasa? "Dzahabaz zhama’u wabtallatil ‘urûqu wa tsabatal ajru, insyâ Allah" artinya "Telah hilang dahaga, telah basahlah kerongkongan, semoga ada pahala yang ditetapkan, jika Allah menghendaki."
-
Bagaimana bacaan doa berbuka puasa Senin Kamis yang dianjurkan? Saat hendkak berbuka puasa, Anda bisa mengamalkan doa buka puasa yang berasal dari hadist yang disebutkan oleh Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, di mana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berbuka beliau membaca doa berikut ini,Dzahabadh zhoma’u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru insya AllahArtinya: “Rasa haus telah hilang dan urat-urat telah basah, dan pahala telah ditetapkan insya Allah.”
-
Apa saja bacaan doa buka puasa yang dianjurkan? 1. Allahumma laka shumtu wa 'ala rizqika afthartu Artinya: "Ya Allah hanya untuk-Mu kami berpuasa dan atas rezeki yang Engkau berikan kami berbuka."2. Dzahabadzh dzhama-u wabtallatil-'uruqu wa tsabatal-ajru insyaa-Allah Artinya: “Telah hilang rasa haus dan urat-urat telah basah serta pahala tetap, insyaallah." 3. Allahumma laka shumtu wa 'ala rizqika afthartu, wa bika amantu, wa bika 'alaika tawakkalatu, dzahabadzh dzhama-u wabtalatil-'uruqu wa tsabatal-ajru insyaa-Allah. Ya wasi'al-fadhli ighfirli alhamdulillahilladzi hadani fashumtu, wa razaqani fa-afthartu Artinya: "Ya Allah, hanya untuk-Mu aku berpuasa. Dengan rezeki-Mu aku membatalkannya. Kepada-Mu aku berpasrah. Dahaga telah pergi. Urat-urat telah basah dan Insyaallah pahala sudah tetap. Wahai Dzat Yang Luas Karunia, ampuni aku. Segala puji bagi Tuhan yang memberi petunjuk padaku, lalu aku berpuasa. Dan segala puji Tuhan yang memberiku rezeki, lalu aku membatalkannya."
Doa Buka Puasa sesuai Sunnah
Doa buka puasa sunnah adalah doa buka puasa yang telah tercantum dalam hadist. Namun, kita tak boleh asal mengambil suatu amalan dari hadist tanpa melihat status hadist tersebut. Misalnya dalam doa buka puasa sesuai sunnah, banyak masyarakat yang terkecoh dengan bacaan doa buka puasa yang didasarkan pada hadist dha’if.
Allahumma laka shumtu wa ‘ala rizqika afthortu
Artinya: “Ya Allah, kepada-Mu aku berpuasa dan kepada-Mu aku berbuka.”
Anda pasti familiar dengan doa buka puasa tersebut karena doa ini yang sering dibaca saat waktu berbuka tiba.
Sayangnya, riwayat di atas dikeluarkan oleh Abu Daud dalam sunannya no. 2358, dari Mu’adz bin Zuhroh.
Dilansir dari rumaysho.com, Mu’adz sendiri adalah seorang tabi’in, sehingga hadist ini mursal (di atas tabi’in terputus). Hadits mursal merupakan hadist dho’if karena sanad yang terputus. Syaikh Al Albani pun juga berpendapat bahwa hadist ini adalah dho’if.
Hadist semacam ini juga dikeluarkan oleh Ath Thobroni dari Anas bin Malik.
Namun, dalam sanadnya ada perawi dho’if yaitu Daud bin Az Zibriqon, yang merupakan seorang perawi matruk (yang dituduh berdusta). Dengan begitu, riwayat tersebut juga tergolong dho’if. Syaikh Al Albani pun juga mengatakan bahwa riwayat ini dho’if.
Selain Syaikh Al Albani, ulama lain yang mendho’ifkan hadist semacam ini adalah Ibnu Qoyyim Al Jauziyah.
Doa Buka Puasa sesuai Sunnah yang Benar
Lalu, bagaimana bacaan doa buka puasa sesuai sunnah yang bisa kita amalkan?
Ketika hendak berbuka, Anda bisa mengamalkan doa buka puasa sesuai sunnah yang berasal dari hadist yang disebutkan oleh Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, di mana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berbuka beliau membaca doa berikut ini,
Dzahabadh zhoma’u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru insya Allah
Artinya: “Rasa haus telah hilang dan urat-urat telah basah, dan pahala telah ditetapkan insya Allah.”
(HR. Abu Daud no. 2357. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)
Bacaannya memang sedikit lebih panjang, namun cukup mudah untuk dihapal.
Waktu Membaca Doa Buka Puasa
Mungkin masalah yang satu ini juga jarang diperhatikan, karena umumnya kita membaca doa sebelum melakukan sesuatu. Membaca doa buka puasa sesuai sunnah juga mungkin akan Anda lakukan sebelum berbuka, atau sebelum menyantap hidangan.
Tapi, waktu terbaik untuk membaca doa buka puasa adalah sesaat setelah selesai berbuka puasa atau memakan makanan berbuka.
Hal ini sesuai dengan makna yang terkandung dalam doa buka puasa, yaitu mengucapkan syukur atas hilangnya rasa haus, basahnya urat-urat, dan tetapnya pahala. Jika membaca doa buka puasa sebelum berbuka, maka makna tersebut belum terwujud.
Namun, ada juga pendapat yang mengatakan bahwa boleh membaca doa buka puasa sebelum atau sesudah berbuka, tidak masalah. Hal ini didasarkan pada keringanan dan kemudahan dalam beribadah, serta tidak adanya dalil yang tegas yang melarang membaca doa buka puasa sebelum berbuka. Yang penting adalah niat dan keikhlasan dalam berdoa.
Menyegerakan Waktu Berbuka
Anjuran lain di waktu berbuka adalah menyegerakan buka puasa. Meski sudah banyak yang tahu tentang anjuran ini, namun tidak semua bisa melaksanakannya. Ada yang masih sibuk dengan pekerjaan, atau karena masih dalam perjalanan.
Berkaitan dengan hal ini, Syaikh ‘Abdullah Al Fauzan hafizhohullah berkata,
“Hendaklah setiap muslim bersemangat mengamalkan sunnah ini, yaitu menyegerakan waktu berbuka. Ini bisa melakukannya dengan cara menyibukkan diri di sore hari dengan membaca Al Qur’an, berdzikir dan berdo’a. Janganlah pada saat itu ia keluar dari rumahnya kecuali dalam hal penting saja sehingga ia tidak luput dari banyak kebaikan. Jangan sampai ketika muadzin menyuarakan adzan sedangkan ia berada di jalan menuju rumahnya lalu luput darinhya waktu berdo’a saat berbuka dan luput pula sunnah menyegerakan berbuka, wallahul musta’an.” (Minhatul ‘Allam, 5: 28).