Begini Sensasi Menyeruput Kopi di Bangunan Bekas Vihara, Kini Jadi Kedai Kopi Tionghoa Vintage di Tanah Abang
Pengunjung bisa menikmati sajian lezat di restoran bekas bangunan vihara.
Pengunjung bisa menikmati sajian lezat di restoran bekas bangunan vihara.
Begini Sensasi Menyeruput Kopi di Bangunan Bekas Vihara, Kini Jadi Kedai Kopi Tionghoa Vitage di Tanah Abang
Bingung ingin mencari restoran keluarga dengan nuansa Imlek di Jakarta Pusat? Datang saja ke Kapitan Lim di Jalan Haji Fachrudin No.82A, Kampung Bali, Tanah Abang. Tempat ini merupakan resto dengan menu utama Chinese food dan kopi otentik yang lezat.
Tak sekedar di menu, nuansa Tionghoa juga amat terasa di bangunan restoran yang sebelumnya merupakan vihara. Ornamen berwarna merah dan kuning serta pernak pernik khas rumah ibadah tentunya menambah cantik bangunan.
-
Di mana letak Kampoeng Kopi Banaran? Ini adalah destinasi wisata yang populer di Semarang, tepatnya berlokasi di Jl. Raya Bawen - Solo KM 1,5 Bawen, Gentong, Asinan, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang.
-
Bagaimana Warung Kopi Ake menjaga tradisi "Kopi Kuli"? Buka dari jam 06.00 WIB sampai 00.30 WIB, tempat ini cocok bagi pengunjung yang ingin eksplor tentang kopi dan teh yang ada di Belitung. Warung Kopi Ake turut menjaga tradisi "Kopi Kuli" yang menjadi budaya ngopi bagi penambang timah Tiongkok pada zaman kolonial.
-
Di mana Warung Kopi Ake dulunya berlokasi? Warung Kopi Ake dulunya hanya bangunan sederhana, berdinding papan dan beratapkan seng.
-
Di mana Kafe Nostalgia berada? Jika Anda bosan dengan kafe modern nan kekinian, mampirlah ke Kafe Nostalgia yang ada di Jalan Saleh Baimin, Cimuncang, Kecamatan Serang, Kota Serang.
-
Bagaimana suasana Kafe Nostalgia? Di sini, pengunjung akan merasakan hangatnya suasana khas rumah nenek tempo dulu.
-
Kapan Warung Kopi Tek Sun Ho didirikan? Ini jadi kedai kopi pertama di Jakarta sejak 1878 Warung Kopi Tek Sun Ho berhasil memikat para pencinta kopi di seantero Jakarta.
Ragam menu peranakan di Kapitan Lim
Menu di sini banyak disukai pelanggan. Namun kwetiaw goreng serta secangkir kopi hitam harum jadi andalan dan paling banyak dipesan.
Jika ingin menikmati sajian khas datanglah di jam 09:00 sampai 16:00 WIB, mulai Senin sampai dengan Jumat.
Punya Julukan Rumah Merah
Mengutip laman Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) DKI Jakarta, bangunan restoran tersebut memiliki julukan “Rumah Merah”.
Ini karena desain eksterior dan interior bangunan yang didominasi oleh warna merah, sebagai ciri dari kebudayaan Tiongkok.
Bagi penyuka sejarah, bangunan ini benar-benar memanjakan mata lantaran desainnya yang merupakan perpaduan antara gaya kolonial Belanda dan etnis Tionghoa peranakan.
Terasa Nuansa Batavia
Di dalam bangunan, nuansa klasiknya lebih terasa lagi. Dalam kanal YouTube Blessing Channel 80 diperlihatkan kondisi ruangan restoran dengan batu bata yang tidak dilapisi semen.
- Menikmati Sensasi Unik Kopi Golondong, "Nenek Moyangnya" Kopi Gula Aren Kekinian
- Kedai Kopi di Sumedang ini Ada di Tengah Kampung, Bisa Rasakan Nikmatnya Kopi Lokal sambil Lihat Pemandangan Sawah
- Mengunjungi Kafe Nostalgia di Serang, Suasananya Khas Rumah Nenek
- Sensasi Menikmati Kopi Arabika di Lembah Sumbing-Sindoro, Jadi Penghangat di Tengah Dinginnya Udara Pegunungan
Kemudian atapnya juga khas rumah di Chinatown zaman Batavia, juga terasa di bagian lantainya yang dibuat dari ubin. Di salah satu sisinya terdapat susunan dinding berbahan kayu, juga tangga kayu minimalis. Ini benar-benar merepresentasikan ala kampung pecinan puluhan tahun silam.
“Kapitan Lim ini punya julukan Rumah Merah, karena warna bangunannya merah mencolok,” kata kreator video Blessing Channel 80.
Dulunya Rumah Milik Kapitan Batavia
Menurut sejarahnya, sebelum dijadikan sebagai vihara, rumah merah ini merupakan rumah dari seorang kapitan di Batavia.
Kapitan sendiri merupakan pemimpin etnis Tionghoa di suatu wilayah, sebagai jembatan dengan pemerintah. Kapitan juga menjembatani komunikasi dan relasi antar etnis Tionghoa di daerah lain.
Sayangnya tidak diketahui secara pasti siapa kapitan sebagai pemilik awal bangunan tersebut. Namun berdasarkan arsip terdapat dua kapitan bermarga Lim, Lim Lak Tjo dan Lim Kin Kwa.
Menikmati Aneka Menu di Bangunan Bekas Vihara
Mengutip laman Kapitan Lim Jakarta, di sana banyak menu yang paling banyak dicari oleh pelanggan. Menu-menu seperti dimsum, spring roll goreng, siomay ayam dan wonton goreng juga dibanderol dengan harga yang ramah di kantong
Terdapat juga makanan berat seperti kwetiaw goreng dengan rasa gurih, sedikit manis dan otentik, ayam asam manis, nasi goreng peranakan, kapitan chicken rice sampai mi Hongkong.
Setelah kenyang dengan sajian lezatnya, secangkir kopi Kapitan jangan sampai terlewat. Ini sebenarnya hanya kopi hitam sederhana di cangkir bergambar ayam kuno. Namun jangan salah karena aromanya harum, dengan rasanya yang lezat.
Menu kopi hitam di Kapitan Lim.
Menyeruput kopi hitam di Kapitan Lim dengan nuansa bangunan vintage akan menambah rasa nikmat, seakan kembali ke zaman Tionghoa peranakan abad ke-20.
“Yuk, cobain Kopi Kapitan. Dijamin kopi hitamnya salah satu yang terbaik di Jakarta!,” tulis keterangan di unggahan akun instagram @kapitanlimjkt.