Berjajar di Pinggir Jalan, Ini Potret Hangat Warga Indramayu Sambut 32 Biksu Thailand
Warga berjajar di pinggir jalan kawasan Pantura. Mereka begitu antusias menyapa para biksu yang terus berjalan ke timur dalam rangka melaksanakan kegiatan Thudong.
Sebanyak 32 biksu asal Thailand yang tempuh ribuan kilometer menuju Candi Borobudur untuk merayakan Waisak, kini telah sampai di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Momen itu tak disia-siakan ratusan warga setempat untuk menyaksikan dan melambaikan tangan. Tampak suasana hangat pada Selasa (16/5) sore hari itu.
Warga berjajar di pinggir jalan kawasan Pantura. Mereka begitu antusias menyapa para biksu yang terus berjalan ke timur dalam rangka melaksanakan kegiatan Thudong. Kehangatan warga Indonesia ini juga diabadikan oleh salah satu Bhante yang juga menjadi peserta jalan kaki massal tersebut.
-
Apa yang menjadi ciri khas perahu nelayan Indramayu? Perahu buatan nelayan Indramayu dikenal tangguh dan kokoh.
-
Apa yang dikeluhkan nelayan Indramayu kepada Ganjar Pranowo? "Ada bajak laut," kata nelayan.Berdasarkan pengakuannya, nelayan itu menyetor mulai Rp3 juta hingga Rp5 juta setiap minggunya. "Orang biasa seperti saya, cuma baik keamanannya kalau ada masalah," ujar nelayan.
-
Apa yang terjadi pada telur penjual martabak di Indramayu? Telur milik penjual martabak di Indramayu pecah gara-gara suara sound system yang terlalu keras.
-
Siapa yang Ganjar Pranowo temui saat di Indramayu? Calon presiden (capres) nomor urut tiga, Ganjar Pranowo mendengarkan pengakuan mengejutkan saat berdialog dengan dari nelayan Indramayu.
-
Apa saja jenis wisata yang ditawarkan di Indramayu? Ada banyak wisata Indramayu yang bisa menjadi pilihan untuk mengisi liburan. Mulai dari wisata alam, wisata sejarah, serta wisata kuliner, bisa Anda temukan di Indramayu.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
“Antusias warga Indramayu menyambut Bhikku yang menjalankan Thudong,” tulis akun Instagram @youngbuddhistassociation, Rabu (17/4).
Penuh Senyum dan Lambaikan Tangan
©2023 Merdeka.com
Tak hanya di pinggir jalan, warga di sana juga menyambut kedatangan biksu dengan berjajar di trotoar dan melambaikan tangan. Terlihat para Bhante juga membalas senyuman warga dan ikut melambaikan tangan.
Tak hanya orang-orang dewasa, anak-anak yang mengenakan seragam sekolah juga ikut berdiri di barisan untuk menyapa kedatangan para biksu.
“Inilah wajah asli wajah Indonesia yang baik hati, ramah dan murah senyum terhadap banyak orang bukan wajah yang menaktukan, iri, dengki dan penuh kebencian,” tulis akun itu.
Bagikan Makanan dan Minuman
©2023 Merdeka.com
Selain menyambut, warga setempat turut membagikan makanan berupa buah-buahan dan jenis lainnya. Makanan ini akan digunakan para Bhante untuk bekal makan di sepanjang jalan.
Sejumlah pemuda muslim juga tampak ikut mengawal dan berinteraksi dengan rombongan biksu. Walau terlihat lelah, namun raut senyum terus ditampakkan dari para biksu tersebut.
“Ketika diberi makan atau minum, para Bhikku harus menerima dan mengonsumsinya untuk bertahan hidup tidak boleh kesenangan inderawi atau menyimpan berlebihan, apabila ada yang lebih maka para Bhikku berhak membagikan kepada para warga sekitar.. inilah proses latihan untuk menjadi Buddha,” tulisnya lagi.
Bikin Bhante terharu
©2023 Merdeka.com
Salah satu Bhante yang mengabadikan momen ini mengaku terharu karena tingginya antusiasme warga Indonesia yang menyambut kedatangan mereka.
“Bhante dari Thailand, salah satu peserta Thudong mengatakan pertemuan dengan orang Indonesia adalah suatu momen yang sangat indah ketika perjalanan suci, Thudong ke Candi Borobudur dilaksanakan,” katanya.
Mereka memiliki waktu tersendiri untuk memakan makanan yang diberikan warga, yakni pagi sampai tengah hari. Setelah itu para biksu hanya boleh meminum air putih sebagai salah satu prosesinya.
Mengenal Thudong
©2023 Merdeka.com
Adapun Thudong merupakan prosesi perjalanan suci untuk mengikuti jejak Buddha di masa silam. Di sana, para biksu akan melatih kesabaran dan tidak mengonsumsi makanan yang bersifat kesenangan dunia.
Dalam perjalanannya ke Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, mereka akan berjalan sejauh 20–50 kilometer setiap harinya.
“Para Bhikku hanya boleh makan di pagi dan siang hari (matahari terbit s/d tengah siang hari) selewat pukul 12 siang para Bhikku hanya boleh minum hingga esok pagi,” katanya.