Cara Penularan Polio yang Wajib Diwaspadai Orang Tua, Kenali Faktor Risikonya
Polio bisa menginfeksi anak lewat berbagai cara. Dengan mengetahui cara penularan polio ini, orang tua bisa mewaspadai apa saja yang berisiko untuk anaknya.
Mengetahui cara penularan polio ini dapat membantu orang tua untuk melindungi anak-anak dari penyakit yang berbahaya ini.
Cara Penularan Polio yang Wajib Diwaspadai Orang Tua, Kenali Faktor Risikonya
Siapa yang Rentan Terkena Polio?
Polio umumnya menyerang anak usia di bawah 5 tahun (balita), terutama yang belum menjalani imunisasi polio. Namun, orang dewasa dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti mereka yang positif HIV, juga rentan terhadap virus ini. Selain itu, orang yang tinggal di daerah dengan sanitasi buruk atau akses air bersih yang terbatas, wanita hamil, dan mereka yang belum divaksinasi memiliki risiko lebih tinggi untuk terinfeksi virus polio.
-
Bagaimana cara mencegah polio? Cara paling efektif untuk mencegah polio bagi anak-anak adalah dengan memberikan vaksin polio.
-
Apa itu polio? Polio adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus polio dan bisa menyebabkan kelumpuhan permanen pada anak-anak.
-
Bagaimana cara yang paling ampuh untuk mencegah polio? Cara mencegah polio yang paling penting adalah dengan melakukan vaksinasi.
-
Kapan gejala polio muncul? Gejala polio ini muncul dalam waktu 1 minggu setelah terinfeksi.
-
Siapa yang berisiko lebih tinggi terkena polio? Selain berkontak dengan orang yang terjangkit virus polio, riwayat vaksin yang tidak lengkap juga bisa meningkatkan risiko anak terkena polio. Sebab, tubuh tidak memiliki antibodi untuk mencegah atau melawan virus polio tersebut. Lalu, anak yang mengalami gizi buruk dan kebersihan di lingkungannya tidak terjaga dengan baik juga memiliki risiko lebih besar terjangkit virus polio.
-
Apa saja gejala awal dari penyakit polio? Gejala awal polio mirip dengan gejala flu biasa, seperti demam, sakit kepala, dan nyeri otot.
Polio sangat berbahaya bagi anak-anak karena dapat menyebabkan kelumpuhan permanen, kesulitan bernapas, dan bahkan kematian. Anak-anak yang terinfeksi akan mengalami gejala seperti demam, kelemahan otot, nyeri kepala, muntah, dan sulit berjalan. Kelumpuhan akibat polio bersifat permanen dan tidak bisa diobati, hanya dapat dilakukan fisioterapi untuk mengurangi efek lumpuhnya.
Pentingnya vaksinasi polio tidak bisa diabaikan, karena dapat melindungi anak-anak dari kelumpuhan permanen hingga kematian. Oleh karena itu, imunisasi polio sangat dianjurkan untuk mencegah penularan penyakit ini.
Gejala Polio
Gejala penyakit polio dapat bervariasi dari ringan hingga parah dan terbagi menjadi dua jenis utama: polio nonparalisis dan polio paralisis. Berikut adalah penjelasan lengkap tentang gejala-gejala tersebut:
Polio Nonparalisis
Polio nonparalisis, juga dikenal sebagai polio abortif, adalah bentuk ringan dari penyakit ini. Gejala-gejalanya muncul 6–20 hari setelah terpapar virus dan biasanya berlangsung selama 1–10 hari. Gejala polio nonparalisis meliputi:
- Demam: Suhu tubuh meningkat.
- Sakit kepala: Rasa nyeri di area kepala.
- Radang tenggorokan: Kemerahan dan nyeri pada tenggorokan.
- Muntah: Refleks muntah yang sering terjadi.
- Otot terasa lemah: Kelemahan pada otot tanpa kelumpuhan.
- Kaku di bagian leher dan punggung: Kesulitan menggerakkan leher dan punggung karena kekakuan.
- Nyeri dan mati rasa di bagian lengan atau tungkai: Sensasi tidak nyaman pada lengan atau kaki.
Polio Paralisis
Polio paralisis adalah bentuk yang lebih serius dan dapat menyebabkan kelumpuhan permanen. Gejala awalnya mirip dengan polio nonparalisis, tetapi dalam waktu satu minggu, gejala tambahan dapat muncul, seperti:
- Hilangnya refleks tubuh: Tidak adanya reaksi refleks ketika dilakukan pemeriksaan.
- Ketegangan otot yang terasa nyeri: Otot menjadi sangat kaku dan menyakitkan.
- Tungkai atau lengan terasa lemah: Kekuatan otot pada lengan atau kaki menurun.
- Kelumpuhan: Kehilangan kemampuan untuk menggerakkan bagian tubuh tertentu, yang bisa bersifat sementara atau permanen.
Sebagian besar orang yang terinfeksi virus polio tidak menunjukkan gejala sama sekali atau hanya mengalami gejala yang sangat ringan. Namun, mereka tetap dapat menularkan virus kepada orang lain.
Cara Penularan Polio
Polio, atau poliomyelitis, adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus polio. Virus ini dapat merusak sistem saraf pusat dan menyebabkan nyeri serta kelumpuhan otot. Berikut adalah cara penularan polio:
- Kontak Langsung: Virus polio dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan tinja orang yang terinfeksi. Ini adalah cara penularan utama, terutama di daerah dengan sanitasi yang buruk.
- Rute Fekal-Oral: Penularan juga bisa terjadi melalui rute fekal-oral, yaitu ketika seseorang mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi dengan virus polio dari tinja.
- Percikan Ludah: Meskipun lebih jarang, virus polio juga bisa menyebar melalui percikan ludah saat orang yang terinfeksi bersin atau batuk.
- Makanan atau Minuman Terkontaminasi: Penularan dapat terjadi melalui konsumsi makanan atau minuman yang telah terkontaminasi dengan virus polio.
Penting untuk diingat bahwa meskipun seseorang tidak menunjukkan gejala, mereka masih dapat menularkan virus kepada orang lain. Oleh karena itu, vaksinasi adalah cara pencegahan yang paling efektif terhadap polio.
Faktor Risiko Polio
Faktor risiko penyakit polio adalah kondisi atau situasi yang meningkatkan kemungkinan seseorang untuk terinfeksi virus polio. Berikut adalah beberapa faktor risiko utama:
- Tinggal di Daerah Terpencil: Orang yang tinggal di daerah terpencil dengan sulitnya akses air mengalir yang bersih, terutama untuk mandi, cuci, dan kakus (MCK), memiliki risiko lebih tinggi terkena polio.
- Ibu Hamil dengan HIV Positif: Ibu hamil yang positif HIV memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih lemah, sehingga lebih rentan terhadap infeksi virus polio.
- Anak-anak yang Tidak Divaksinasi: Anak-anak yang belum atau tidak mendapatkan vaksinasi polio memiliki risiko tinggi terinfeksi virus polio.
- Bepergian ke Daerah Endemik: Orang yang bepergian ke daerah yang baru saja terjadi wabah polio atau daerah dengan virus polio endemik berisiko tinggi tertular penyakit ini.
- Tinggal atau Merawat Pengidap Polio: Tinggal serumah atau merawat orang yang terinfeksi virus polio meningkatkan risiko penularan.
- Bekerja dengan Spesimen Virus: Orang yang bekerja dengan spesimen virus polio, seperti di laboratorium, memiliki risiko lebih tinggi terpapar virus ini.
- Riwayat Tonsilektomi: Orang yang telah menjalani operasi pengangkatan amandel (tonsilektomi) mungkin memiliki risiko lebih tinggi terinfeksi virus polio.
- Sistem Kekebalan Tubuh yang Menurun: Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang menurun, seperti penderita HIV/AIDS, lebih rentan terhadap infeksi virus polio.
- Stres atau Aktivitas Berat: Stres atau aktivitas berat yang berkepanjangan dapat menurunkan kekebalan tubuh, sehingga meningkatkan risiko terinfeksi virus polio.
Penting untuk diingat bahwa vaksinasi adalah cara pencegahan yang paling efektif terhadap polio. Vaksin polio dapat melindungi individu dari risiko terinfeksi virus ini dan mencegah penyebaran penyakit.