Cingcowong, Ritual Memanggil Hujan ala Warga Kuningan yang Gunakan Boneka Cantik
Ritual Cingcowong merupakan sebuah kebiasaan turun temurun yang dilakukan oleh warga Desa Luragung, Kuningan, Jawa Barat ketika berbulan-bulan di wilayah mereka tidak turun hujan sehingga terjadi dampak yang signifikan.
Indonesia merupakan negara yang kaya akan tradisi unik. Salah satunya adalah tradisi memanggil hujan yang biasa dilakukan oleh masyarakat di Luragung, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat melalui ritual Cingcowong.
Sebuah kebiasaan turun-temurun yang dilakukan saat di wilayah tersebut tidak diguyur hujan dalam waktu yang lama. Mengingat kebutuhan air akan berdampak signifikan bagi kehidupan masyarakat setempat.
-
Apa kabar terbaru dari Nunung? Nunung bilang badannya sekarang udah sehat, ga ada keluhan lagi dari sakit yang dia alamin. Kemo sudah selesai "Nggak ada (keluhan), karena kemo-nya sudah selesai sudah baik, aman, Alhamdulillah," tuturnya.
-
Kapan Rohana Kudus mendirikan surat kabar Soenting Melajoe? Sebagai jurnalis perempuan pertama di Indonesia, Rohana Kudus mendirikan surat kabar khusus perempuan yang ia pimpin sendiri, bernama Soenting Melajoe pada 10 Juli 1912.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Kapan nama surat kabar Benih Merdeka diubah? Akhirnya pada tahun 1920, ia mengubah nama menjadi "Mardeka".
-
Apa isi dari surat kabar Soenting Melajoe? Terbit pertama kali pada 10 Juli 1912, isi dari surat kabar Soenting Melajoe ini seperti tajuk rencana, sajak-sajak, tulisan atau karya mengenai perempuan, hingga tulisan riwayat tokoh-tokoh kenamaan.
-
Siapa yang diduga berselingkuh dalam berita tersebut? Tersandung Dugaan Selingkuh, Ini Potret Gunawan Dwi Cahyo Suami Okie Agustina Gunawan Dwi Cahyo suami Okie Agustina kini sedang menjadi sorotan usai foto diduga dirinya menyebar di sosial media.
Asal Usul Cingcowong
www.infobudaya.net ©2020 Merdeka.com
Di masa lalu, kegiatan pemanggilan hujan ala masyarakat Desa Luragung ini dikomandoi oleh seorang tokoh wanita bernama Rantasih. Ia berupaya mengajak warga sekitar untuk berusaha mengatasi keadaan yang sedang dialami masyarakat setempat (keadaan kemarau panjang) namun gagal.
Menurut informasi yang dikutip dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, Rantasih lantas terus mencoba dengan mengajak masyarakat melalui penabuhan ceneng (alat pemukul tradisional khas Sunda) dan usahanya mengumpulkan warga pun berhasil.
Ketika itu Rantasih menyampaikan petunjuk yang datang pada saat tirakat, yaitu dengan cara tidak makan, tidak minum, dan tidak tidur selama tiga hari tiga malam, bahwa cara meminta hujan adalah dengan melakukan upacara ritual melalui media Cingcowong.
Boneka Putih Cantik
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/ ©2020 Merdeka.com
Ritual Cingcowong tak pernah lepas dari sebuah boneka berwarna putih yang mirip Jaelangkung dan terbuat dari susunan bambu dan batok kelapa.
Boneka tersebut didandani layaknya seorang wanita cantik plus aksesoris baju dan sampur serta diberi kalung yang terbuat dari melati.
Pelaksanaan Cingcowong
budaya-indonesia.org ©2020 Merdeka.com
Dalam setiap pelaksanaannya, ritual cingcowong dimainkan oleh satu orang pemandu bernama Punduh yang dianggap memiliki kemampuan khusus di bidang spiritual menurut kepercayaan setempat.
Biasanya seseorang dianggap Punduh karena dia memiliki inisiatif yang kuat, dan dianggap bisa berkomunikasi dengan makhluk tak kasat mata.
Hal wajib yang perlu ada selain boneka cantik dan punduh perlu juga disediakan taraje (tangga bambu) dan satu buah tikar, serta alat pendukung lainnya adalah sesajen seperti: menyan, kaca, sisir, dan ember.
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/ ©2020 Merdeka.com
Selanjutnya dua orang pemegang tikar ketika digerakkan (gerakkan yang mirip jaelangkung), dua orang penabuh buyung yang dipukul oleh kipas, dan satu orangnya lagi memainkan alat musik ceneng yang terbuat dari bahan kuningan.
Nawita selaku punduh pun membawa boneka cantik tersebut untuk diajak melangkah diatas tangga bambu sebanyak tiga kali, dan ditahap inti boneka tersebut dipangku serta dirasuki lelembut sambil didoakan dan dinyanyikan lagu Cingcowong:
Lagu Cingcowong
©2020 Merdeka.com
Cingcowong-cingcowong
Bil guna bil lembayu
Shalala lala lenggut
Lenggute anggedani
Aya panganten anyar
Aya panganten anyar
Lili lili pring
Denok simpring ngaliro
Mas borojol gedog
Mas borojol gedog
Lilir guling gulinge sukma katon
Gelang-gelang layone
Layoni putra maukung
Maukung mangundang dewa
Anging Dewa anging sukma
Bidadari lagi teka
Bidadari lagi teka
Jak rujak ranti
kami junjang kami loko
Pajulo-julo
temu bumiring mandiloko
Huja….. Hujan…..Hujan……