Fakta Menarik Seni Silat Pandeglang yang Masih Eksis hingga Sekarang
Menurut Ketua Padepokan Pencak Silat Kusuma Sari Saketi, Janali, saat ini sejumlah padepokan silat di Pandeglang masih kebanjiran panggilan pertunjukan hingga membantu pemasukan ekonomi.
Seni bela diri pencak silat asal Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, masih terus eksis hingga sekarang.
Pernyataan ini disampaikan oleh Ketua Padepokan Pencak Silat Kusuma Sari Saketi, Janali (60). Menurutnya, saat ini sejumlah padepokan silat di Pandeglang masih kebanjiran panggilan pertunjukan hingga membantu pemasukan ekonomi.
-
Bagaimana para jawara Banten mendapatkan kekuatannya? Kekuatan magis yang dimiliki para jawara ini bersumber dari para kiai melalui bimbingan khusus. Ilmu-ilmu yang dimanfaatkan untuk memukul mundur penjajah di antaranya brajamusti, kanuragan, dan ilmu kebal.
-
Apa saja yang ditemukan di Situs Banten Girang sebagai bukti peradaban di masa lampau? Di area tersebut terdapat kompleks bangunan, arca hingga makam dari tokoh agama yang cukup berpengaruh kala itu.
-
Kenapa Banten disebut tanah jawara? Para jawara berada di bawah komando para ulama dan kiai yang saat itu menjadi sumber kekuatan sosial dan spiritual di Banten. Para kiai ini memiliki dua kategori murid, yang pertama adalah para santri yang terus masif menyebarkan agama Islam untuk mengusir penjajah. Lalu murid kedua adalah para jawara yang fokus menangani perlawanan secara fisik dan spiritual.
-
Bagaimana pernyataan tersebut dibantah? Seorang dokter kulit di negara bagian Maryland, AS yang berspesialisasi dalam terapi cahaya untuk penyakit kulit membantah klaim kacamata hitam yang dikaitkan dengan kanker."Apakah kacamata hitam yang menghalangi sinar UV bersifat melindungi? Ya. Apakah ada bukti bahwa memakai kacamata hitam berbahaya bagi kesehatan mata atau kulit? Tidak," dikutip dari AFP.
-
Apa isi dari surat kabar *Bataviasche Nouvelles*? Mengutip dari berbagai sumber, isi konten tulisan yang ada di surat kabar Bataviasceh Nouvelles ini mayoritas adalah iklan. Ada pula beberapa terbitannya juga memuat aneka berita kapal dagang milik VOC.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
"Kita sekarang ini hanya tiga hari dalam satu pekan libur, karena banyak tampil di tempat-tempat hajatan seperti perkawinan dan khitanan," kata Janali, Minggu (31/7), dilansir dari Antara.
Pernah Pentas hingga Luar Daerah
Keunikan pencak silat khas Pandeglang memang menarik banyak pihak. Bahkan padepokan milik Janali pernah pentas hingga Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Bali. Pesanan pertunjukan masih terus datang silih berganti, hingga Janali dan anggotanya kewalahan.
Namun saat ini, dirinya memiliki sekitar 30 anggota dan membatasi hari untuk libur. Itu dimaksudnya untuk menjaga stabilitas kesehatan. Sebab, permainan seni pencak silat ini menguras tenaga, dengan durasi delapan jam dalam sekali permainan.
©2022 dokumentasi Dispora Banten/ Merdeka.com
Menyandingkan dengan Kesenian Debus Banten
Dalam permainan pencak silat tersebut, ditampilkan sejumlah jurus yang dikembangkan oleh Persatuan Pencak Silat Indonesia ( PPSI), Persatuan Pendekar Persilatan Seni dan Budaya Banten Indonesia (PPPSBBI), serta Kesenian Tradisional (Kesti) Tjimande Tari Kolot Kebon Djeruk Hilir (TTKKDH).
Uniknya, turut disandingkan juga permainan seni bela diri debus, yang sudah tersohor sejak lama di Banten.
"Kami mempermainkan juga seni bela diri debus khas Banten dengan memperagakan kekebalan tubuh dengan menggunakan senjata tajam, tetapi kebal dari bacokan senjata tajam itu maupun siraman air keras," katanya.
Tarif Nanggap Pencak Silat Pandeglang
Untuk tarif menanggap seni pencak silat asli Pandeglang tersebut, bervariasi dan biasanya tergantung jarak. Untuk bermain di sekitar wilayah Kabupaten Pandeglang, biasanya besaran tarif antara Rp3 juta sampai Rp5 juta.
Untuk wilayah Tangerang, Jakarta, Bandung berkisar antara Rp7 juta sampai Rp10 juta. Janali mengaku, saat pentas di Provinsi Bali dan NTB pihaknya pernah diberi tarif satu orang dibayar Rp1 juta dengan total Rp30 juta.
Dulu Dipakai untuk Lawan Penjajah
Sementara, Ketua Padepokan Pencak Silat Kusuma Jaya Desa Kadu Royok Cisata Kabupaten Pandeglang, Roni (50) mengatakan jika dirinya terus berusaha untuk melestarikan seni bela diri pencak silat ini sebagai penerus orang tua dan buyutnya.
Dahulu, seni bela diri tersebut merupakan warisan sejak zaman penjajahan, di mana banyak tentara Belanda yang tewas saat melawan jawara silat dari Banten.
"Banyak tentara Belanda yang tewas ketika melawan para pendekar Banten," katanya.
Saat ini, kata roni, perkembangan seni bela diri pencak silat sendiri sudah menjadi hiburan masyarakat yang bisa membantu pendapatan ekonomi dari para pelakunya.
"Kami selama sepekan bisa menghasilkan Rp20 juta dengan lima kali pentas sehingga bisa membantu ekonomi sebanyak 20 anggotanya," katanya, dilansir dari Antara.
Dinilai Lebih Aman dari Hiburan Dangdut
Saat pementasan, permainan seni pencak silat selalu didukung dengan irama kendang, gong dan terompet yang mengiringi para pesilat dalam memperagakan jurus silat.
Sementara itu, Samsudin (50), warga Pulosari Pandeglang mengatakan dirinya pernah mengundang seni pencak silat untuk merayakan pesta pernikahan anaknya.
Selama ini, katanya, hiburan pencak silat dinilai lebih aman ketimbang mengundang hiburan musik dangdut.